Adam saat ini berada di taman di dekat kantornya, ia saat ini sangat penat dengan semua tumpukan dokumen-dokumen yang harus ia baca dan ia pelajari.
"Hugff.." Adam mendengus pelan.
Setelah berjalan tanpa tujuan di sekitar kantor yang cukup ramai karena terletak di area pusat perbelanjaan, Adam begitu saja memasuki cafe itu. Waktu sudah menunjukkan 4 sore, suasana sangat ramai di luaran sana.
Cafe itu terletak di pinggir jalan, di area yang dipadati pejalan kaki yang lalu lalang. Suasananya sangat sejuk dan menyenangkan, karena dipenuhi oleh tanaman hijau yang ditata dengan indahnya, dengan dinding-dinding dari kaca yang memantulkan lampu jalan. Cafe itu buka dua puluh empat jam. Dan Adam langsung menemukan tempat yang cocok untuk duduk. Dia duduk di sebuah sudut yang nyaman dan membuka buku menu yang ada di meja. Suasana cafe cukup ramai, seakan-akan kehidupan terus berjalan di dalam sini.
Pada saat yang sama seorang pelayan, pria setengah baya mendekatinya dan tersenyum ramah kepadanya,
"Selamat malam, apakah anda ingin memesan sesuatu?"
Adam mendongak menatap wajah yang ramah itu dan tersenyum, "Saya ingin steak yang ada di menu ini." Ditunjuknya gambar yang menggiurkan di buku menu itu, lalu mengernyit bingung ketika akan memesan minuman.
"Segelas anggur merah akan membuat tidur anda nyenyak." Pelayan itu memberi saran dengan ramah.
Adam menatap pelayan itu ragu bertanya-tanya kenapa pelayan itu bisa mengetahui bahwa dia susah tidur... Jangan-jangan matanya sudah seperti panda? Dengan malu Adam menundukkan kepalanya dan kembali melihat daftar menu, tergoda.
"Baiklah, saya pesan itu juga." Jawab Adam pelan, lalu menatap pelayan yang membungkukkan tubuhnya dengan sopan dan melangkah pergi. Segelas anggur merah tidak akan membuatnya mabuk.
Adam membuka laptopnya dan mulai mengerjakan dokumennya, tetapi baru beberapa detik dia mendesah. Berkas yang biasa dia kerjakan sekarang mengapa ia sangat penat memikirkannya.
Adam dulu sangat lancar untuk menyelesaikan dengan mudah. Tetapi sekarang, setiap dia akan mengerjakan nya, hatinya mencemooh. Ingatan akan Anjani saat-saat ini kembali menyerbunya, membuat pikiran nya tidak bisa berkonsentrasi.
Suara yang feminim itu mengejutkan Adam dari lamunannya, dia mendongakkan kepalanya dan langsung bertatapan dengan sosok cantik yang begitu mendominasi ruangan, dengan pakaian serba hitam dan wajah yang misterius.
"Apa kau masih mengenaliku tuan?" tanya gadis itu.
Adam mengernyitkan keningnya, menoleh ke belakangnya, tidak ada orang lain di dekatnya. Jadi memang benar wanita ini sedang menyapanya. Dia mengenal wanita ini, Adam mengangguk acuh.
"Para pekerja memang sering membawa perkejaan kemari untuk mencari suasana baru." Wanita itu tersenyum. "Maafkan aku tidak sopan menyapamu begitu saja."
Dia mengulurkan tangannya. "Halo, perkenalkan lagi nama ku Angel, pemilik kafe ini,"
Adam tetap ragu, meskipun begitu, demi kesopanan dia menyambut uluran tangan wanita itu.
"Halo juga..." Adam masih bingung harus berkata apa ia masih ingat kalau semalam wanita ini diturunkan paksa oleh Adam.
"Aku Adam" Gumamnya pelan. Masih terpukau atas senyum ramah dan kecantikan wanita di depannya itu.
"Oke kalau begitu, aku harap kau tidak bosan berkunjung kemari." Wanita itu menganggukkan kepalanya lalu melangkah pergi.
Adam masih terdiam, mengamati kepergian wanita itu. Mungkin sudah budaya di cafe ini untuk ramah kepada para pelanggannya, pikirnya dalam hati. Gadis itu tampak baik, ramah, dan sopan... tetapi kemudian ingatan akan Anjani menyerangnya dan membuatnya merasa pahit.
Piring berisi daging beraroma harum dan menggiurkan yang diletakkan di depannya,
"Dan ini anggurnya." Pelayan setengah baya itu tersenyum ramah. "Anda tahu, daging steak sangat cocok di nikmati dengan aggur merah"
Ketika pelayan itu pergi, Adam menyentuh gelas anggurnya dengan ragu. Lalu setelah menghela napas panjang dia menghirup aromanya pelan. Aroma anggur yang manis menguar dari sana, menggoda Adam untuk menyesap anggur itu, di minum nya anggur itu dan mendesah nikmat.
Ada manis yang kental bercampur rasa pekat alkohol yang pas, tidak berlebih. Ini adalah jenis anggur yang bisa dinikmati di kala santai tanpa takut mabuk. Dan Adam sungguh-sungguh berharap anggur ini benar-benar berkhasiat untuk membuatnya tidur. Dia sungguh butuh tidur nyenyak malam ini.
...
Tetapi malam itu Adam tidak bisa tidur lagi, dia sudah mencoba berbaring tetapi hanya berguling bolak-balik di atas ranjang. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan keluar. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi kawasan tempat tinggalnya cukup aman dan ramai untuk keluar di malam hari.
Sarah yang merasa tempat tidur disebelah nya itu kosong segera mencari keberadaan suaminya tersebut. Dimulai dari kamar mandi dan ia jga menuju ruangan tempat kerjanya.
Sarah tidak menemukan keberadaan sang suami dimana-mana, sampai ada bunyi pintu yang terbuka,'Cklek' dan Sarah melihat kearah pintu itu, di lihatnya sang suami telah masuk dan duduk di sofa depan tv. Adam tidak menyadari keberadaan Sarah.
"Sayang," panggil Sarah.
Adam yang kaget mendengar sapaan sang istri pun sedikit melonjak.
"oh , sayang kau kenapa bangun, apa ada sesuatu yang kau inginkan?"tanya Adam kepada Sarah yang saat ini masih berdiri tepat di depan kulkas.
"Aku terbangun ingin mengambil air minum, tetapi ku lihat kau tidak ada di sampingku, kau dari mana malam-malam begini keluar masi memakai pakaian tidur," jawab Sarah sedikit penasaran.
"Ini aku barusan keluar membeli sesuatu untuk cemilan," Adam mengangkat kantong plastik yang di pegang nya.
"Aku sedang ingin menonton film tetapi ku lihat di lemari tidak ada cemilan untuk menemani ku menonton, maka nya aku keluar sebentar membelikan ini," jawab Adam sedikit menjelaskan.
Sarah yang mendengarkan suaminya menjelaskan hanya mengangguk pertanda mengerti.
"Baiklah sayang, aku ingin pergi tidur lagi, kau jangan terlalu malam, segera tidur bila sudah mengantuk," Sarah menjawab sambil berjalan menuju kamarnya.
Sebenarnya ada perasaan lega melihat suaminya pulang, karena Sarah saat ini merasa ada sesuatu yang akan terjadi di dalam rumah tangganya ini.
"Iya sayang, tidur lah nanti aku akan menyusul mu," jawab Adam.
Adam yang sedang asik nonton saat itu, di kejutkan dengan sentuhan di atas tangan nya, dia merasakan sesuatu ada yang menyentuh tangan nya, tetapi d sana tidak menemukan apa-apa.
Setelah memastikan tidak ada sesuatu Adam kembali lagi fokus menonton, dan tiba-tiba lampu dirumahnya redup, dan dia merasakan ada sesuatu yang melewatkan nya di belakang. Dia segera berbalik ke arah belakang tidak ada apa-apa, tidak mungkin itu Sarah yang melewatinya, Aku sangat yakin dengan apa yang kurasakan.
Adam memutuskan untuk tidak melanjutkan menonton, Baru beberapa langkah, lampu di ruangan tv kembali hidup secara normal, merasakan ada yang aneh Adam langsung buru-buru menuju kamar, tiba di dalam kamar Adam melihat istrinya tidur dengan tenang.
Adam berusaha untuk memejamkan mata tetapi itu sangat sulit, ia merasa banyak kejadian aneh tapi ia tidak percaya dengan hal-hal yang tak terlihat oleh mata.
...
Adam dan Sarah saat ini sedang menikmati sarapan paginya, dikejutkan oleh bunyi bel yang menandakan ada seseorang yang datang.
"Siapa pagi-pagi begini datang," omel Adam yang segera menuju ke depan pintu.
Ting.. tong ...
"Kenapa kau kemari pagi sekali?" Adam mengernyit, menatap sahabatnya ingin tahu.
Sementara itu Bimo tampak tidak peduli, dia melangkah masuk ke ruangan kerja dan membanting tubuhnya di sofa.
"Aku sedang mengerjakan proyek untuk desain kantor dan tempatnya dekat rumahmu. Pekerjaan itu baru selesai tadi pagi dan aku memutuskan untuk berkunjung ke rumahmu pagi ini sekaligus menumpang tidur, tetapi kulihat kau sudah siap untuk pergi kekantor, mungkin aku akan menumpang mobilmu saja untuk pulang nanti, aku mengantuk sekali tidak mungkin untuk berkendara jauh-jauh.
Adam meraih jasnya dan melirik sahabatnya tanpa ekspresi, "Baiklah kau bisa menumpang dengan ku dan mengantarkan mu." Gumamnya tenang, Sarah yang melihat hanya tersenyum saja.
"Apakah kau tidak mau sarapan dulu," Tanya Sarah kepada Bimo.
"Terimakasih Sarah, mungkin aku langsung saja untuk pulang karena aku sangat mengantuk," Bimo menjawab sambil tersenyum ramah.