Menyusul. Ya, tidak ada pilihan selain itu. Sean pun takut jika Hara akan mual, dan hanya dia yang bisa menangani di kala kondisi tersebut. Kini, Hara sedang membantunya membuka baju seusai pria itu pulang dari kantor dan mendatangi rumahnya. Tampak, tak ada suara sama sekali dari Hara. Sean pun merasa jika ada kesalahan darinya. "Sayang, aku ada salah?" Hara menggeleng sebagai tanda jawabannya. Perempuan itu tetap menunduk dengan mulut terkunci. "Temani aku mandi!" pinta Sean dan lagi-lagi hanya gelengan kepala yang ia dapat. "Mochi ... ada apa?" Tetap dengan hal yang sama, bahkan perempuan itu segan mendongak untuk menatapnya. Perlahan-lahan emosi Sean mulai meluap. Setipis kesabarannya, Sean paling tidak bisa diabaikan apalagi dengan orang tersayangnya. Alhasil, amarah itu ia