Horor banget, Tsay!

1080 Kata
*** Xavera melangkah santai menuju salah satu meja di sebuah kafe ternama. Ia telah membuat janji temu dengan seorang pengusaha muda nan tampan, Kellan Kusuma, kekasih hati Xavera selama dua minggu terakhir. Wanita itu mengenakan kemeja berwarna putih berbahan satin dan rok span di atas lutut berwarna cokelat, kakinya dibalut dengan high heels berwarna senada dengan rok. Wajah cantiknya hanya dipoles dengan sentuhan bedak merek ternama yang sering diiklankan oleh supermodel dan selebriti dunia. Sebelum sampai pada meja tujuannya, Xavera berhenti sejenak dan menarik napas panjang lalu mengembuskannya secara perlahan. Wajah cantik blasterannya membuat Xavera menjadi salah satu pusat perhatian di dalam kafe itu. "Hi, Kell. Maaf sudah bikin kamu nunggu lama yah," sapa Xavera dengan senyum tipis di wajah cantiknya. Kellan menoleh dan deretan gigi putihnya terlihat jelas karena senyumnya begitu lebar pada Xavera. "Hello, Baby balabala. Nggak kok, aku juga baru sampe. Lagian aku juga tadi meeting di sini, lanjut ngobrol masalah lapangan golf yang baru mau aku buat di rumah baru nanti sama persiapan berangkat ke Paris buat nemuin orang tua kamu sama pemilik perusahaan tiketing." Kellan menjelaskan begitu rinci aktivitasnya dan seketika membuat kepala Xavera berdenyut pening. 'Paris kepala lo botak! Enak aja, emang gue ngizinin ketemu orang tua gue!' Xavera tersenyum menanggapi penjelasan Kellan. Pria itu dengan sigap memanggil pelayan dan menyuruh Xavera memesan makanan dan minuman favoritnya. Xavera sendiri hanya memesan Juice Mangga. Minuman yang harganya cuma 0,00001% dari total kekayaan Kellan. "Juice mangga aja? Gak mau makan, Baby? Kamu diet yah? Ya udah, nanti aku pesenin makanan khusus orang diet dari katering khusus yang biasa mamiku pesen aja yah," kata Kellan antusias. Xavera mengibaskan telapak tangannya ke depan wajah. "No! Nggak perlu. Aku gak diet kok, tadi udah makan di kantor. Makan nasi padang jadi kekenyangan sekarang," tolak Xavera cepat. "What! Nasi padang? Kamu 'kan udah aku bilangi, jangan makan-makanan begituan lagi. Bisa jadi ladang penyakit. Lebih baik kamu banyak-banyak makan salad, Baby," ucap Kellan dan seketika Xavera memijat dahinya yang tiba-tiba pusing. 'Lu kira gue kambing apa, makan daun-daunan mulu tiap hari. Ogah!' "Okay, lebih baik kita ganti topik pembicaraan. Jadi, kenapa kamu minta aku buru-buru datang ke sini?" tanya Xavera penasaran. Kellan menyodorkan MacBook pada Xavera membuat wanita itu mengerutkan dahinya. "Kenapa sama mobil ini?" Xavera merasa aneh karena tiba-tiba Kellan menunjukkan beberapa tipe mobil sport mewah padanya. "Kamu pilih mau warna apa? Nanti tinggal aku telepon CEO-nya buat pesen langsung," kata Kellan menatap Xavera dengan senyuman lebar. Kerutan di dahi Xavera semakin dalam setelah mendengar ucapan Kellan padanya. "Pilih? Aku? Kenapa harus aku yang milih? Kan mobil punya kamu?" "Aku mau beliin mobil baru buat kamu. Satu buat aku, satu buat kamu. Kita pesen dua," ucap Kellan begitu santai. Berbanding terbalik dengan jantung Xavera yang tiba-tiba berhenti berdetak seperkian detik rasanya mendengar kata-kata Kellan. Gambar mobil yang di tangannya saat ini harganya hampir 3 miliar rupiah dan pria di hadapannya itu mau membelikan untuknya. 'What the fvck! 3 Miliar buat beliin mobil gue aja? Saiko ini orang!' Xavera mengembalikan MacBook kepada sang pemilik. Wanita itu menggeleng dengan tatapan horor melihat Kellan. "Thank you so much! Gak perlu repot-repot beliin mobil. Aku sudah punya mobil sendiri. Mobilku yang sekarang masih bagus banget, baru beberapa bulan kreditnya. Jadi, gak perlu beliin aku mobil baru," tolak Xavera dengan penjelasan apa adanya. Kellan mengambil telapak tangan Xavera yang terasa begitu dingin. Pria itu menatap Xavera lekat. "Hei! Mobil itu bukan hal mewah. Itu hanya hadiah kecil dari aku untuk kamu, Baby. Lagi pula, apa kata orang ngeliat mobil kamu yang sekarang? Padahal kamu itu pacarnya Kellan Hilaire, pengusaha muda sukses yang punya banyak bisnis," jelas Kellan. Xavera menggeleng kuat. "No, Kellan, no! Aku gak mau dikasih mobil. Dua hari setelah kita jadian kamu kasih aku satu batang mas murni, lalu kamu kasih aku tas LV, baju dan segala macemnya yang jumlahnya ratusan juta. Sekarang mobil yang harganya hampir tiga miliar. Kamu sehat?" Xavera menatap horor Kellan. "Bukankah itu hal biasa? Kasih hadiah ke pacar? Cewek-cewek di toktok berlomba-lomba buat pamerin hadiah dari pacarnya, kenapa kamu malah nolak? Apa kurang? Kamu tenang aja, minggu depan kita jalan-jalan ke lima negara, siapin aja barang-barang kamu. Aku bakal sewa fotografer terbaik buat foto moment liburan kita nanti." Kedua bola mata Xavera semakin melebar mendengar ucapan Kellan. Jujur saja, ucapan Kellan bak hujan meteor saat ini. Untuk orang lain yang mendengarnya mungkin indah dan so sweet perlakuannya, tapi tidak untuk wanita bernama Xavera itu. Wanita itu merasa takut sekaligus merasa tidak masuk akal. Xavera segera menggeleng dan mengambil tasnya, bersiap angkat kaki dari sana. "Sakit jiwa! Aku gak mau. Lebih baik kita putus, Kellan. Aku bakal kirim balik hadiah-hadiah kamu kemarin. Okay, bye." Xavera berlari secepat mungkin meninggalkan Kellan yang melotot mendengar ucapan cepat wanita itu. Kellan berdiri sambil berkacak pinggang melihat punggung Xavera yang kian menghilang dari pintu kafe. Pria itu sedikit terguncang dengan perkataan Xavera padanya beberapa detik yang lalu. "Putus? Hah? Putus? Enggak! Aku gak akan ngelepasin kamu gitu aja, Xavera. Kamu tipe wanita idaman aku banget. Jadi, aku anggap ucapanmu karena marah dibelikan mobil harga tiga miliar. Aku bakal pesenin mobil yang harganya lima miliar buat kamu. Tunggu ya, baby balabala." Kellan bermonolog dan kembali duduk sambil berusaha kembali tenang. *** Xavera mengatur napas saat sampai di dalam mobil. Beruntung Kellan tidak mengejarnya. Wanita itu merasa sebentar lagi akan gila jika terus bersama pria itu. "Mau gila gue! Dikasih emas batangan, lebih dari sekilo kali. Tas, baju, BH, celana dalem yang harganya ratusan juta. Terus sekarang mau dibeliin mobil pula? Wah, gak beres otaknya si Kellan itu," "Demi Alek nih yah, gue sumpahi banget si Bebbyshin yang sudah menjerumuskan gue sama ceritanya yang katanya kalo pacaran sama orang tajir melintir duitnya gak berseri itu enak. Gak enak, woi! Horor banget, Tsay! Ngeri kalo sewaktu-waktu ditagih, barangnya udah rusak, gimana gue mau gantinya, anjir! Gaji dua puluh juta gue sebulan juga gak cukup buat ganti barang yang Kellan kasih." Xavera tiba-tiba merinding membayangkannya. "Kaya raya iya, tampang lumayan, gak cool dan bikin gak nyaman. Udah fix coret!" gumam Xavera. Wanita itu mengambil ponselnya dan mendial salah satu nomor di kontaknya. "Lo, di mana?" "Gue samperin yah," "Gue mau curhat," "Tentang hidup dan mati gue, woi! "Gue susul ke sana, gak peduli gue, mau macet karena si Komo lewat, kek. Gue tetep susul ke sana. Gue butuh elo," "Oke! Gue otw yah, bye!" Xavera menyimpan ponselnya dan segera menginjak gas mobil kreditannya menuju suatu tempat. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN