Menit demi menit berlalu, di sinilah ia sekarang. Tiba di tempat tujuannya dengan selamat. Cherise mamatung di depan pintu, memperhatikan tempat itu dengan saksama. Tidak banyak yang berubah dari ingatan terakhirnya dari tempat itu. Cherise berusaha merangkai kata-kata yang cocok untuk memulai pembicaraan mereka. Ia menarik nafas panjang, lalu menghelanya perlahan. Sedetik kemudian, Cherise mendorong pintu kaca di hadapannya. Toko bunga itu sebagian besarnya terbuat dari kaca, hingga sesiapapun yang melewatinya dapat melihat keindahan semua bunga yang ada di dalam. Suara bel berbunyi begitu ia melangkah masuk. Cherise menyapu ruangan dengan matanya, mencoba mencari sosok sahabatnya. Pandangannya terhenti saat melihat sahabatnya yang tengah duduk di bangku yang terletak di sudut ruangan.