Di dalam rumah sudah ada Resti yang duduk di ruang tamu. Dia tidak mau tidur meski Kayla sudah memintanya untuk tidur lebih dulu.
"Nenek," panggil Vira dan Risda bersamaan. Mereka berdua lalu berlari menghampiri Resti dan memeluknya erat.
"Apa kabar kalian?" tanya Resti setelah melepas pelukan mereka.
"Baik, Nek. Nenek juga apa kabar?" tanya Risda.
"Baik," balas Resti. Resti lalu melihat ke belakan mereka, ke tempat dimana Kayla dan Juna berdiri. Lebih tepatnya dia melihat Juna.
Juna yang merasa dipandang oleh Resti langsung tersenyum dan membungkuk hormat. "Saya Juna, Nek," ujarnya memperkenalkan diri.
"Juna temanku yang selalu membantuku waktu di sana, Nek," sahut Kayla.
Resti lalu tersenyum, "Halo Juna. Sini duduk dulu," Ujarnya sambil menunjuk sofa yang kosong di sebelahnya.
"Iya, terima kasih Nek. Tapi sepedtinya aku harus pulang," balas Juna.
Kayla dan yang lain langsung menoleh ke Juna.
"Pulang ke rumahmu?" tanya Kayla.
Juna mengangguk.
"Astaga Juna. Engga, jangan. Perjalananmu jauh, dan kamu belum ada istirahat yang cukup," ujar Kayla mengomeli Juna.
"Tidak apa-apa, Kay," balas Juna.
"Jangan nduk, Tinggallah sebentar. Tidur saja disini, besok baru kamu bisa pulang," ujar Resti menyetujui Kayla.
"Jangan, terima kasih Nek. Nanti saya malah merepotkan," ucap Juna.
"Tidak nduk, sudah tinggal saja. Nenek tidak terima penolakan lagi," ucap Resti mengakhiri.
Juna lalu tersenyum hangat, "Iya, Nek," ucap Juna pada akhirnya. Dia lalu duduk di salah satu sofa disana. Kayla melangkah ke arah dapur. Dia menyiapkan minuman untuk yang lainnya dan kembalu ke sana setelahnya.
Mereka disana berbincang-bincang selama beberapa waktu.
"Juna tidur di kamar Nenek saja," ujar Resti.
"Jangan, Nek. Juna tidur di sofa sini saja," ucap Juna.
"Tidur di kamar saja."
"Jangan Nek. Serius tidak apa-apa, Juna tidur disini saja," ucap Juna menolak sekali lagi. Dia tidak ingin merepotkan.
Resti tersenyum, dia memukul pundak Juna beberapa kali. "Ya sudah, Nenek ambilkan selimut sama bantal dulu," ujarnya.
"Kayla saja Nek," ujar Kayla dan beranjak lebih dulu. Dia mengambil bantal dan juga selimut untuk Juna di kamarnya. Resti dan Vira sudah terlelap lebih dulu di kamarnya.
Setelah itu, Kayla kembali dengan kedua tangan yang penuh. Dia memberikannya ke Juna.
Juna menerimanya, "Terima kasih," ujarnya.
"Ya sudah, ayo tidur. Nenek masuk dulu ya," pamit Resti meninggalkan mereka berdua.
Juna menatap Kayla yang juga berbalik menatapnya. "Tidur sana, Kay," ucap Juna sambil mengedikkan dagunya menyuruh Kayla masuk ke dalam kamarnya.
"Iya, kamu juga," balas Kayla. Tapi dia belum beranjak dari sana.
Juna mengangkat sebelah alisnya, "Hm?" bingungnya.
"Ah, tidak. Dah.." Kayla bertingkah kikuk, dia langsung berbalik dan melambaikan tangannya meninggalkan Juna yang menatapnya heran.
Juna menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Dia lalu meletakkan bantal di sofa dan membaringkan tubuhnya disana. Dia juga menyelimuti tubuhnya dengan selimut yang diberikan Kayla tadi. Juna perlahan menutup matanya membawa dirinya menuju alam mimpi begitu cepat karena dirinya yang kelelahan.
***
Kayla mengerjapkan matanya. Tubuhnya menggeliat dikala sinar matahari menembus ke jendelanya. Dia melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Kayla melihat Vira dan Risda yang masih tertidur lelap. Kayla membiarkan mereka karena tau kalau mereka pasti kelelahan saat perjalanan tadi malam.
Kayla beranjak dari tempat tidurnya. Dia masuk kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah itu Kayla keluar dari kamar. Dia akan berjalan ke dapur, tapi terhenti ketika melihat sofa yang seharusnya di tiduri Juna menjadi kosong. Kayla mengedarkan pandangannya ketika mendengar suara-suara berbincang.
Itu berasal dari luar. Kayla lalu melangkahkan kakinya untuk ke luar rumah dan benar saja ada orang disana. Itu Juna dan Resti, mereka berdua sedang menyirami tanaman-tanaman milik Resti sambil berbincang kecil.
"Nenek.. Juna.." panggil Kayla sambil melangkah mendekat.
Mereka berdua yang dipanggil menoleh. "Sini, Kay," panggil Juna mengayunkan tangannya.
Kayla ikut berdiri disamping Juna. "Kenapa bangun cepat?" tanya Kayla kepada Juna.
"Hm? Kenapa memangnya?" bingung Juna.
"Engga sih. Cuma kamu kan habis perjalanan jauh, seharusnya kamu tidur yang cukup," ujar Kayla.
"Cukup kok buatku," ungkap Juna sambil tersenyum.
"Iya deh," Kayla menyerah.
"Nenek masuk dulu ya, mau buat sarapan untuk kalian," pamit Resti dan berlalu pergi.
Beruntung hari ini hari minggu, jadi Kayla tidak perlu khawatir untuk ke kantor. Kayla lalu mengambil alih semprotan air yang dipakai Resti tadi dan ikut dengan Juna menyiram bunga-bunga milik Resti.
"Bunga mataharinya canti ya, Kay," ujar Juna yang sedang menyemprotkan air untuk bunga matahari.
"Itu kesukaan Nenek," kata Kayla memberi tahu.
"Kesukaan bunda juga," balas Juna sambil tersenyum.
"Iya?"
Juna mengangguk.
"Aku punya satu dikamar, kalau gitu aku kasih ke bunda saja," ucap Kayla.
"Kenapa?"
"Gapapa, mau kasih aja," jawab Kayla tanpa ragu.
"Bunda juga titip sesuatu buat kamu. Sebentar aku kasih, ya."
"Apa itu?"
"Sebentar kamu lihat sendiri saja." Kayla lalu mengangguk menurut. Mereka kini terus menyiram hingga selesai.
Selepas itu, mereka berdua masuk ke dalam rumah lagi dan menuju ke dapur setelah mencuci tangan mereka. Sudah ada Vira dan Risda disana. sepertinya mereka baru bangun karena wajah mereka yang khas bangun tidur.
"Sini duduk, kita sarapan dulu," ujar Resri kepada Juna dan Kayla. Mereka lalu duduk berdampingan dan berhadapan dengan Vira dan Risda.
Resti sudah menyiapkan sarapan mereka. Setelah itu mereka makan dengan tenang.
Beberapa menit merwka sarapan bersama, kini mereka duduk di ruang tamu. Juna mengeluarkan barang titipan bundanya untuk Kayla.
"Ini dari bunda Kay," ujar Juna sambil memberikan selendang titipan bundanya.
Kayla tersenyum menerimanya, "Wah, cantiknya..."
"Cantik banget."
"Cantik sekali, Kayla."
Ujar orang-orang disana. Kayla mengangguk.
"Itu peninggalan almarhum ayahku," jelas Juna memberitahu.
"Wah benarkah? Bukankah ini terlalu berharga untuk dikasih ke aku?" tanya Kayla sambil memegangi selendang itu erat.
"Bunda sendiri yang mau kok, Kay. Jadi pasti tidak masalah," jawab Juna.
"Terima kasih banyak, sampaikan nanti ucapan terima kasihku ke bunda ya," ujar Kayla dan dibalas anggukan oleh Juna.
Beberapa menit mereka berbincang bersama hingga siang tiba. Juna sudah bersiap-siap untuk pulang kembali ke kotanya.
"Ini buat bunda," uajr Kayla sambil memberikan bunga matahari yang dimaksudnya tadi.
"Iya, terima kasih," balas Juna. Dia lalu beraliha ke yang lainnya, "Makasih ya, makasih Nenek sudah ijinin Juna tidur disini," ujarnya kepada Resti.
"Iya, sama-sama Nduk," balas Resti senang.
"Juna berangkat dulu kalau begitu, sampai nanti ya semuanya," pamit Juna dan masuk ke dalam mobilnya.
"Dah Juna."
"Hati-hati dijalan Juna." mereka semua bersama-sama melambaikan tangannya kepada Juna. Setelah itu Juna mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah itu.