Dennis John O'Neil

1125 Kata
Dennis John O’Neil, bermarga ‘Oh’, dengan nama Korea Dennis Oh. Ya, pria blasteran Korea Selatan-Eropa yang sudah lama tinggal di Seoul ini, adalah seorang pewaris tunggal O’Neil Chemical. Perusahaan kimia di Korea yang cukup besar, dan memiliki fasilitas produksi berskala global di tiga pusat petrokimia Korea: Yeosu, Daesan, dan Ulsan. Belum lagi cabang-cabang internasional di banyak negara, termasuk AS, Tiongkok, Jepang, Hong Kong, Rusia, dan Turki, untuk mengekspor produk yang bermutu tinggi ke lebih dari 120 negara di seluruh dunia. Semakin jelas memperlihatkan kekuatan dari perusahaan tersebut. Tak banyak yang mengetahui Dennis Oh, selain orang-orang dari dunia bisnis. Bahkan, yang sering mondar-mandir di layar televisi, justru sang asisten. Bukan dirinya. Namun, sejak perjodohan yang terjadi, hingga mengharuskannya menikahi wanita pilihan dari kedua orang tuanya, nama Dennis Oh–beserta perusahaan yang dinaungi–perlahan mulai menanjak, dan terekspos ke muka umum. Termasuk kehidupan pribadinya. Bagaimana tidak? Wanita yang dinikahinya adalah seorang aktris dan penyanyi ternama yang cukup besar di industri hiburan–Kim Ae Ri. Namanya bahkan sering terpampang dalam majalah bisnis forbes Korea sebagai salah satu aktris berpengaruh di negara tersebut. Wanita yang juga cukup sukses dalam bidang modeling, dan influencer untuk berbagai merek terkenal dunia. Bukan artis sembarang artis. Tetapi sepertinya, kesuksesan dan kecantikan sang istri bahkan masih belum cukup untuk menarik perhatian Dennis Oh. Ia benar-benar hanya menjadikan pernikahan tersebut sebagai sarana bisnis belaka, tanpa melibatkan perasaan apapun. Begitu menjaga jarak, walaupun hidup di bawah atap yang sama. Dennis Oh bahkan tak segan-segan bersikap dingin dan kasar, setiap kali Ae Ri berusaha mendekati, atau memancing naluri prianya dengan berpakaian seksi. Hingga membuat wanita itu naik pitam, dan mempertanyakan kejantanan sang suami. Apa dia seorang gay? Atau ... Hasrat terhadap seorang wanitanya sudah mati? Sebatas bersama-sama dalam frame kamera saja, berjalan di red carpet pada suatu acara tertentu, atau menghadiri pertemuan penting yang dihadiri oleh media. Lalu setelahnya, Dennis Oh akan bersikap begitu asing bagai dua orang tak saling mengenal, hingga untuk saling bertegur sapa saja sepertinya enggan. Tak jarang pula Dennis Oh merasa menyesal atas keputusannya beberapa waktu lalu. Mengenai pernikahannya, juga rencana untuk perusahaan. Apalagi ketika para wartawan mulai berani menyoroti kehidupan pribadi. Setiap pergerakan, perjalanan bisnis, hingga rapat besar yang hendak dihadiri, semua benar-benar menjadi santapan media untuk diberitakan. Membuat ruang gerak pria itu menjadi sempit, seperti pikiran ayahnya. Perjodohan konyol! Sangat di luar perkiraan! “Ba-bagaimana mungkin kau mengetahui nama itu?” tanya Na Ra ketika mendengar nama aslinya disebutkan oleh pria itu. Dan bodohnya, Na Ra lupa sedang berhadapan dengan pria seperti apa saat ini. Dennis Oh tersenyum penuh arti. “Itu bukanlah hal yang sulit bagiku, Nona Kim Na Ra,” jawabnya. “Apa kau pikir aku ini bodoh? Bahkan ... Mengenai asal usulmu ... Ya, aku sudah mengetahui semuanya. Termasuk silsilah keluarga aslimu di Indonesia, dan apa yang terjadi di negara asalmu sebelum kau diterbangkan ke Seoul!” Lanjutnya. Mendengar negara kelahirannya disebut-sebut, Na Ra pun mulai memberontak dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Walau beberapa bagian tubuhnya malah semakin terluka, akibat pergerakan yang dilakukan. “Mi-chin nom!!!” * (Dasar gila) Pria itu tertawa puas. “Ya, aku memang gila. Bahkan, terlalu gila, hingga terus menggali lebih dalam lagi informasi tentangmu, Nona. Kisah kelam masa kecilmu yang tidak seharusnya diketahui orang itu, begitu mengusik pikiran, dan membangkitkan rasa penasaranku. Sungguh rumit!” “K-Kau ....” Na Ra kembali terdiam, tak kuasa melanjutkan perkataannya. “Ah, dan satu lagi. Kim Do Hyun–adikmu. Sepertinya baru saja kehilangan pekerjaan karena ulahmu ini. Apa kau sudah mengetahuinya?” lanjut Dennis Oh dengan sengaja. Wanita bernama korea Kim Na Ra itu seketika tertegun mendengar perkataan pria di hadapannya. Ia benar-benar melupakan sesuatu yang penting, mengenai kedudukan sang pemeran utama dalam beritanya tersebut. Termasuk perusahaan tempat adik tirinya bekerja. “Jangan pernah menyentuh keluargaku! Ini urusan kita. Bukankah tidak adil jika kau melibatkan mereka yang tidak mengetahui apapun?” tanya Na Ra. Dennis Oh kembali tertawa kecil. “Keluarga ... Maksudmu keluarga penipu itu? Atau ... Keluarga pembunuh bayaran yang mengadopsimu?” tanyanya. “DIAM, b******k!!!” teriak Na Ra dengan tubuh bergetar hebat. Seakan tak peduli, pria itu hanya membuang muka sejenak, diikuti seringai jahat di kedua sudut bibir. “Jika aku diam, apa kau akan diam?” “Dasar k*****t!!!” umpat Na Ra semakin tak terkontrol, dan napas yang memburu. Dennis Oh kembali menyingkap rambut yang sedikit menutupi wajah Na Ra, sembari memandangi garis wajah wanita itu. “Kau pikir ini adil untukku, Nona? Tentu tidak! Apalagi, setelah kau berani menyentuh O’Neil Chemical!” jawabnya penuh penekanan. “Apa kau merasa bahagia setelah beritamu tentangku menempati spotlight?” tanya Dennis Oh. Na Ra yang tak bisa mengelak lagi hanya bisa menjawab pertanyaan kedua dari pria itu. “Ya, aku bahkan sangat bahagia, tepat sebelum kau melakukan perbuatan kotor dengan menculikku!” Dennis Oh mendengkus singkat. “Aku tidak akan mungkin mengotori tanganku sendiri, jika kau tidak lebih dulu mengusikku, Nona! Kau harus tahu itu!” “Membeberkan kebenaran dengan bukti akurat, tidak sama dengan mengusik, Tuan Oh! Apalagi dengan bukti yang kupunya!” balas Na Ra, bersikukuh. “Bukti yang kau punya saat menjadi penyusup di pestaku?” tanya Dennis Oh, memancing. “Ya, dan itu sudah lebih dari cukup sebagai senjataku untuk melawanmu!” jawab Na Ra. Pun dengan sengaja menantang pria di hadapannya. Dennis Oh malah semakin menyeringai. “Dasar jalang licik! Kau bahkan masih belum mengingat, apa yang sudah terjadi saat itu!” gumamnya sangat pelan, bahkan hampir tak terdengar. “Apa maksudmu?“ tanya Na Ra tiba-tiba. Dennis Oh mengangkat sebelah alisnya, cukup menguras emosi menghadapi wanita seperti Na Ra. “Waktuku benar-benar terbuang sia-sia hanya karena wanita bebal sepertimu, Nona Kim!” “Jika waktumu terbuang sia-sia hanya karena wanita sepertiku, mengapa kau masih menyaderaku di tempat gelap ini? Bukankah sebaiknya kau melepaskanku dan pergi dari sini?” tanya Na Ra, hendak mengecoh pikiran pria di hadapannya. Sayangnya, Dennis Oh tidak sebodoh itu teperdaya ucapan Na Ra, dan hanya menanggapinya dengan gelak tawa yang begitu kencang hingga menggema di setiap sudut ruangan. “Apa itu yang kau harapkan?” “Pria gila!” umpatnya lagi. Dennis Oh mengembuskan napas panjang. “Ya, ya, ya, aku memang pria gila, seperti yang selalu kau katakan sejak kejadian itu!” Na Ra yang cukup kebingungan dengan perkataan pria itu hanya bisa mengerutkan dahi. “Kejadian apa maksudmu? Pesta seks yang kau gelar di apartemenmu? Atau ... kehadiran kekasih priamu saat itu?” tanyanya. Dennis Oh kembali mencondongkan tubuhnya ke depan, hingga jarak antara bibir keduanya hanya berkisar kurang dari satu senti saja. “Haruskah aku mengulang kembali kejadian pada malam itu untukmu, Nona Kim Na Ra? Atau jangan-jangan, kau lebih menyukai rahasiamu tersebar luas, seperti kau menyebarluaskan berita bohong tentangku?” ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN