Bab 10. Menikahlah denganku

1014 Kata
Geram dengan perkataan dan sikap Chloe yang sudah berani menamparnya. Kesabaran Liam pun habis, dan dia berbalik mengancam Chloe. Jika wanita itu tetap menyangkal bukti-bukti yang dia tunjukkan nanti, maka Chloe harus mau menikah dengannya. Chloe merasa Liam sudah gila, kalau sudah berani mengancamnya seperti ini. Liam beranjak dari tubuh Chloe, lalu pria itu mengambil ponselnya dari dalam saku. Sedangkan Chloe, memanfaatkan situasi dengan mencoba kabur dari tempat itu. "Kau harus tetap disini. Kita harus melihat film blue kita sama-sama," ucap Liam sambil memegang tangan Chloe dan memaksa wanita itu duduk diatas pangkuannya. "Kau sangat keterlaluan, dasar pria c***l!" maki Chloe sambil berusaha untuk melepaskan dirinya dari pangkuan Liam. Akan tetapi, pria itu menahan Chloe dengan kuat. "Kau yang keterlaluan padaku. Kau menamparku setelah apa yang kita lakukan malam itu? Kau bahkan tidak mengambil black card yang ku tinggalkan untukmu!" gerutu Liam sambil membuka ponselnya, mencari-cari sesuatu di dalam sana yang sudah disimpannya sebagai bukti. Lebih tepatnya sebagai kenang-kenangan. Mendengar perkataan Liam tentang black card, Chloe jadi yakin kalau memang pria yang menghabiskan malam dengannya adalah Liam. "Lepaskan aku Pak!" "Lihat ini dulu!" seru Liam kesal, dia pun menunjukkan video di ponselnya pada Chloe. Sontak saja Chloe terbelalak, bahkan tersedak ludahnya sendiri, manakala dia melihat video yang ada didalam ponsel Liam. Video itu menunjukkan sisi lain dari Chloe yang sedang mabuk. Di sana dia begitu liar dan memaksa Liam untuk berhubungan badan dengannya. Liam yang digoda seperti itu, tentunya tak bisa menolak dan meladeni Chloe. Situasi pun, tidak memungkinkan dia untuk menolak godaan dari gadis itu. Masalahnya, disini Chloe sangat hot. Bahkan Chloe sendiri malu melihat dirinya di dalam video itu, seakan tidak percaya bahwa dirinya mampu melakukan hal gila itu. Dia memalingkan wajahnya dari video yang masih mengeluarkan suara-suara erotisnya. "Lihatlah ini Pretty girl. Bukankah ini dirimu? Kau terlihat binal disini. Pertahananku sampai runtuh olehmu," ucap Liam seraya menyentuh dagu Chloe. "Ahhh... teruskan Paman...aahh...lagi..." Pipi Chloe semakin bersemu merah mendengar suara desahannya sendiri di video itu. "Matikan videonya." "Kenapa? Malu ya?" goda Liam sambil tersenyum gemas melihat Chloe yang bersemu merah didepan tubuhnya. "Matikan itu, cepat!" ujar Chloe dengan keras. Dia juga berusaha untuk melepaskan dirinya dari Chloe. "Ahh...lagihh Paman..." Sumpah, rasanya Chloe ingin menjerit dan menangis saat ini juga setelah mendengar suaranya yang keenakan seperti itu. Dia bergerak-gerak, mencoba bangkit dari pangkuan Liam dan pergi dari sana. Tapi tenaga pria itu begitu kuat menahan dirinya untuk tetap di sana. "Kumohon, matikan videonya dan lepaskan aku." Pinta gadis itu dengan lirih, memohon dan suaranya seperti orang yang menahan tangis. "Kau harus mengakui kalau yang ada divideo ini adalah kau." Chloe menjawab dengan cepat, seperti sedang menyerobot antrian. "Iya iya, aku mengaku itu aku. Sekarang bisa kau lepaskan aku?" "Belum bisa. Masih ada satu hal lagi yang harus kau lakukan." Liam tersenyum licik. Chloe mendongak dan menatap Liam dengan tatapan tajam, mata hazelnya juga tampak berkaca-kaca. Hingga Liam tak tega melihatnya. "Tidak, aku tidak boleh luluh dengan air matanya. Aku harus tetap dengan niatanku."batin Liam. "Menikahlah denganku, barulah aku akan melepaskanmu." Chloe tercengang begitu mendengar perkataan Liam, yang ingin menikahinya. Menikah? Kata itu adalah kata yang paling menakutkan dan ingin dihindari oleh Chloe sekarang. Karena keputusannya menikah muda dengan Jonathan, telah membuat luka besar di dalam hatinya. Sejak pengkhianatan itu, Chloe tidak berpikir untuk menikah lagi dan lebih memilih untuk menata hidupnya kembali agar hidupnya lebih baik dari sebelumnya. "Jangan mengada-ada, tidak ada alasan untuk kita menikah." Chloe menyanggah perkataan Liam, sebagai omong kosong saja. "Kita sudah tidur bersama. Apa itu tidak bisa menjadi alasan yang kuat?" "Kita bahkan tidak saling mengenal, hanya terlibat dalam hubungan satu malam. Anggaplah kalau kita tidak memiliki hubungan apapun, hanya sebatas malam itu saja!" ujar Chloe tegas, dia tidak mau berhubungan lagi dengan Liam setelahnya. Liam mendengus dan tampaknya tidak bisa menerima perkataan Chloe yang meminta hubungan mereka sampai sini saja. "Bagiku hubungan kita tidak hanya malam itu saja. Hubungan kita lebih dari menyatukan tubuh dan aku tidak bisa melupakannya." "Kalau begitu lupakan dan lepaskan aku. Toh kau juga tidak dirugikan bukan? Kau juga merasakan enaknya." Chloe berkata dengan nada dingin yang menusuk hati Liam. Pria itu bisa merasakan dinginnya hati Chloe, dia tidak mengira bahwa kelakuan putrinya yang sudah merebut suaminya, sudah membuat Chloe bersikap seperti ini. Dia tahu semua ini setelah memvalidasi informasi yang diberikan Branz. Ternyata fakta berbicara tentang Chloe dan putrinya yang bersahabat dari SMA, namun setelah putrinya menghancurkan pernikahan Chloe. Hubungan mereka hancur, Chloe juga kehilangan bayi yang ada didalam kandungannya. Liam merasa kasihan juga pada wanita cantik yang sudah berhasil memporak-porandakan hatinya itu hanya dengan satu malam saja. "Kata siapa aku tidak dirugikan? Aku merasa dirugikan, sangat." Chloe melirik sinis pada Liam, tak setuju dengan perkataannya. "Karena kau sudah membuatku tidur denganmu setelah bertahun-tahun aku berpuasa. Kau membuatku gila, kau harus bertanggungjawab! Menikah lah denganku, aku akan melakukan apapun yang kau mau. Kau hanya perlu diam, berdandan cantik dan melahirkan anak untukku," tutur Liam seraya mengangkat dagu Chloe dan menatap mata hazelnya. Bagi Liam, pernikahan adalah hal yang serius dalam jangka panjang dan dia sudah memikirkan matang-matang. Perihal perasaan cinta, bisa menyusul setelah menikah. Baginya rasa tertarik sudah cukup membuatnya memutuskan menikah dan dia ingin pernikahan yang seumur hidup. "Aku tidak bisa menikah, aku tidak akan pernah menikah." Jawaban Chloe yang sudah dia prediksi sebelumnya, tak membuat Liam kaget apalagi menyerah. "Jangan bicara begitu, karena kau akan berubah pikiran," sahut Liam dengan percaya diri. "Aku tidak akan ..." Chloe dan Liam terkejut saat ada yang membuka pintu ruangan itu secara tiba-tiba. Bahkan orang yang membuka pintu itu langsung menyelonong masuk ke dalam ruang Presdir seenaknya. "Daddy... Daddy!" Liam tersenyum licik, lalu dia memeluk Chloe semakin erat dan mencium pipi gadis itu didepan orang yang baru masuk barusan. "A-apa yang ..." Wanita berambut pendek itu terbata-bata, saat dia melihat ayahnya berada dalam posisi intim bersama seorang wanita yang dia kenal. Branz berada dibelakang Anna, dia juga terkejut dengan posisi Liam dan Chloe. "Daddy! Apa yang Daddy lakukan dengan wanita ini?" Anna berteriak keras sambil menunjuk ke arah Chloe. Matanya menatap tajam pada wanita yang merupakan mantan istri dari kekasihnya itu. Tbc...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN