"Ada yang salah sama wajah saya, Pak?" Feeya memberanikan diri untuk bertanya. Pasalnya Revan, dosen muda berparas tampan dengan segudang pesona itu tiada henti menatap ke arahnya. Selama menuju ruang dosen, tidak ada percakapan berarti antara Revan dan Feeya. Perempuan bertubuh mungil yang terlihat sangat pendek bila berdiri di sebelah Revan itu punya alasan sendiri mengapa lebih senang bila tidak terlihat akrab dengan sang dosen. Daripada muncul isu yang tidak–tidak dan membuat hidup damai Feeya menjadi terganggu, ada baiknya dia menghindari segala interaksi yang mampu membuat orang lain salah paham dengannya dan Revan. "Daritadi ngeliatin saya gitu banget," sambung Feeya mengajukan protes. "Saya tahu saya jelek, cuma berhenti menatap saya seolah saya jelek banget. Menyebalkan!" gerut