Mitos atau Fakta

1085 Kata
Banyak sekali batasan yang mereka miliki saat berkunjung ke keraton, tapi walau begitu, mereka tetap menghargai peraturan yang sudah ditetapkan, mau bagaimanapun mereka hanya tamu di sini. “Eh kabarnya kalau dua orang yang berhasil lewat pohon ini secara bersama-sama, itu tandanya mereka berjodoh,” ucap Juna saat sampai di pohon beringin kembar yang sudah terkenal dengan mitos tersebut. “Ah masa, si ... mana lagipula jalannya hanya lurus, bagaimana mungkin orang bisa terpisah hanya karena mitos,” ucap Vira yang tidak terlalu meyakini akan mitos tersebut. “Aku juga, kan taunya dari kata orang, nyata atau gaknya, si aku gak tau,” ucap Juna yang tak mau lagi berdebat. “Liam dan Kayla, gimana, kalian mau mencoba?” tanya Risda. Keduanya sontak mengeleng-geleng kepala, mereka tidak mau terlalu meyakini mitos tersebut, meskipun di dalam benak masing-masing tetap menyimpan rasa penasaran akan hasil yang di dapat jika mereka berdua mencobanya. “Bilang aja takut,” ucap Juna yang berusaha memancing Liam untuk melakukan hal tersebut dengan Kayla. “Musyrik percaya sama kaya begituan,” ucap Liam. “Justru kalau kamu tidak mau, itu tandanya kamu percaya, karena kamu takut kalau memang nanti kalian terpisah di tengah jalan, kan,” ucap Juna lagi. Liam langsung menarik Juna menjauh dari ketiga teman perempuannya. “Jangan bicara macem-macem!” ucap Liam sambil terus menarik kerah Juna. “Yaampun Yam, kalau mau bunuh orang, gak gini juga caranya,” ucap Juna yang lehernya mulai terasa sakit karena Liam yang belum juga melepaskan kerahnya yang mencekik. “Terus, kamu mau mati dengan cara yang seperti apa?!” ucap Liam lagi yang langsung melepaskan kerah pakaian Juna. “Aku itu hanya bercanda saja, jangan dibawa serius,” ucap Juna yang masih berusaha mengatur napasnya. “Bercanda kamu kelewatan,” ucap Liam. “Berarti benar, kan kamu itu takut!” “Astagfirullah, Juna ... musyrik percaya mitos!” tegas Liam yang tetap tidak mau memberitau keraguannya pada Juna. “Jujur saja, aku gak akan mengejek juga kok,” ucap Juna. “Tidak ada yang perlu dikatakan dengan orang yang berpikir kotor sepertimu.” Liam langsung pergi meninggalkan Juna, sementara Juna masih saja mengeleng-geleng kepala karena tingkah dari temannya yang satu itu. Di sisi lain, Vira dan Risda hanya terpaku melihat Kayla yang sedaritadi melihat kedua pohon tersebut. Sebenarnya yang ada dibenak Kayla saat ini adalah dari mana asal mitos itu berasal, segala sesuatu yang beredar pasti merupakan hal yang pernah terjadi yang membuat hal tersebut menjadi pemicu terlahirnya mitos tersebut. Sementar yang ada dipikiran Risda dan Vira adalah, mungkin saja Kayla benar-benar ingin mencoba hal tersebut dengan Liam, tapi dirinya terlalu takut mengetahui hasilnya nanti. Iya ... sekiranya begitulah yang mereka pikirkan soal Kayla yang terus saja memperhatikan kedua pohon kembar tersebut. “Kamu liat apa?” tanya Liam. “Liat pohon,” ucap Kayla. “Iya aku tau pohon, maksud aku ....” “Lanjut yuk ke tempat lain, bosen di sini,” ucap Juna yang berhasil menggambil alih perhatian semuanya, kecuali Liam. “Yuk,” ucap Vira, Risda dan Kayla secara berbarengan. Sementara itu Liam langsung mentap Liam dengan tatapan tajam, padahal tadi Liam sudah mau mengajak Kayla untuk mencoba hal yang teman-temannya inginkan, lagipula Liam tidak mau rasa penasarannya terus menghantui dirinya. Tapi semua itu gagal karena Juna yang tiba-tiba mengajak mereka untuk pergi ke tempat lain. “Liam kamu gak mau ikut?” tanya Kayla sambil menatap Liam. “Gak mungkin aku gak ikut, nanti kalian mau kembali ke hote bagaimana kalau gak ada yang nyetir,” ucap Liam yang langsung melangkah menyamakan langkah Kayla. “Kamu percaya, dengan apa yang Juna bilang tadi?” tanya Liam dengan nada berhati-hati. “Maksudnya tentang pohon itu?” tanya Kayla balik. Liam hanya mengangguk saja tanpa menjawab hal tersebut. Melihat ekspresi Liam membuat Kayla ingin tertawa, bagaimana bisa Liam mempercayai perkataan Juna begitu saja? “Jadi kamu percaya sama mitos itu?” ucap Kayla sambil tertawa. “Iya gak juga si, cuma penasaran aja kamu percaya atau gak,” ucap Liam lagi. “Haha ... dasar, percaya sama mitos itu musyrik tau, gak boleh ... lagipula jodoh seseorang itu bukan ditentukan dengan bagaimana hasil dari kedua orang berhasil atau tidaknya berjalan bersama melewati pohon itu,” ucap Kayla yang berhasil menghilangkan kegelisahan Liam. Selagi Liam dan Kayla berduaan, Juna sengaja membawa Risda dan Vira pergi untuk memberikan keduanya waktu bersama. “Juna ... kenapa kita tinggalin mereka?” tanya Risda. “Udah biarin aja, kita yang jomblo gak akan ngerti betapa berharganya waktu berduaan bareng orang yang dicintai,” ucap Juna pada keduanya. “Tapi tadi, kan katanya kita gak boleh pisah,” ucap Vira yang hendak berbalik menyusu Liam dan Kayla. Tapi setelah melihat mereka berdua tertawa dengan lepas, seketika Vira mengurungkan niatnya. Mungkin selama ini mereka memang berusaha untuk bisa memiliki waktu berdua, tapi sayang Vira dan Risda adalah dua orang yang tidak bisa melepas Kayla begitu saja, tapi sekarang melihat keduanya tertawa membuat Vira sedikit mengerti apa yang dimaksud Juna tadi. Lagipula mereka juga seperti tidak sadar kalau ketiga temannya itu sedang tidak bersama mereka. “Begini ya ... semua mitos itu terlahir pasti karena sebab akibat, tidak mungkin hal tersebut menjadi mitos melegenda dengan begitu saja,” ucap Kayla yang berhasil membuat Liam terus menatap dirinya. Karena tidak tahan melihat senyuman Kayla, akhirnya tanpa basa-basi Liam langsung memotret Kayla, dan kebetulan sekali Kayla sedang dalam keadaan tersenyum. “Liam ... tadi kan dibilang gak boleh foto-foto,” ucap Kayla yang sadar kalau dirinya difoto. “Gak apa-apa ini wilayah yang memang sudah dijadikan destinasi wisata kok,” ucap Liam. Kaya hanya menggeleng-geleng kepala saja, dirinya tidak keberatan kalau Liam menggambil gambarnya, terkecuali kalau Liam memang menggambil gambarnya yang sedang dalam keadaan tidak baik. “Eh yang lain pada ke mana, ya?” tanya Kayla yang baru sadar kalau ketiga teman lainnya tidak bersama mereka. “Mungkin mereka sudah pergi ke mobil,” ucap Liam yang masih fokus dengan hasil foto yang ia ambil. Kayla terus saja berusaha mencari keberadaan ketiga temannya, tapi karena tempat yang mereka kunjungi sangat luas dan banyak orang, jadi alhasil Kayla tidak bisa menemukan mereka. “Liam! Kamu yakin mereka ke mobil?” tanya Kayla yang mulai panik. “Kamu ini, kenapa harus pusing-pusing, kamu ada handphone, kan ... coba telepon mereka,” ucap Liam yang masih saja fokus dengan kameranya. Dengan cepat Kayla langsung menggambil handphonenya dan menelpon Vira, tapi sayang ia mendapati kalau kuota yang ia miliki sudah habis, begitu juga pulsa yang ia miliki tidak mencukupi untuk melakukan panggilan.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN