“Masih nggak nyesel ada Denisa di sini?” tanya David kepada Thevy yang saat ini berjalan di sebelahnya. Thevy menghela napas dalam. “Agak sih, sebenarnya,” jawabnya menatap Denisa yang tengah berbelok ke toko pakaian. Mau tidak mau David dan Thevy mengekor di belakang Denisa. Thevy pikir tadi setelah selsai makan mereka akan langsung pulang ke rumah David dan habis itu Thevy bisa langsung memberi Denisa tandatangan yang gadis itu dambakan. Namun, ternyata perkiraan Thevy salah. Tiba-tiba saja Denisa meminta mampir ke beberapa toko untuk berbelanja. David sendiri sudah menegur Denisa berulang-ulang kali. Tapi, benar-benar tidak mempan teguran David itu. “Denisa emang susah dibilangin,” keluh David. “Seharusnya tadi lo usir dia.” “Gue mana tahu kalau dia punya niat tersembunyi buat belan