(Trust)

1464 Kata
Kedua langkah kaki Reglus tidak berhenti ketika menelusuri garis perbatasan kerajaan, bersama dengan Raph yang senantiasa berjalan di sampingnya, keduanya nampak berjalan menuju luar perbatasan seraya membawa sebuah pedang serta sebuah busur panah yang biasa mereka bawa ketika hendak berburu.   “Pangeran!” sebuah panggilan dari seseorang yang terdengar jauh di belakang sana, membuat pandangan mereka menoleh kearah belakang demi menatap seorang prajurit portal*  yang kala itu menghentikan langkahnya dan segera berlutut hormat di hadapan Reglus.  “bairkan kami pergi berburu, bukankah Raja telah memberikanku idzin karenanya?” ucap Reglus menjelaskan kepada sang Prajurit yang baru saja menahannya,  “maafkan saya Pangeran, namun baginda memerintahkan saya untuk segera membawa anda padanya” mendengar penjelasan dari sang prajurit membuat dahi Reglus berkerut dan kini pandangnya beralih menatap Raph yang juga membalas tatapannya, kemudian mengangguk menandakan bahwa hal itu pasti adalah sesuatu yang penting, “bawa kami padanya!” perintah Reglus membuat Prajurit itu membukakan sebuah pintu portal untuknya beserta Raph, dan kemudian mereka masuk ke dalamnya. … Issen*… sungai tenang yang selalu menyediakan air yang amat jernih itu, kini berwarna merah dengan beberapa jasad yang dibawa oleh arusnya yang menjadi kencang. Kedua pandang Reglus terbelalak mendapati pemandangan yang mengerikan begitu ia keluar dari portal sang prajurit yang mengantarnya beberapa saat yang lalu, dari kejauhan dapat terlihat dengan amat jelas langit hitam yang retak di wilayah timur dengan retakan berwarna merah menyala-nyala. “ada apa dengan wilayah timur?” kedua pandang Reglus menatap Raja Sanghwa yang baru saja datang bersama dengan pasukan khususnya itu, bertanya pada Regard yang kini menggelengkan kepalanya, tidak mendapat jawaban dari Regard membuat pandangannya kini teralih menatap Raja-Raja lainnya yang juga datang menyaksikan peristiwa mengerikan ini, namun sama halnya dengan Regard, mereka hanya menjawab dengan gelengan kepala, “tak ada lagi yang perlu ditakutkan dari wilayah timur” ucapan Ginormous (Raja Clairchanter) yang menginterupsi saat itu membuat para Raja terkejut atas kedatangannya yang secara tiba-tiba dan kemudian mereka saling beralih pandangan satu sama lain, “memangnya apa yang kita takutkan dari wilayah timur, yang mulia??” pertanyaan salah seorang panglima dari kerajaan lain itu membuat beberapa Raja kembali saling beratatapan, untuk mencari tahu apa yang ada di wilayah timur saat ini, “Kaum Nium, mereka tinggal di hulu Sungai Issen” ucapan Raph mengingatkan mereka semua akan Kerajaan dan Negeri terkuat yang memang terletak di wilayah timur saat itu, “apa yang terjadi pada mereka, Ginor?? apakah kita akan baik-baik saja?” pertanyaan Regard yang terdengar panik itu tidak sedikitpun membuat Ginormous terganggu, dan dengan santainya ia kembali berucap, “bukankah sudah kukatakan? Tak ada yang perlu kalian takutkan lagi dari sana” ditepuknya bahu Regard dengan pelan, dan akhirnya membuatnya menganggukkan kepala. Mendengar kembali kata-kata Ginormous membuat Regard serta Raja lainnya kembali merasa tenang, tak perlu ada yang diragukan lagi dari kata-kata sang Raja Clairchanter, karena semua yang ia ucapkan pasti benar adanya. Itulah yang ada dalam pemikiran mereka saat ini, namun tidak dengan Reglus yang kini masih terpaku menatap langit hitam yang retak di wilayah timur itu, ketika para Raja akhirnya membubarkan diri mereka, termasuk Regard sang Ayah. “Reglus” panggilan Raph saat itu membuatnya menoleh hanya dengan ujung matanya, dan kembali ia tatap langit kehitaman tersebut, “kurasa kita harus mendekat dan mengeceknya, Raph” ajakkan dari sang Pangeran membuat Raph mengerutkan dahi dan menggelengkan kepalanya, merasa bahwa ide Reglus tidaklah baik.  “kita tidak bisa menginjak Negeri itu, kau tau sendiri bahwa tumbuhan di sana mampu membedakan mana seorang nium dan mana yang lainnya, bukan?” ucapan Raph tentu membuat Reglus mengangguk mengiakannya, ia juga tahu akan hal itu, namun ia merasa bahwa ia tidak bisa diam dan percaya dengan begitu saja sebelum ia melihatnya sendiri, “aku tau, tapi kita harus mengetahui apa yang terjadi… aku tidak bisa begitu saja menerima kabar yang terdengar namun tidak terlihat olehnya” dahi Raph berkerut mendengar ucapan Reglus, “jadi kau meragukan seorang Clairchanter?” pertanyaan dari Raph membuat Reglus terkekeh dan menggeleng “bukan meragukan, Raph… aku hanya kurang yakin dengannya” penjelasan Reglus membuat Raph menghela nafasnya dan kemudian menyusul langkah Reglus yang kala itu menelusuri Sungai Issen menuju Hulu (Negeri Nium).   …   Kedua lelaki itu berjalan sudah cukup jauh dari Kerajaan Valens, mereka terus menelusuri sungai yang masih merah karena tercemar oleh darah. Seakan tak ada hentinya, Reglus terus menatap langit yang retak itu, hingga pada akhirnya langkah mereka pun berhenti ketika menatap seorang lelaki yang amat mereka kenali berada jauh di depan sana, berjalanan ke arah yang berlawanan, “Ray?” pertanyaan Reglus membuat Ray yang menyadari kehadiran sang Pangeran membuatnya sedikit menundukkan kepalanya, tanda memberi hormat kepada sang Pangeran, “Pangeran Reglus” panggilan dari sang Panglima saat itu membuatnya dan Raph segera berjalan mendekati Ray yang kini juga berjalan mendekati mereka, “dari mana kau?” tanya Reglus dengan kedua mata yang kini menatapnya dengan seksama, dari ujung kepala hingga ujung kakai dan kembali ke atas untuk kemudian berhenti di kedua matanya, “saya baru saja melihat keadaan di Kerajaan Nium” jawaban dari Ray membuat Reglus mengerutkan dahinya, “apa yang terjadi di sana?!” kedua mata Ray kini menoleh menatap Raph yang bertanya, “pemberontakan, Pangeran tunggal dari Kerajaan Nium bersama dengan putra panglima melakukan p*********n, dan menghabisi seluruh keturunan Nium, rakyat dan bahkan mereka menghabisi diri mereka sendiri disaat yang bersamaan setelah melakukan p*********n tersebut” penjelasan Ray saat itu membuat keduanya terbelalak kaget, “kau yakin?!” tanya Reglus merasa tidak percaya dengan apa yang telah diucapkan olehnya, kedua mata Reglus membulat lebar karena ia merasa bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, mengingat bahwa sang Pangeran merupakan orang yang amat baik hati, dan bahkan kebaikannya itu sudah terdengar hingga ke seluruh penjuru kerajaan lainnya. “ya… saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, mereka berdua lah yang tersisa saat itu dan mereka juga lah yang saling menusukkan pedang mereka satu sama lain” ucap Ray yang kini kembali menolehkan pandangannya ke arah belakang dan kembali menoleh kepada mereka berdua yang terlihat shock setelah mendengarnya “mereka bunuh diri setelah mereka melakukan aksinya??” kepala Ray mengangguk menjawab ucapan Raph yang kini menoleh menatap Reglus yang menghela nafasnya cukup berat, “jadi… Lan Larb* menghabisi kaumnya sendiri?” pertanyaan Reglus kembali diberi anggukkan oleh Ray, kedua pandang Raph kini beralih menatap Reglus yang kala itu terlihat amat terkejut dengan informasi yang baru ia terima, “tak ada yang mengetahui jalan pikiran seseorang, Reglus… kurasa ia memiliki jalan pikiran yang berbeda dengan yang lainnya” diliriknya Raph yang kini menepuk bahu sang sahabat dan membuatnya kini menganggukkan kepala, “ya… kau benar” ucap Reglus membenarkannya, “lebih baik kita kembali ke Kerajaan” ajakan Raph saat itu pun akhirnya disetujui olehnya yang kini melangkah bersama-sama dengan Ray, mereka kembali masuk ke perbatasan Kerajaan.   … Sudah lebih dari satu malam sejak peristiwa Kerajaan Nium terjadi, namun langit di wilayah timur masih sama seperti semula, berwarna hitam dengan retakan merah yang kentara menyala-nyala dan akhirnya memunculkan kecurigaan dalam hati Reglus mengenai informasi yang diucapkan oleh Ray saat itu, meski para Raja serta banyak sekali orang yang tidak begitu memerdulikan hal tersebut, namun tidak dengan dirinya. “aku merasa bahwa ia telah berbohong” kedua mata Raph yang kala itu tengah terpejam dan bersandar di batang pohon Ek di Poltar itu, kini menoleh menatap Reglus yang berada tepat disampingnya, tidak seperti dirinya yang bersandar, Reglus terduduk seraya meletakan lengan kanannya di atas lutut kanannya yang terlipat kedepan, “Ray?” dianggukannya kepala Reglus ketika menjawab pertanyaan Raph yang kala itu membuka matanya dan menatap indahnya langit sore, “aku merasa ia menyembunyikan sesuatu pada kita saat itu, apakah kau merasakannya juga?” ucap Reglus menatap Raph dengan seksama, merasa di tatap membuatnya kini menoleh untuk kembali menatap Reglus,  “ya… tapi kurasa itu demi kebaikan kita, Reglus … jadi itu akan lebih baik jika kita berpura-pura untuk tidak mengetahuinya” mendengar saran yang dikatakan oleh Raph, membuat Reglus kini menyandarkan kepalanya di batang pohon ek dan menghela nafasnya dengan amat panjang, sebelum akhirnya mengangguk mengiakan saran sahabatnya tersebut. to be continue *Prajurit portal: Prajurit dengan baju seragam hitam dan motif naga berwarna jingga, prajurit yang memiliki portal yang bertugas untuk menyembunyikan, melindungi, mengantarkan dan menjemput keluarga kerajaan ketika hal mendesak terjadi atau sesuai dengan perintah sang Raja. *Issen : Sebuah sungai yang mengaliri lima negara yang bersumber dari Negeri Nium dan berakhir di underworld, sungai yang memiliki banyak khasiat bagi para penduduk serta pengelana dan tentunya merupakan sumber kekuatan terbesar dari seorang Nium. Sungai yang amat panjang dengan lebar sekitar dua puluh meter ini, memiliki bebatuan yang beragam disetiap wilayah negara yang dilewatinya, sungai yang amat jernih ini juga memiliki sepuluh air terjun yang dilintasinya. Sungai ini memiliki kedalaman hanya setinggi lutut orang dewasa. Banyak spesies ikan air tawar yang hidup di sungai ini. Kebanyakan orang percaya bahwa di sungai ini juga ditinggali oleh sebuah negara yang mereka juluki sebagai Negara Air Issen, tak banyak yang mengetahui negara tersebut, mereka mempercayai bahwa negara ini memiliki sebuah portal yang tak terlihat dan hanya warga negara Issen lah yang dapat membuka portal menuju negara tersebut. Pada kenyataannya Negara Issen tidak pernah ada, dan orang-orang yang mengatakan bahwa mereka menyaksikan seorang wagra Issen yang membuka portal itu kenyataannya adalah warga Nium yang menggunakan portal Issen untuk pergi menuju Negara mereka (negeri Nium). *Land Larb: Pangeran Tunggal dari Negeri Nium.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN