Bab 8

1032 Kata
Di tengah Nick yang asik memantau Bella, pintu ruangan Nick terbuka tanpa adanya ketukan pintu yang membuat Nick sebenarnya emosi, apalagi saat tau siapa yang datang ke ruangannya. "Aku rasa kau harus pergi ke dokter untuk memeriksakan telingamu" kata Nick dengan wajah datar. Gladis nampak mengerutkan dahinya "Telingaku?" Beo Gladis. "Telingaku baik baik saja" katanya lalu tanpa permisi duduk di depan Nick. "Bukankah aku sudah pernah mengatakannya padamu, kalau kau harus mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk, kau mengulanginya lagi, dan aku pikir kau tidak bisa mendengar dengan baik, untuk itu perkataanku kemaren kau abaikan" kata Nick yang membuat Gladis melototkan matanya. "Kau keterlaluan Nick, kau mengataiku tidak bisa mendengar?" Gladis tentu saja marah dengan perkataan Nick. "Kenyataan" ucap Nick dengan santai. "Kau ini kenapa? Kau berubah, biasanya kau tidak pernah protes apapun dengan apa yang aku lakukan" kata Gladis merasa Nick berubah "Bukan aku yang berubah, tapi kau yang tidak pernah berubah, kau harus bisa membiasakan seperti itu, sopan santun itu perlu, apalagi kau adalah wanita" kata Nick. "Ayolah Nick, aku tidak ingin berdebat denganmu, aku tadinya ke sini ingin mengajakmu jalan jalan" kata Gladis dengan seenaknya. "Aku sibuk, lebih baik kau segera mencari kekasih agar tidak selalu mengangguku" kata Nick. "Apa maksutmu? Bukannya kita..." "Kita apa?" Tanya Nick memotong perkataan Gladis yang sebenarnya sudah tau apa yang akan di katakan oleh Gladis. "Kita bukan saudara kandung Nick, kita bisa bersama" kata Gladis. "Aku tidak berniat bersamamu, aku masih menghargaimu karena paman Denny, jika tidak, mungkin aku tidak akan menghiraukanmu sama sekali" kata Nick yang membuat mata Gladis berkaca kaca. "Nick, tapi aku menyukaimu, aku mencintaimu dari dulu" kata Gladis mengutarakan perasaannya. "Aku tidak mencintaimu, bahkan aku tidak mencintaimu" kata Nick yang tidak memikirkan perasaan Gladis. "Kau sangat jahat" kata Gladis lalu pergi dari sana sambil menangis. Sedangkan Nick nampak tidak peduli, dia bahkan merasa malas "Dasar gadis manja" gerutu Nick. Dia melanjutkan aktifitasnya yaitu melihat Bella dari laptopnya, dia mengerutkan dahinya ketika melihat Bella sepertinya menahan sakit. Dia langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi Kenan. "Ada apa?" Tanya Kenan dari seberang sana. "Apa Bella baik baik saja?" Tanya Nick yang membuat Kenan tidak mengerti. "Aku tidak tau, sedari tadi aku ada di ruanganku" kata Kenan "Kau ku suruh mengelola restoran untuk mengawasi Bella, bukan santai santai, cepat lihatlah dia, dia sepertinya sedang sakit, atau begini saja, kau tutup restorannya, liburkan semua karyawan" kata Nick yang membuat Kenan terkejut. "Apa kau gila, ini masih pagi, kau akan rugi jika menutup restoranmu sepagi ini, kau harus selalu buka untuk membuat uangmu dari membeli restoran ini kembali dengan cepat" kata Kenan. "Itu restoranku, suka suka mau buka atau tutup dalam satu bulan pun terserah aku" kata Nick kesal karena Kenan protes dan tidak langsung mengiyakan perkataannya. "Kau memang gila, awas saja klau kau memotong gajiku, akan ku obrak abrik restoranmu" ucap Kenan lamgsung mematikan sambungan telefonnya, dia sungguh jengkel dan tidak habis pikir jika Nick akan melakukan itu demi Bella. Kenan akhirnya mengumumkan dan meliburkan semua karyawan restorannya secara mendadak. Tentu saja semua bertanya tanya, selama mereka bekerja di restoran ini, restoran ini tidak pernah tutup, karena memang restorannya buka 24 jam saking ramenya setiap harinya. Ada rasa senang karena mereka di liburkan tanpa di potong gaji meskipun mereka masih nampak bingung. Sama seperti karyawan lainnya, Bella dan Jessica pulang dalam keadaan bingung. "Ini sangat aneh, tapi sangat kebetulan jadi kau bisa ke dokter untuk periksa" kata Jessica karena memang Bella sebenarnya sakit sedari pagi, namun dia memaksakannya untuk tetap masuk mengingat jatah cutinya sudah habis karena sudah dia ambil sewaktu ayahnya sakit dan saat ayahnya meninggal. Dia takut akan di pecat jika dia mengambil cuti lagi, dan pasti akan susah untuk mencari pekerjaan lagi mengingat dia hanya lulusan SMA. "Aku hanya memerlukan istirahat dan meminum obat seperti biasanya, tidak perlu periksa" kata Bella menolak saran Jessica. Sejujurnya dia menolak karena tidak memiliki uang, uangnya benar benar pas pasan, dia sebisa mungkin menghemat agar tidak merepotkan Jessica. "Apa kau menghawatirkan uang? Jika kau menghawatirkan uang, aku masih ada sedikit tabungan, kau bisa menggunakannya". Bella menggeleng, "Tidak perlu Jes, aku benar benar masih bisa menahannya, aku hanya memerlukan istirahat dan mungkin besok akan sembuh. Terima kasih" tolak Bella. Meskipun Jessica memaksa pun Bella tetap akn menolaknya karena dia sudah memiliki hutang Jessica sebanyak lima juta untuk biaya berobat ayahnya dulu dan belum dia kembalikan. Padahal uang itu, Jessica menabungnya sampai berbulan bulan untuk menukarkan sepedanya yang sudah butut agar sesikit layak pakai. Namun Jessica tidak mempermasalahkannya dan malah meminjamkannya kepada Bella. Sesampainya di rumah, Jessica nampak memikirkan sesuatu. "Bel, saat kau dan Nick berhubungan, apa Nick memakai pengaman?" Tanya Jessica yang membuat Bella berfikir lalu menggeleng. "Kau juga tidak meminum obat pencegah kehamilan?" Tanya Jessica yang membuat Bella terkejut dan tersadar, "T-tidak" ucap Bella yang tiba tiba kepalanya semakin sakit saat Jessica mengingatkannya baru sekarang. "Jes, aku tau apa yang ingin kau katakan, tapi mungkinkah akan langsung terbuahi? Aku hanya melakukannya satu malam dengannya" kata Bella menggigit bibir bawahnya karena merasa khawatir dan panik. "Jika Nick mengeluarkannya di dalam bisa saja meskipun hanya satu malam. Memangnya Nick melakukannya hanya satu kali?" Tanya Jessica yang membuat Bella memikirkannya. "Aku rasa dia mendapatkan pelepasan tiga kali" kata Bella yang membuat Jessica melototkan matanya. "Astaga.. tiga kali?" Beo Jessica. Meskipun dia belum menikah, tapi dia sangat tau bagaimana rasanya berhubungan karena pernah di ceritakan oleh temannya yang baru menikah, dia mengatakan kalau suaminya melakukannya sebanyak satu kali dan itu cukup membuat tubuh temannya merasakan ringsek, apalagi ini tiga kali. "Jangan membuatku takut, Jes" kata Bella. "Sudahlah, jangan pikirkan itu dulu, kau sedang sakit, lebih baik kau minum obat dan istirahat, aku akan membuatkan minuman hangat untukmu" kata Jessica yang tidak mau membahas lebih jauh karena takut Bella semakin sakit karena memikirkan itu semua. Bella yang memang sedang sakit kepala dan merasa tubuhnya lemas akhirnya masuk ke dalam kamar, sebelumnya mereka tadi sudah membeli makanan karena Bella yang ingin meminum obat. Setelah makan dan meminum obat, Bella akhirnya membaringkan tubuhnya, meskipun di pikirannya masih terngiang ngiang perkataan Jessica tapi dia memilih untuk mencoba melupakannya dengan menutup matanya agar cepat tertidur. "Semoga apa yang di katakan Jessica tidak benar, aku berharap aku tidak hamil anaknya" ucap Bella sebelum dia tertidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN