Merinding..
Hanya satu kata itu yang dapat mewakili perasaan tubuh Bella.
"Stop tingkah kekanak-kanakan atau kau tau apa yang akan ku lakukan"
Bahkan kalimat itu masih terngiang-ngiang di telinga dan kepalanya.
Bella sudah mencoba mengenyahkan kalimat itu agar keluar dari kepala indahnya.
Tapi tetap saja kalimat itu terus terulang dan membuat ia juga merasakan kembali posisi kedekatannya dengan Adam.
Sungguh, itu pertama kalinya Bella sedekat itu dengan posisi yang cukup intim.
Maka itu Bella masih terbayang-bayang akan hal itu.
Bahkan saat ini, percaya atau tidak Bella sudah seminggu tidak ikut Ayahnya untuk pergi ke kantor.
Ia juga meminta Ayahnya untuk kembali menyekolahkannya saja, tapi ayahnya bilang,
"Kamu tidak usah sekolah lagi, nanti tiga bulan sebelum Ujian Nasional baru ayah panggil guru private untuk mengajari kamu di rumah,"
Bella juga sudah merengek kepada Maminya tapi kata Maminya,
"Bella tahu sendiri kalau Ayah kamu sudah mutusin sesuatu Mami bisa apa?"
Mungkin kalau Ayahnya memutuskan untuk menggantung Bella hidup-hidup Maminya juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa dan lebih memilih untuk pergi Shopping dengan teman-temannya.
Bella menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ia sudah bosan, frustasi dan hampir menggila.
Kegiatannya selama seminggu ini adalah tidur, mandi, makan, tidur, mandi dan makan.
Silahkan sebutkan ulang kegiatan itu sampai tujuh kali.
Karena membicarakannya saja Bella muak.
Walaupun waktu kosongnya itu sudah tertutup hampir setengah hari lewat untuk waktu tidurnya.
Tapi tetap saja Bella bosan.
Lalu Bella turun untuk mengambil teko air di kamarnya sendiri.
Daripada menyuruh pembantu, sekarang Bella melakukan apapun sendiri untuk mengurangi kadar kebosanannya.
Bella memencet tombol air di dispenser nya dan setia menunggu air itu hingga penuh.
Para pembantunya sedang membersihkan ruang perpustakan dan kaca-kaca di ruang samping.
Jadi Bella hanya sendiri di ruang bagian tengah rumahnya.
Ting tong!
Bell rumah berbunyi bertepatan dengan Bella yang sudah mengisi teko airnya dengan penuh.
Bella paham kalau para pembantunya sedang sibuk, ia pun menaruh teko air di ujung meja.
Bella menuju pintu lalu tiba-tiba pembantunya dari jarak jauh,
"Aduh Non, biar saya aja."
"Udah bi, bibi lanjut aja lagi kerjaan bibi, ini biar Bella aja yang bukain"
Sejujurnya Bella ini cukup baik, tidak begitu sombong, hanya saja jika moodnya sedang dibawah rata-rata dan tak terkontrol, ia bisa menjadi makhluk yang paling sombong dan bermulut pedas di dunia ini.
Dan entah mengapa saat-saat bosan seperti ini menormal kan keadaan emosinya.
"Ah yaudah Non, saya ngelap bentar abis itu bikinin minum buat tamu ya nanti Non,"
Lalu pembantu itu kembali ke asalnya dan Bella membuka pintu rumahnya.
Baru ia membuka setengah pintu nya, ia langdung segera menutupnya kembali setelah melihat wujud tamu yang akan menginjakkan kaki di rumahnya.
Tapi yang ia lakukan telat.
Karena si tamu sudah menginjakkan kaki terlebih dahulu sehingga menghadap pintu yang akan ditutup.
Bella sudah berusaha sekuat mungkin untuk menutup pintu itu.
Tapi kaki serta sepatu si tamu itu terlalu kuat.
Dan akhirnya Bella melepaskan gagang pintu itu.
Serta membiarkan si tamu masuk.
"Mau apa? Ayah udah di kantor,mami juga udah pergi ke mall."
Ucap Bella dengan ketus.
Tapi seperti biasa makhluk itu mendiamkannya, malah menyelonong duduk di sofa mahal keluarganya.
"Heh! Kok malah duduk? Mau ngapain sih disini?
Kalau cari Ayah dia udah di kantor!"
Bella sebenarnya takut, yang jelas ia tak bertingkah kekanak-kanakan, tapi ia takut melakukan kesalahan.
Ia menjadi gugup saat ini.
"Siapa?"
Tanya Adam, ya dialah tamu yang datang.
Bella mengerutkan dahinya,
"Siapa apanya?"
Tanya Bella dengan bingung ia tak mengerti apa yang ditanyakan oleh Adam.
"Siapa yang cari mereka?"
Jelas Adam sambil menatap Bella yang tampak seperti baru bangun, padahal sekarang sudah pukul 1 siang.
"Oh, ya kau lah"
Jawab Bella dengan nada jutek.
"Engga,"
Jawab Adam dengan singkat.
"Jadi kau cari siapa? Kalau tidak ada perlu apa-apa meningan pulang mumpung pintu belum aku tutup,"
"Kau"
Jawab Adam lagi dengan singkat.
"Hah?"
Bella bingung, pasalnya laki-laki di depannya ini tidak bisa bercakap lebih panjang lagi.
Kecuali itu adalah ancaman.
"Kau yang aku cari."
Jawab Adam sambil menyenderkan punggungnya kepada sofa.
"Untuk apa?"
Bella mulai curiga dengan Adam.
"Misi Non, misi Den.
Ini minumannya"
Tiba-tiba pembantu Bella menginterupsi perbincangan antara Bella dan Adam.
"Bibi kenapa kasih minum? Balik belakang sana!"
Bentak Bella pada pembantunya yang sedang menaruh dua minuman ke atas meja tamu.
Adam yang begitu mendengar ucapan Bella langsung mengambil minuman itu dan meminumnya.
Dan itu membuat Bella menjadi kesal.
"Loh kenapa Non, itu sih adennya juga sepertinya haus kok, mau Bibi bawain lagi Den?"
Tanya bibinya dengan ramah.
Bella berdecih kesal menatap pembantunya yang tidak menurut.
Apalagi ia melihat Adam menganggukan kepala kepada bibi itu tanda ia ingin minum lagi.
Setelah bibi kembali ke dapur.
Bella kembali bertanya,
"Untuk apa?"
"Kau bahkan tidak berangkat ke kantor, sengaja biar dijemput begitu?"
Tanya Adam sedikit panjang.
"Maksudmu?"
Sekarang Bella yang bertanya singkat.
"Kau lupa? Aku ini pembimbingmu."
Kata Adam mengingatkan Bella.
"Dan aku tidak mau! Apa kau lupa?"
Bella membalikkan ucapan Adam.
"Kau sendiri yang meminta kartu kredit dan kunci mobil mu. Padahal aku membawa nya sekarang."
Ucap Adam sambil menepuk kantung celananya sendiri.
Bella yang mulai kesal langsung berkata.
"Kalau begitu kemarikan!"
Sambil menadahkan tangannya di depan Adam.
"Kau tahu betul bagaimana peraturannya, Bella."
Adam tersenyum sambil meminum jus jeruk yang disediakan bibi tadi.
"Aku tidak tahu dan tidak akan pernah ingin tahu, A-Dam!"
Lalu Bella semakin kesal setelah mendengar jawaban Adam yang mendengung di telinganya.
"Oh ya? Kita lihat saja nanti kedepannya."
Bahkan setelah ia memunggungi Adam ia masih bisa merasakan bahwa Adam sedang tersenyum dengan sinis.
Bella tak menjawabi perkataan Adam dan kembali ke kamarnya dengan menghentakkan kakinya karena kesal.
Berani-beraninya Adam mempermainkan Bella!
Namun hanya beberapa tangga yang ia naiki.
Tak lama ia kembali memutar badannya dan menuruni tangga itu dengan pelan.
Adam sudah tersenyum melihat itu.
Namun ternyata salah.
Bella hanya mengambil teko airnya dan kembali menaiki tangga itu.