Sudah mulai dekat

1318 Kata

Arga mengusap ke air mata yang menetes di ke dua mata Yeri. "Jangan nangis cengeng." Yeri menatap wajah Arga. "Cengeng? Siapa yang cengeng?" "Kamu, gitu saja nangis. Lagian kamu masih punya ayah. Dan kamu bisa foto dengannya kapan saja." ucap Arga. "Tapi…" "Tapi kamu terlalu jelek saat di foto." Ejek Arga, tertawa kecil mengusap ujung kepala Yeri. "Kamu seperti anak kecil tahu gak." lanjutnya. Dia tersenyum? Apa aku gak salah lihat. Dia tadi benar-benar tersenyum. Kenapa dia sangat tampan. Yeri mendorong d**a Arga, menjauh darinya. "Jangan seenaknya bilang aku jelek." "Emang jelek," pekik Arga tajam. Menarik ke dua alisnya bersamaan. "Dasar nyebelin! Nyebelin! Nyebelin!" pekik Yeri memukul d**a Arga berkali-kali. Merasa Geram Arga memegang ke dua pergelangan tangan Yeri. Men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN