“Mau makan di kamar masing-masing aja?” tanya gue kemudian.
Apa Mita pikir gue ngga terpengaruh kejadian tadi? Ngga mungkinlah! ‘D1telanjangi’ sama cewek yang gue cintai ngga mungkin biasa aja, guenya juga otomatis tegang!
Makan bareng please, Mit. Gue ngga suka makan sendirian.
“Sepuluh menit lagi ya, Tris?” jawabnya kemudian. Entah untuk apa.
Namun, hati gue sontak menghangat. “Oke.”
Tepat waktu, Mita membuka pintu penghubung kamar kami lagi. Kali ini setelah mengetuk. Dengan gerak tubuh yang jelas malu-malu, ia bergabung dengan gue di dining area.
Gue tersenyum menatapnya, sementara ia menunduk sungkan.
Falafel wrap, pappardelle pasta, dan seasonal fruit plate sudah terhidang di antara kami. Hanya satu porsi perjenis makanan, sekedar biar ngga kebangun tengah malam atau dini hari
