Bab 4

1044 Kata
Jessica menatap iba temannya, dia sangat tau kenapa Bella masih tahan di rumah itu meskipun dia di caci maki atau perlakukan dengan baik di rumah itu. Selain karena ayahnya, karena aset ibu kandungnya berada di tangan Melinda yang berupa perhiasan tanah dan bahkan rumah yang mereka tinggali sebelumnya. Jessica membawa Bella ke rumah yang di sewanya. "Kau tinggal di sini saja Bella, aku akan senang jika kau mau tinggal di sini" kata Jessica. "Aku masih ada sisa uang, nanti uang sewanya kita bagi dua ya" kata Bella. "Tidak usah di pikirkan. Istirahatlah dulu, kau sedari tadi belum istirahat" kata Jessica yang di angguki oleh Bella, Tubuhnya memang berasa lemas dan lelah, dia bahkan tidak berhenti menangis semenjak kehilangan ayahnya, dia juga merasakan syock karena hari ini dia kehilangan semuanya termasuk kehilangan semua peninggalan ibu kandungnya telah di kuasai oleh ibu dan saudara tirinya. Bella mengingat kartu yang di berikan Nick waktu itu sebagai bonusnya, dia sama sekali belum menggunakannya bahkan melihat berapa jumlahnya. Bella berencana akan membeli sepeda dan memberikan sedikit uang untuk sewa rumah jika memang bonusnya banyak. ***** "Akhirnya kita bisa menguasai semuanya Ma" ucap Risa terkekeh, dia snagat senang, selain mendapatkan uang 800 juga dari sisa pengobatan Elmer, mereka juga mendapatkan semua perhisan, rumah dan tanah milik ibu Alexa. "Bukankah penantian kita tidak sia-sia" kata Melinta yang juga tersenyum bahagia melihat banyak perhisan di depan matanya. Risa menganggukkan kepalanya, "Aku ingin pergi shoping membeli tas branded dan lainnya, akan aku pamerkan kepada teman-temanku agar mereka tau kalau bukan mereka saja yang memilikinya" kata Risa dengan sombongnya. "Lakukan apapun untuk menyenangkan dirimu, Sayang" kata Melinda yang semakin membuat Risa bahagia. "Ah andai saja Papa masih hidup, aku akan terus meminta Bella untuk menjual dirinya lagi agar kita mendapatkan uangnya dengan alih-alih pengobatan Papa" kata Risa yang tersenyum, dia berandai andai misalkan dia menerima uang hasil menjalang saudara tirinya, pasti sangat menyenangkan. "Tidak apa, lupakan dia, kita sudah memiliki segalanya, dia sekarang menjadi miskin, bahkan dia sudah tidak perawan, jadi dia sangat kotor sekarang, biarkanlah untuk saat ini kita melepaskannya" kata Melinda yang tidak peduli dengan Bella Mereka akhirnya beristirahat sejenak sebelum besok ingin pergi bersenang-senang dengan uang yang mereka dapatkan dengan cuma-cuma. ***** Kesokkan paginya, Bella memutuskan untuk bekerja, dia tidak mau larit dalam kesedihan yang akn membuatnya selalu mengingat ayahnya. "Apa kau yakin mau langsung kerja?" Tanya Jessica. "Setidaknya kau cuti satu hari lagi" sambungnya. "Tidak, kalau aku tidak bekerja, aku akan semakin mengingat, Papa" kata Bella. Jessica akhirnya membiarkan Bella bekerja, mereka pergi bersama dengan menggunakan sepeda milik Jessica. Bella dan Jessica bekerja seperti biasa dan benar saja, dia melupakan sedikit kesedihannya karena teman-temannya yang menghiburnya, dan karena kesibukannya bekerja. Sampai hampir mau pulang ada lelaki memakai baju hitam sekitar lima orang masuk ke dalam restoran di mana Bella bekerja. "Astaga, mereka menyeramkan sekali" kata Jessica yang di angguki oleh Bella. "Aku takut pergi ke sana Jes, kau saja" kata Bella. "Kau tidak setia kawan sekali, ayolah kita bersama" kata Jessica yang akhirnya Bella mengangguk. "A-ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya Bella. Para pria itu saling pandang dan salah satunya menganggukkan kepalanya. "Anda harus ikut dengan kami" kata salah satu pria itu yang membuat Jessica dan Bella terkejut. "Siapa? Kami?" Tanya Jessica. "Bukan kau, hanya dia" kata Pria itu menunjuk ke arah Bella yang membuat Bella seketika menjadi takut. "Kenapa aku harus ikut dengan kalian? Aku tidak mengenal kalian, pergi dari sini" kata Bella yang jelas saja menolak tidak mau di bawa pergi oleh mereka. "Ikut dengan kami dengan suka rela, atau dengan paksaan?" Tawar mereka. "Tidak keduanya, pergii" usir Bella yang takut dan akhirnya berbalik ingin pergi namun mereka mencegah Bella dan membawanya paksa. "Hei, lepaskan temanku, tolong.." teriak Jessica. "Jangan ikut campur atau pistol ini akan bersarang di kepalamu" kata pria itu. Para pengunjung dan teman-teman Bella pun tidak ada yang menolong, mereka semua takut karena di todong senjata oleh para pria itu. "Lepaskan aku, sebenarnya siapa kalian" kata Bella. "Diam" kata pria itu yang akhirnya Bella memilik diam. Keringatnya bahkan jatuh karena takut, bagaimana tidak, pistolnya kini menempel di kepalanya. Bella terkejut ketika mereka membawanya ke sebuah hotel. Pikiran Bella menjadi ke mana-mana, dia takut di perkosa oleh lima orang ini. "Tolong ampuni aku, mau kalian apakan aku" kata Bella yang benar-benar merasa ketakutan. Mereka tidak menjawab dan memilih untuk langsung turun, Bella sendiri tidak berani memberontak karena pistol masih setia di kepalanya. Bella di dorong oleh mereka masuk ke dalam kamar. Dia terkejut yang ternyata di dalam kamar itu ada pria yang Bella kenal. Yaitu pria yang sudah membeli tubuhnya. "K-kau.. kenapa kau ada di sini?" Tanya Bella. Nick tersenyum miring, dan menghembuskan rokoknya. "Pelayananmu waktu itu kurang memuaskan jadi aku ingin menikmati tubuhmu kembali, kau tenang saja, aku akan membayarmu lagi" kata Nick yang membuat Bella terkejut. "Aku bukan p*****r" pekik Bella. "Aku tidak membutuhkan uangmu lagi, tolong lepaskan aku" kata Bella. Perkataan Bella membuat Nick marah, dia mematikan tokoknya dan mengeraskan rahangnya. "Kau sudah menjual tubuhmu kepada seorang pria yang bahkan tidak kau kenal sebelumnya, lalu apa sebutan untuk wanita seperti itu kalau bukan p*****r" kata Nick menatap tajam ke arah Bella. Bella meraih sesuatu di kantongnya. "Inii, jika kau tidak merasa puas denganku waktu itu aku kembalikan kartumu, aku belum sempat menggunakannya" kata Bella mengembalikan kartu Nick yang membuatnya semakin marah. "Berani sekali kau menolakku" bentak Nick yang membuat Bella terkejut. "Kau salah paham, Tuan. Aku bukan p*****r. Aku menjual tubuhku waktu itu karena terpaksa, tolong sekarang biarkan aku pergi" mohon Bella, dia sebenarnya sangat takut namun dia juga sakit hati dengan perkataan Nick yang mengira jika dia adalah p*****r. "Aku tidak peduli, aku menginginkan tubuhmu sekarang, dan aku tidak suka penolakan" kata Nick dengan tegas dan menatap tajam ke arah Bella. "Tidak, aku tidak mau melakukannya, lebih baik kau menyewa wanita lain saja" tolak Bella yang benar-benar membuat Nick murka. "Ronald" teriak Nick. Ronald langsung membuka pintu kamar Nick dengan kasar karena terkejut akan teriakan Nick yang sepertinya dia sangat marah. "Bawa wanita rendahan ini pergi dari hadapanku" kata Nick yang langsung di angguki oleh Ronald, dia tidak ingin membuat teman sekaligus bosnya lebih marah lagi. Ronald menarik tangan Bella keluar. "b******k" umpt Nick, dia tidak menyangka jika dia akan di tolak oleh Bella, dan itu membuatnya sangat tersinggung dan marah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN