Satu tahun kemudian. Thevy menatap gedung bertingkat di depannya. Sudah sekitar enam bulan Thevy bekerja sebagai contact center di salah satu perusahaan penyedia jasa telepon dan internet. Kalau boleh jujur, Thevy tidak menyukai pekerjaannya. Sebagai orang yang lebih memilih pesan singkat daripada berbicara langsung lewat telepon, pekerjaan Thevy ini sangat menyiksa. Terlebih Thevy bekerja dipusat pengaduan. Jadi, Thevy mendapat banyak sekali keluhan dari pelanggan mengenai ini dan itu. Beberapa kali Thevy ingin mengajukan resign, tapi, berhubung mencari pekerjaan itu tidaklah mudah, jadi yang bisa Thevy lakukan sekarang adalah bertahan. Ya, bertahan sampai nantinya Thevy bisa kembali produktif menerbitkan novelnya. “Thevy,” panggil seorang pria yang berada di belakangnya. Thevy meno