gahokhan hyeonsil

1307 Kata
(gahokhan hyeonsil) Satu abad setelahnya. Malam itu seluruh prajurit baru pun mengakhiri tugas akhirnya dan berjalan bersama untuk kembali ke barak mereka masing-masing, sesuai dengan devisinya.   Philip berjalan dengan lemas, bukan karena pelatihan yang amat menguras tenaganya kala itu, namun hal lainnya hingga ia tidak menyadari bahwa dirinya berjalan masuk ke dalam barak devisi prajurit pasukan khusus. Melihat hal itu tentu membuat orang-orang yang ada dalam pasukan khusus kini menoleh menatapnya dengan aneh,   “lihatlah siapa yang tersesat kemari!” bisikan salah seorang prajurit lainnya membuat Romeo yang memang masuk ke dalam devisi khususpun terkejut ketika menyadari kehadiran anak polos yang mengajaknya berbincang pagi tadi,   “Philip!” sebuah panggilan yang dilontarkan Romeo membuatnya menoleh dan tersadar dengan kebodohannya, “kau baik-baik saja?” tanya Romeo padanya yang kini terlihat sedikit bingung,   “oh, maaf… aku salah masuk barak” ucapnya dengan lugu, mendengar ucapan itu membuat Romeo akhirnya mengajaknya untuk pergi meminum kopi atau teh di restorasi kerajaan yang memang dikhususkan untuk para prajurit Kerajaan Valens.   Keduanya duduk di salah satu kursi yang tersedia, bukan hanya mereka saja yang tengah berada di sana saat ini, namun banyak sekali Prajurit yang berkunjung dan berbincang di sana.   “terima kasih telah membawaku kemari, tapi kurasa aku tidak membutuhkan teh saat ini” ucap Philip seraya menoleh menatap teh panas yang baru saja diberikan oleh Romeo untuknya,   “itu dibutuhkan saat pikiranmu tengah terganggu” jelas Romeo kembali menyuruput kopi miliknya,   Mendengar itu Philih terkekeh dan menggeleng, “jadi kau pikir, ada hal yang menganggu pikiranku saat ini??” tanya Philip dan Romeo dengan entengnya mengangguk mengiakan, dan membuat Philip terdiam. Merasa bahwa ia dapat menebaknya, “apa itu sangat terlihat jelas??” tanya Philip kembali,   “sangat terlihat” jawab Romeo singkat, mendengarnya membuat Philip pun meneguk teh hijau itu, “sebenarnya apa yang menganggu pikiranmu saat ini?” kedua mata Philip kini menoleh menatap Romeo yang menatapnya cukup penasaran, namun Philip enggan untuk menjawabnya dan memilih untuk diam, “apakah ini ada sangkut pautnya dengan Ray? Panglima yang amat kau kagumi itu??” pertanyaan Romeo membuatnya segera menoleh menatap orang tersebut dengan kaget,   “d..dari mana…-   “aku adalah devisi khusus, membaca pikiran dan raut wajah adalah hal yang mudah” jelasnya lagi dan kini membuat Philip menghela nafasnya dan mengangguk mengiakan dugaan dari Romeo,   “aku hanya tidak mengerti… kenapa mereka mengatakan hal seperti itu? Dan kenapa dia juga tidak membela dirinya, melainkan mengatakan bahwa pembicaraan tersebut tidaklah penting saat itu?” ucap Philip, kini ia menyandarkan kepalanya di atas meja, ia merasa kecewa dengan sikap yang ditunjukkan Ray pagi itu, ia merasa bahwa itu bukanlah seperti Ray yang hebat yang selalu ia dengar dari para pengelana yang pernah ia jumpai sebelumnya,   “para pengelana yang kau temui dan termaksud dengan dirimu, tentu tidak akan mengetahui hal tersebut, karena berita itu sengaja disembunyikan dengan rapih oleh sang Raja dan Peraturannya” ucapan Romeo membuat Philip kini menoleh menatapnya dengan tatapan yang bingung,   “kenapa? Kenapa mereka mengatakan bahwa ia terkutuk?”   “ia terkutuk karena melakukan sebuah kesalahan pada saat itu” jawab Romeo kembali menyeruput kopi miliknya,    “Apa yang telah ia lakukan hingga ia dikutuk seperti??” tanya Philip lagi, ia benar-benar penasaran terhadap Ray, karena baginya Ray adalah seorang panutan yang menuntunnya hingga saat ini,   “kesalahan yang ia lakukan adalah cinta” dahi Philip kini berkerut ketika mendengarnya, “cinta itu mengakibatkan sang Putri tewas karena bunuh diri, di hari pernikahannya” seolah berubah dari yang awal, kini kedua mata Philip terbelalak kaget,   “j…jadi…-   “Ray dan sang Putri jatuh cinta, tapi cinta mereka dilarang oleh Raja. Dan itulah yang mengakibatkan sang putri bunuh diri ketika hari pernikahannya akan berlangsung, karena ia tidak ingin ditikahkan dengan seorang pangeran pilihan Raja” ucap Romeo membungkam Philip yang kini termenung, “dan kejadian itulah yang membuat Ray terkena kutukan Abadi dari sang Raja, ia merasa murka karenanya” sambung Romeo, ia menjelaskan peristiwa seratus tahun yang lalu secara ringkas pada Philip, kini ia mengerti dan tidak penasaran lagi mengenai kenapa sikap Ray tidaklah sesuai dengan harapannya,   “lalu,… kenapa berita itu tidak menyebar luas, ketelinga para pengelana?” kedua mata Philip kini menatap Romeo yang mengela nafasnya,   “aturan, Raja membuat aturan agar kami para rakyat untuk bungkam mengenai orang-orang yang terhukum di Kerajaan ini, dan Ray termasuk ke dalam salah satunya”.   “...” diam, Philip terdiam setelah mendengar semua penjelasan yang jelas dari mulut Romeo malam itu. Melihat kediamannya akhirnya Romeo pun menepuk bahu orang yang duduk tepat di sampingnya seraya berucap, “sudahlah… tidak perlu kau pikirkan mengenai hal itu, ini sudah lebih dari satu dekade dan kurasa Ray sudah kebal karenanya” ucap Romeo berusaha menenangkan Philip saat itu, dan akhirnya sebuah anggukan diberikan oleh Philip yang kini tersenyum dan mengangguk mengiakannya.   …   (Satu abad yang lalu.)   Lebih dari empat tahun berlalu, Shiwa memendam perasaannya terhadap sang Pelindung pribadinya. Namun pada akhirnya ia harus mengakui hal itu pada sang Raja ketika dirinya mengetahui bahwa ia akan segera ditunangkan oleh seorang Pangeran pilihan sang Ayah, “aku mencintai seseorang, ayah” itulah kata yang diucapkan oleh Shiwa pada sang Ayah yang kini menoleh menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus penasaran, posisi mereka saat ini tengah berbincang di ruang keluarga kerajaan*.   “siapa yang engkau cintai, wahai Putriku? Kau bahkan tidak pernah membicarakannya denganku” tanya sang Raja seraya berjalan menghampiri Putrinya yang kini terduduk di salah satu sofa panjang itu dengan kepala yang tertunduk takut, mengetahui keresahan sang Putri membuatnya mengusap pucuk kepala Shiwa dengan lembut, “ katakan wahai putriku, pangeran mana yang kau cintai itu??” mendengar pertanyaan sang Ayah membuat Shiwa menoleh menatapnya, kedua matanya bertubrukan,   “dia bukanlah seorang Pangeran, Ayah” jawaban sang Putri membuat dahi Joseph berkerut, “dia adalah lelaki yang hebat, Ayah. Saya mencintainya bahkan ketika kali pertama kami bertemu” jelas Shiwa seraya tersenyum, menginginkan sang Ayah mengerti akan rasa kebahagiaannya,   “siapa pria itu?” tanya Joseph,   “Ray” jawaban sang Putri membuatnya menghelakan nafas dengan berat,   “seorang Prajurit??”   “kumohon ayah, saya mencintainya dan saya tahu dia pun demikian” Shiwa menggenggam lengan sang Raja dengan erat, ia memohon karenanya,   “tapi seorang prajurit pengelana?! Shiwa, menikahi seorang Rakyat jelata saja merupakan sebuah hal yang memalukan!, dan kau ingin aku menikahkan dirimu dengan Ray, yang sejatinya adalah seseorang Pengelana yang tidak diketahui dari mana asalnya?!” suara Joseph meninggi saat itu, ia menatap Shiwa dengan tatapan penuh penolakan terhadap apa yang ia inginkan,   “tapi ayah, dia adalah seorang Pengelana yang he..-   “masa bodoh dengan seorang Pengelana hebat, yang aku butuhkan adalah seseorang yang dapat memimpin kerajaan dengan baik, Shiwa! Aku tidak ingin menantuku mempermalukan kuburku nantinya!” bentak sang ayah pada Shiwa yang kini menangis,   “dia akan memimpin kerajaan dengan baik ayah, dia mencintai Rakyat Valens seperti engkau mencintai mereka” seolah tidak pernah habis, Shiwa terus membela Ray dengan seluruh kesaksiannya,   Sang Raja menggelengkan kepala seraya menghela nafasnya, “keputusanku sudah bulat Putriku, kau akan menikah lima hari dari sini. Dan jika kau masih membahas mengenai Ray dan perasaanmu itu, maka aku takkan segan untuk membunuhnya dengan kutukanku di hadapanmu” ancam sang Raja seraya pergi meninggalkan Shiwa yang menangis di Ruangan tersebut.   …   Hari pernikahan pun tiba, tidak seperti dugaan Raja Muller VII. Shiwa menusukkan dirinya dengan belati yang diberikan oleh Ray 4 tahun yang lalu dan ia mengutuk diri sendiri dengan mantra Guilotine setelah sebelumnya sang Raja memerintahkan para Prajurit untuk menjauhkan Ray yang kala itu memohon untuk menyembuhkan sang Putri.   Ia lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya di bandingkan harus menikah dengan seseorang yang tidak ia cintai, namun langkah itu salah. Karena pada akhirnya Ray harus menanggung semua hukuman yang diberikan oleh sang Raja yang murka saat itu.   … the story of Cestovatel Ray is End.  *gahokhan hyeonsil : [korea] Kenyataan yang pahit. * Devisi prajurit terbagi menjadi empat:   1. devisi pertahanan pertama (yang memiliki keahlian, baik naga, air atau hal lainnya yang dapat mereka kendalikan).   2. Devisi kuda (yang hanya menguasai pedang dan bisa berkuda).   3. Devisi panah atau yang disebut dengan devisi pendorong bagi pertahanan pertama.   4. Devisi pasukan khusus (yang menjalani misi rahasia dari Raja dan sebagainya).  *Ruang Keluarga kerajaan adalah Ruangan yang memiliki sebuah perapian tua dengan empat sofa panjang yang menghiasinya, ruangan  itu dikhususkan untuk keluarga Kerajaan (prajurit ataupun pelindung tidak diperidzinkan untuk menginjak ruangan tersebut).  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN