“Li, sendirian?” Suara Marthin membuat Lia yang sedang duduk sendiri di kantin terkejut. Wanita itu menoleh kearah samping dan sudah mendapati Marthin duduk di sisinya. “Iya nih. Lo sendiri, kenapa sendirian? Kemana musuh lo berantem?” tanya Lia. “Lo ngariin gue?” Suara dari arah seberang sana membuat Lia dan Marthin menoleh secara bersamaan. Dilihatnya Gianna sedang berjalan kearah mereka dengan wajah masam. Nampaknya ada insiden yang membuat hati gadis itu kesal. “Lo kenapa?” tanya Lia setelag Gianna duduk di bersamanya. Gianna membanting buku makalahnya yang setebak lima senti, lalu berkata dengan nada yang sangat kesal, “Masa makalah setebel ni harus gue revisi sih? Yang bener aja.” “Emangnya ada yang salah? Perasaan punya gue oke-oke aja, kita kan ngerjainnya barengan,” uja