Jihan berusaha menerima takdir yang menyebabkan ia bertugas di lantai ini.
Padahal bukan ia yang menyebarkan gosip tentang Ivan di restoran. Ia juga tidak pernah berangan-angan menjadi kekasih atasannya. Apalagi bermimpi menjadi istri simpanan.
Seperti tidak ada cowok lain saja di dunia ini.
Begitu pikir Jihan dalam hati.
Bagi Jihan, di matanya Ivan tidaklah se-spesial itu.
Jadi, tidak salah jika ia berusaha menikmati hari-harinya menjadi asisten pribadi Ivan.
Pekerjaan Jihan di lantai lima belas ini ia awali dengan mendatangi pantry. Tentu saja, ia harus hapal seluk beluk lantai ini. Mengingat, ia harus bertanggung jawab pada kesehatan atasannya.
Ya, siapa tahu besok-besok Pak Ivan kena racun dari kliennya, nanti aku lagi yang dituduh.
Itu yang ada di pikiran Jihan.
Jadilah Jiha
