P R O L O G
Saat jarum jam menunjukkan pukul dua belas malam, dua puluh empat dentangan keras terdengar ke penjuru kota.
Seorang wanita terjatuh dari ketinggian seratus meter, dan tubuhnya menghempas permukaan kasar tepat pada dentangan jam ke dua puluh empat.
Tetapi, ia yang terjun bebas dan sangat yakin saat bunuh diri bukan pada musim dingin begitu kaget. Wanita itu berguling di atas tumpukan salju, dan ia segera membuka mata.
Begitu sakit, tetapi saat menatap sekitar wanita itu harus menahan rasa kagetnya. Ia belum mati, dan saat ini ia melihat kejadian yang beberapa tahun lalu terjadi padanya.
“Tiara, Ashen sudah menunggumu di dalam. Apa kau akan membuatnya menanti lebih lama lagi?”
Suara seorang wanita membuatnya segera menatap, ia melihat sepupunya sedang berdiri dengan wajah panik.
“Astaga ... kenapa kau berbaring di atas salju. Lihat ... gaunmu kotor, dan kau akan mengacaukan semuanya.”
“Zulfa, hari apa ini? Kenapa begitu banyak orang di istana?”
Zulfa tidak langsung menjawab, ia segera menarik tangan wanita itu, dan membantunya berdiri. Wanita itu kemudian mengulurkan tangan, ia menyentuh kening Tiara, dan merasa jika suhu tubuh sang sepupu dalam keadaan normal.
“Kenapa kau diam? Apa yang terjadi di tempat ini? Bukankah ak-”
“Ya, hari ini kau dan Ashen baru saja bertunangan. Sekarang cepat, kau harus segera masuk, dan bertemu langsung dengan calon suamimu.” Zulfa langsung saja menarik tangan Tiara, mereka masuk ke dalam istana, dan akan bertemu dengan Ashen.
‘Bukankah seharusnya aku mati? Kenapa ... kenapa aku malah kembali pada kejadian lima tahun lalu? Apakah ini ilusi?’