Lia dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Semua keluarga dibuat khawatir oleh kondisi wanita itu. Terlebih lagi mereka baru tahu, ternyata selama ini Lia sedang mengandung.
PLAK!
Sorot maya Zora menajam saat melihat putranya datang dengan wajah tidak bersalah. Karena Sacha lah Lia bisa masuk ke rumah sakit seperti ini. Karena lelaki itu juga Lia hampir saja kehilangan janjinnya.
“Mama tidak tahu bagaimana otakmu itu berpikir, Sacha,” ujar Zora, tatapan matanya kian menajam.
“Tapi aku memang tidak pernah menginginkan bayi itu, Mah!”
PLAK!
Sekali lagi Zora menampar putranya, perasaanya tidak lagi merasa bersalah karena telah melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Sacha telah kelewat batas, itu lah yang ada di dalam pikiran Zora sekarang.
BUNG
