Daftar Pelaku
Wulan Prasasti ... gadis bisu yang kadang-kadang bisa melihat masa depan.
Igo Casanova ... pemuda dekil, titisan Casanova yang mata duitan.
Mashita Prasetya ... gadis biasa dengan rasa keadilan tinggi, yang bogemnya gampang melayang.
Tora Suherman ... Si ketua Geng.
Isman Yusuf ... hacker kelas wizard.
Komisaris Besar Polisi Adam Prasetya ... induk semang yang memanfaatkan anak kos nya.
Ipda Yudha ... polisi yang tidak yakin pada kemampuan Igo.
Dokter Forensik Sasa Ayuwandira ... menyimpulkan bahwa korban bunuh diri.
Iptu Raka ... senior Yudha yang berkepala dingin.
Anita ... yang hampir bunuh diri.
Nisa ... yang menghilang tiga minggu lamanya.
Bu Lisa ... yang kehilangan putrinya.
Sena ... anak buah kepercayaan Tora (diganti biar nggak sama dengan tokoh di naskah sebelah).
Rian ... yang akun Facebooknya diblokir.
Riki ... yang sudah pindah rumah.
Bu Evi ... yang termakan rayuan gombal Igo.
Arina ... yang mengetahui masa lalu Wulan.
Lani ... yang kehilangan flashdisknya.
Airin ... teman sekamar Lani.
***
Subuh itu, sirine polisi mengaung di sepanjang Jalan Kenjeran. Mobil patroli itu berbelok lalu berhenti di depan sebuah taman. Yudha, seorang polisi muda dengan pangkat inpektur dua turun dari mobil. Usianya masih awal dua puluh tahun.
Polisi yang baru saja lulus dari akademi kepolisian tahun lalu sebagai lulusan terbaik itu, mengamati TKP yang begitu ramai. Pemandangan matahari terbit yang begitu indah tidak dihiraukan oleh orang-orang. Barisan polisi dengan pangkat lebih rendah sudah datang lebih dulu dan memasang police line. Tim dari laboratorium kriminal dan forensik juga tampak sibuk bekerja.
Yudha menghampiri seorang wanita berambut bob dengan jas lab warna putih yang mengenakan masker dan sarung tangan. Namanya, Dokter Sasa Ayuwandira, seorang dokter polisi dengan pangkat inspektur satu yang terkenal cukup eksentrik, namun memiliki piawaian yang tidak dapat diragukan. Mata wanita itu menyipit ketika melihat kehadiran Yudha, tetapi senyumannya tertutupi oleh masker yang dia kenakan.
"Kamu telat banget sih, Yud," ejek Sasa.
"Polda kan lumayan jauh dari sini, Dok, gimana hasil inspeksinya?" tanya Yudha.
Sasa memandang jasad seorang gadis yang terbaring di hadapannya. Gadis itu duduk dengan mata terpejam. Tangan kanannya menggenggam cutter sementara di tangan kirinya ada bekas sayatan dengan darah yang sudah mengering.
"Aku belum bisa menyimpulkan," ujar Sasa.
***