057:TRISTAN-MENGAKU

1891 Kata

Satu, gue terlalu fokus ke Mita. Ngga sempat memperhatikan geng road trip nyebar di mana saja. Ngga pula sadar kalau Om Irgi dan Tante April bersandar di pagar dek hanya beberapa langkah dari kami. So, meski gue berbisik, harusnya mereka mendengar setiap kata yang gue ucapkan pada Mita. Dua, Mita sibuk dengan kesedihannya. Ia tak sepandai itu menahan duka saat gue di sampingnya. Tiga, bisa bayangin tur dengan kapal di mana semua penumpang berada di dek? Udara bebas, ruang tanpa batas, dan hembusan angin saat laut menuju pasang. Bahkan tanpa ada pembicaraan antara penumpang yang satu dengan yang lainnya, suara alam sudah cukup untuk membuat kita bicara seraya menaikkan oktaf vokal. “Not just because I love you. But also, because champ is my daughter too.” Kalimat yang gue utarakan deng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN