Jiwa Xavera melayang entah ke mana. Lututnya lemas seperti agar-agar. Jantungnya berdetak begitu cepat ia bahkan takut jika jantung itu akan lepas dari posisi saat ini. Mulut Xavera terbuka dengan mata yang terbelalak. Xavera masih bergeming mencoba berusaha keras untuk menggerakkan kakinya, melangkah masuk ke dalam lift yang ada di depannya. Butuh waktu sekitar satu menit, Xavera menyadarkan dirinya dan berjalan bak robot ketika pintu lift terbuka lebar seolah menyambut kedatangannya. Xavera menatap pantulan penampilannya di cermin yang ada di dalam lift. Ia menepuk pipinya pelan dan seakan menyadari sesuatu yang penting. “Ternyata gue masih hidup. Gue kira, gue udah mati,” gumam Xavera sambil menatap bagian bawah kakinya yang masih menapak di lantai. Otaknya mendadak memutar kilasan b