Perjalanan keduanya kali ini sunyi senyap. Baik Jihan maupun Ivan sama sekali tak mau membuka suara. Hingga keadaan di dalam mobil sama sekali sunyi. Sesekali Jihan melirik ke samping dan menemukan raut wajah dengan rahang yang terpahat indah, jangan lupakan hidung bangir Ivan yang sesuai dengan ukiran wajahnya. Lelaki itu tampak konsentrasi dengan setir mobilnya. Mungkin karena sudah malam, laju kendaraan yang Ivan kemudikan lancar tak terjebak macet. Itu sebabnya Ivan butuh konsentrasi dan menghindari lagi perbincangan dengan sang asisten. Jihan pun mencoba menyamankan posisi duduknya. Anggaplah Jihan merasa berbangga hati. Di luar semua apapun alasan Ivan menjemputnya, Jihan bahagia. Lelaki ini bukan hanya khawatir, bahkan menawarkan diri membantunya besok. Tahu gitu dari sian