Ivan tak tahu ada gadis sekebluk Jihan. Yang bisa-bisanya mendengkur ketika tengah berendam di dalam bath tub. Jangan bilang dia sedang bermimpi juga! Astaga Jihan! Kepalan tangan Ivan mengepal. Ia tak mungkin berlama-lama di ruangan ini. Ruangan yang pada dasarnya memberikan hawa sejuk, namun kini memberikan hawa panas untuk seorang Juan Ivander Collins. Hidungnya kembang kempis dan titik keringat sudah mulai nampak dengan tak tahu diri di kening Ivan. Hanya Tuhan yang tahu, seberapa kuat Ivan harus menahan kelopak matanya supaya hanya menatap wajah yang tampak terlelap dengan tenang ini. Seberapa dahsyatnya ia menahan kedua netranya untuk tidak menyorot lebih ke bawah leher. Karena pemandangannya sungguh menggiurkan untuk seorang jomblo seperti Ivan. Kembali Ivan mencoba mengeluar