Bab 85

1309 Kata
Caca yang saat ini tidak bisa tertidur akhirnya mengambil sebuah album foto yang berada ada di lemari meja di sebelah tempat tidur. Caca membuka satu persatu lembar halaman yang menyimpan semua foto kenangan kekasihnya itu, dan ia terpaku melihat wajah yang tergambar di foto itu. "senyuman mu sangat manis Anjani, Semoga Kau Di Sana dapat tersenyum manis seperti di dalam foto ini, Seandainya kau masih ada di sampingku pasti kau adalah salah satu orang yang sangat bahagia melihat ku saat ini sudah bersama orang yang aku cintai," Caca membelai foto yang terdapat Anjani sedang tersenyum. Caca tidak merasa cemburu karena ada foto Anjani di album kenangan kekasihnya itu, karena ia sangat tahu bahwa Adam dan Anjani juga seorang sahabat sama seperti dirinya dan Sarah. dan entah mengapa Caca tidak bisa marah ataupun cemburu bila dulu Anjani dan Bimo yang begitu akrab, Caca tidak pernah mengungkapkan isi hatinya kepada lelaki yang saat ini sudah menjadi kekasihnya selama bertahun-tahun ini, ia tidak cukup percaya diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Bimo saat itu, dan yang tahu perasaan ini semuanya adalah Anjani, sebenarnya semasa hidupnya Anjani selalu ingin mendekatkan dirinya dan Bimo saat itu, Anjani sangat yakin bila Bimo adalah orang yang sangat cocok dan tepat untuk mendampingi dirinya. Flashback.. saat ini Anjani dan Caca sedang duduk di sebuah bukit, di sekitaran tempat duduk Mereka banyak orang yang berlalu Lalang, ada yang sedang berolahraga ataupun duduk-duduk seperti mereka saat ini. Anjani yang sedang menonton kekasihnya dan sahabatnya itu sedang bermain bola. "Caca, Menurutmu apakah Bimo adalah lelaki yang tampan?" Anjani bertanya kepada Caca yang saat ini sedang membaca novel yang yang dibawanya dari rumah tadi. Caca yang mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu mengerutkan kening karena ia sangat bingung maksud dari sahabatnya itu. "maksudmu?" Caca pura-pura bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan Anjani tadi. "maksudku Apakah Bimo dimata mu Iya terlihat tampan ?" Anjani menekan kan kata-kata pertanyaan yang di ulangnya kembali. Caca tetap tidak bisa menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu karena ia tidak tahu apa yang harus ia jawab, tetapi di dalam hati Caca mengiyakan Semua ucapan dari Anjani tadi. "Mengapa kau tidak menjawab Caca, iya atau tidak," Caca yang saat ini sedang menahan malu akhirnya tertangkap Anjani perubahan warna kulit yang saat ini menjadi memerah dan Caca menunduk pertanda orang yang sedang malu-malu. "mukamu memerah, Apa kau malu?"ucap Anjani yang saat ini sedang menggoda sahabatnya itu. "Siapa yang malu, habisnya kau bertanya kepadaku masalah yang tidak pernah kupikirkan, Sepertinya itu juga tidak perlu dipertanyakan karena lihat di sana banyak wanita-wanita yang sedang mengagumi mereka berdua saat ini, sudah jelas berarti mereka sangat tampan!" Caca sedikit meninggikan suaranya karena Anjani melihat mukanya yang memerah, tetapi Caca pun bisa mengembalikan warna merah itu ke wajah Anjani saat ia menunjuk sekelompok wanita yang sedang melihat kagum ke arah Adam dan Bimo yang saat ini sedang bermain bola. "dan sekarang wajahmu yang mau merah, kau saat ini sedang malu atau sedang menahan marah, dan mengapa wajahmu terlihat sangat kencang seperti itu?" Caca sengaja bertanya seperti itu untuk mengalihkan semua pembicaraannya mereka tadi. Anjani yang tampak ingin melabrak gadis-gadis yang saat ini sedang menatap kekasihnya itu ditahan oleh Caca. "sudah tahan emosi mu, ngapain juga kau repot-repot melabrak mereka, Lagian Adam tidak menggubris semua Tatapan yang ia terima saat ini, lihat itu kekasihmu sedang Melambaikan tangan kepadamu saat ini, sudah jelaskan itu pertanda Adam sangat mencintaimu, Jadi kau jangan bersikap terlalu bar bar," mendengar semua ucapan Caca saat ini Anjani sadar karena ia tidak bisa menahan emosinya, dan benar yang diucapkan Caca, ia tidak perlu khawatir karena Adam sangat mencintai dirinya. Anjani pun membalas lambaian tangan kekasihnya itu, dan Anjani memikirkan pembalasan yang sangat kejam tetapi tidak menimbulkan kegaduhan, agar gadis-gadis yang tadi menatap lapar terhadap kekasihnya itu akan gigit jari. Anjani mengambil botol minuman dingin dan ia menuju ke dalam lapangan, Adam yang melihat Anjani memberiku di lambaian agar mendekat kepadanya, setelah itu Adam berlari kecil untuk mendekat kepada Anjani. "ini minuman untukmu, Wah kau sangat berkeringat sayang," Anjani saat ini sedang menyeka keringat kekasihnya itu dengan sentuhan mesra, Dan inilah pembalasan yang sangat kejam menurut Anjani terhadap gadis-gadis yang saat ini sedang menatap dirinya dengan pandangan kecewa. Anjani ketawa di dalam hati, ia sangat puas melihat wajah gadis-gadis tadi yang tampak mengenaskan. "Hei kau hanya membawa satu minuman saja ke sini," Bimo yang tiba-tiba datang dari belakang Adam melihat dengan malas. "Pergilah temui kekasihmu di sana itu, Iya sudah menyiapkan kau minuman! ucap Anjani sambil menunjuk ke arah Caca yang saat ini sedang melihat kearah mereka. "Kekasihku,siapa?" Bimo pun mengikuti arah tangan Anjani yang saat ini sedang menunjuk seorang gadis yang sedang memandang mereka. "itu kan temanmu, Mengapa kau bilang dia Kekasihku!" Bimo bingung dengan ucapan dari sahabatnya itu. "karena kalian berdua jomblo,kau tampan dia cantik, dan kulihat kalian berdua itu sangat cocok satu sama lain, karena aku kenal kalian berdua, sudah sana Jadi kan ia Kekasihmu, ku jamin kau tak akan menyesal dengan Pilihanku itu Bim,"Adam hanya menyimak dan mendengar obrolan dari dua orang yang mengaku sahabat tetapi selalu bertengkar satu sama lain. "jadi tidak adakah minuman untukku?" Bimo mengalihkan pembicaraan saat ini. "ada sana, Pergilah dan minta kepada Caca, kalian berdua ngobrol saja di sana Kami akan berjalan-jalan di sekitaran sini,"Anjani sengaja meninggalkan Bimo yang sedang bingung, akhirnya Bimo pun melangkah ke arah Caca yang saat ini menunduk kan kepala karena ia tahu saat ini lelaki itu sedang menuju kearahnya. "Hai boleh aku duduk di sini," ucap Bimo pertama kali saat menyapa Caca. dan Caca hanya menganggukan kepala. flashback off ... Caca mengingat semua kenangan yang terjadi di antara ia dan Anjani. saat itu adalah pertama kali Bimo menyapanya, Caca dan Bimo sebenarnya sudah kenal sejak lama tetapi mereka tidak pernah saling sapa. Caca sangat senang malam ini karena ia dapat mengingat kembali kenangan manis bersama mendiang sahabatnya itu, tak terasa air mata pun mengalir di pipi mulusnya, jujur ia sangat kehilangan sosok Anjani tetapi ia juga tidak bisa melawan takdir yang ada, sampai saat ini kematian Anjani menjadi sebuah misteri yang belum terpecahkan. malam semakin larut, tiba-tiba Caca merasakan bau wangi yang sangat menyengat di Indra penciumannya, angin dingin menerpa wajahnya, Caca meyakini bahwa wangi yang dicium yang saat ini adalah bentuk sapaan dari mendiang sahabatnya itu. "Apa kau ada di sini?"ucap Caca di dalam hati, Caca memejamkan mata agar ia dapat merasakan semua. "Terima kasih banyak kau telah menyapa aku malam ini, semoga kau dapat beristirahat dengan tenang Aku akan senantiasa mendoakan mu dari sini, dan juga kumohon kau dapat mendoakan ku agar lancar menjalani bisnis yang telah Kita cita-citakan sejak dulu,"Caca masih setia memejamkan matanya dan ia pun berbicara di dalam hati seakan-akan Anjani saat ini sedang bersamanya. Caca menutup album foto yang tadi ia lihat sekarang ia telah bersiap untuk tidur di samping kekasihnya. Caca masih tersenyum ia yakin saat tidur nanti ia akan Bermimpi indah. ... Adam dan Sarah saat ini sedang berada di dalam kamar hotel dan mereka telah membereskan semua pakaian mereka, dan saat ini mereka sedang beristirahat untuk persiapan nanti malam. Sarah yang begitu excited akan pergi mengunjungi kota lain sangat senang dan ia pun saat ini malah tidak bisa memejamkan matanya. Tetapi ia tetap mempertahankan posisi saat ini yang sedang berbaring di samping suaminya. setelah mereka menghabiskan waktu beberapa jam untuk beristirahat, Adam dan Sara saat ini telah bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya, dan di dalam perjalanan Sarah mencoba menemani suaminya yang sedang menyetir. "sayang Bila Kau lelah sebaiknya kita nanti berhenti, jangan kau paksakan bila kau sedang kelelahan,"ucap Sarah yang mewanti-wanti suaminya tersebut. "baiklah sayang, aku akan mengikuti semua ucapan mu saat ini karena aku tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kemarin," Adam menjawab dengan tetap berkonsentrasi menyetir. Sarah mengambil termos yang telah diisi dengan kopi, ia menuangkan ke dalam Cup, dan ia membantu Adam agar dapat meminum kopi yang sebelum diberikan Sarah membantu meniup minuman yang masih terasa panas.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN