Tania mematut diri di cermin. Memandang ke atas kasur yang penuh dengan baju-baju berserakan. Satu per satu baju dari gantungan baju sudah diturunkan dan dicoba. Dia belum menemukan gaya yang sesuai. Sebenarnya dia sudah menemukan baju yang menurutnya nyaman. Semua baju ini dia beli dan dia pakai karena dia suka dan merasa nyaman. Modelnya juga tidak terlalu kampungan. Tapi karena pernah dikatai misionaris sama fansnya Aryo dan juga pernah dianggap kurang keren sama Aryo, membuat Tania lebih berhati-hati dalam berpakaian. “Siyal! Gara-gara si berengsekk itu aku jadi mati gaya. Kehilangan identitas ini sih namanya! Hih! Tu laki maunya apa sih? Suka maksa, suka ngatain, trus suka seenaknya pamer body. Pantes Wulan dan emak-emak di sini pada demen, lah perutnya aja kotak-kotak gitu. Aduhhh