Wedding Party

1783 Kata
Waktu terus berlalu. Terdengar ketukan pintu, dan ternyata Yogie mengabarinya bahwa semua telah siap sesuai permintaannya. Tanpa basa - basi, Haris menggandeng tangan Sonya dengan kasar, dia masih termangu seolah tak mempercayai apa yang terjadi hari ini, otaknya cukup kecil untuk mampu menganalisa kejadian seberat ini. Orang kaya, mengapa kebanyakan suka semena-mena begini, tak bisakah dia dengan lembut memperlakukanku, toh dia minta tolong padaku! Dasar psikopat! Meski selalu menggerutu dalam hati, tapi Sonya menurut mengikuti langkah Haris yang berjalan menggandeng tangannya dengan tangan miliknya yang masih bersimbah darah. Lantai delapan belas, BIG Haris Hotel, telah di blokir dari akses orang luar, hal itu di lakukan Haris agar orang lain tak menjamah lantai dimana dia akan menikmati malam pengantin dengan kekasih pujaan hatinya. Meski toh nyatanya semua hanyalah angannya semata. Siapa yang akan menyangka, pernikahan yang telah di persiapkan sedemikian mewah untuk sang pujaan hati nyaris gagal, karena kepergian sang kekasih di hari pernikahannya. Langkah mereka akhirnya terhenti di sebuah kamar. Semoga, langkahku adalah langkah terbaik dan yang paling tepat. Semoga kamar ini menjadi pintu kebahagiaanku selamanya. Aku menjalani semua ini dengan niat baik. Tolong retui aku ya Tuhan. Haris membuka pintu kamar dimana sudah terdapat seorang wanita yang tengah mempersiapkan alat make up dan bersiap merias wajah calon pengantin. Sonya menahan langkah kakinya sejenak, lalu menoleh kesamping sembari berbisik kepada Haris "Bersihkan lukamu, sebelum orang lain melihatnya…" Haris menoleh dengan tatapan tak percaya wanita asing di sisinya akan memberikan perhatian terhadapnya. Dia mengangguk perlahan. Lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar pengantin yang baru. Setidaknya aku harus mengalihkan perhatian orang dalam kamar ini, aku tak ingin namaku di gosipkan dengan hal yang tidak-tidak. Setelah melihat Haris memasuki kamar mandi dengan aman tanpa ada kecurigaan dari orang yang berada di dalam kamar itu, bahkan mereka lebih fokus menatap dan memperhatikan dirinya. Lihat aja terus, sampai mata kalian sakit, aku berbeda dengan yang biasa di bawa Tuan kalian, bukan? Sonya masih nyaman menggerutu dalam hati, sembari duduk di kursi. Begitu dia duduk, tampak sang make up artis menyambutnya dengan ramah. " Hmm, calon pengantin sampe pindah dua kamar. Sultan mah beda yah, by the way Tuan Haris tadi mana?" Ledeknya sembari mengerlingkan mata, menggoda Sonya yang tersenyum masam. Yap! Karena Sultan, dia semena-mena terhadapku. Huftt! Juru make up dari EO ternama di kota Jakarta itu mengira bahwa Haris dan Sonya di kamar berbeda tengah memadu kasih. Tak membutuhkan waktu lama, Sonya yang hampir tak tersentuh oleh make up selama ini, kini telah di sulap bak Putri Raja. Wajahnya bersinar, hingga membuat Haris menghentikan langkahnya setelah keluar dari kamar mandi dalam keadaan telah terbalut kimono, dengan aroma semerbak dari dalam kamar mandi. Dia terpana menatap kecantikan hasil make up team EO yang telah di mintanya untuk membantu mengurusi pernikahannya. Haris terbatuk " Brengsek.! Kenapa harus natap dia, siapa dia coba..." Gerutunya dalam hati sembari memainkan jarinya diatas bibir sexy yang telah di poles lip balm, guna semakin mempercerah wajah tampannya. Lalu dirinya dengan sigap mengenakan kemeja dan jas yang baru dari dalam lemari, team make over mendatanginya untuk memoles sedikit wajah dan tatanan rambutnya agar di buat terlihat fresh sepadan dengan pengantin wanita yang kini tampak cantik mempesona bak putri kayangan. Merias wajahnya tak membutuhkan waktu lama, hingga akhirnya selesai dalam waktu lima belas menit. Wajah tampan yang di milikinya membuatnya tak membutuhkan riasan tambahan terlalu menonjol. Ttookk…Tookkk! Suara ketukan pintu, mengisyaratkan bahwa seseorang yang mendatanginya adalah salah satu dari orang yang telah dia pekerjakan. Ternyata benar. Pria itu mengatakan jika acara harus segera di mulai, sesuai dengan permintaan dari nenek pihak ayahnya, agar menikah harus sesuai jam dan tanggal baik, demi kelancaran dan kelanggengan dalam berkeluarga. “Tuan Haris. Acara akad nikah tidak boleh lewat dari jam sepupuh pesan Nenek, Tuan. Mohon segera turun atau beliau yang akan menjemput langsung ke atas…” Suara tegas asisten pribadi itu membuat Haris mendengkus kesal. Repot. Kalau harus mengikuti tradisi begini, lagian nenek sudah setua itu, tau apa dia tentang jam baik, memangnya dengan aku menikahi wanita asing ini di jam segitu bakal membuat rumah tanggaku bakal langgeng? Mustahil bukan! Kebahagiaan akan hadir jika kedua insan saling mencintai, sedangkan dia? Aku bahkan hanya sekilas pernah bertemu. " S-sayang...sudah selesai kamu? " tanyanya ragu pada wanita yang pernah di lihatnya sebagai tante sang kekasih. Sonya yang tak pernah di panggil sayang sejak kandasnya jalinan asmaranya, membuatnya tak menyadari jika pria itu memanggilnya, hingga sebuah sentuhan tangan membuyarkan lamunannya. Dia spontan membelalakkan matanya dan menoleh karena terkejut. "Sayang...ayoo kita turun, semua telah menunggu kita..." ucapnya pelan. Tanpa sengaja matanya beradu dengan mata berwarna biru, menatap tajam kearahnya, lalu dengan segera Sonya memalingkan wajahnya. Gak bisa ramahan dikit apa, kalau ngeliat? Manggil sayang tapi berasa manggil setan. Sonya menghela nafas lalu menerima uluran tangan Haris dan beranjak berdiri. Apalagi yang di tunggu bukan? Toh dirinya juga sudah berdandan sebagai pengantin wanita, ya sudah nikmati peran saja. Mereka berjalan di iringi oleh panitia dan tim make up menuju ke dalam lift yang akan membawa mereka ke ballroom hotel mewah bintang lima milik keluarganya. Begitu lift terbuka, sontak membuatnya gugup. Sonya tertunduk dengan wajah gelisah, terlebih ketika dia memasuki pintu dan sorot lampu camera mengarah kepadanya. Lampu blitz camera wartawan yang sengaja di undang oleh Haris, karena ingin mengumumkan bahwa dirinyalah sang pemenang yang telah menahlukan sang playgirl. Tapi sial tengah menghampirinya, dia justru menjadi korban penipuan sang playgirl. Melihat pengantin wanitanya menghentikan langkah, membuat Haris menoleh dengan wajah memerah. Dia bertekad, dia tak ingin dan tidak boleh malu apalagi di permalukan di hari pernikahannya, dimana semuanya berkumpul disini menyaksikan dirinya menjadi raja sehari. Haris memang sengaja mengumpulkan seluruh pesaingnya dan seluruh musuhnya untuk menghadiri pernikahan akbar yang di gelarnya dengan berbalutkan kemewahan. "Apa yang kau lakukan? Mengapa kau menghentikan langkahmu! Jangan coba-coba mempermalukanku disini, atau nyawamu dan keluargamu sebagai imbalannya nantinya..." bisik Haris tepat di telinga Sonya, hingga membuat Sonya bergidik merinding. Jiwa pembangkangnya bergejolak, tapi dia sadar. Dirinya pun tidak boleh mempermalukan keluarganya di tempat ramai seperti ini, bagaimana nasib ibunya nanti. Sabar Sonya. Perjalananmu tidak terhenti disini, ini bukanlah akhir! Suatu hari nanti kau akan menemukan pangeran yang akan menolongmu dari lembah kesengsaraan dengan baju jirahnya yng gagah perkasa itu! Jadi jalani kerikil kecil yang akan menghalangi langkahmu menuju kebahagiaanmu nanti. Sonya menghela nafas dan menghempaskannya dengan kasar. Beberapa bulir keringat telah membasahi. Wajar jika dia gugup menjalani ini. Melihat situasi tak beres Haris segera mempererat genggaman tangannya, dan kembali melangkahkan kaki yang di ikuti Sonya menuju tempat yang telah disediakan untuk akad nikah. Sejenak matanya melihat kesekeliling, gedung itu di hadiri oleh manusia yang berbalut busana mewah. Sedangkan Haris dengan tenang mengedarkan pandangannya sejenak memastikan bahwa beberapa sahabat karibnya berasa disana. Sekilas pihak keluarga, terutama ayah dan ibunya tampak sedikit mengerutkan dahi, namun sesaat kemudian mereka terlihat berbisik lalu mengangguk dengan wajah cerah. Pernikahan yang di wakili oleh wali Hakim, Ayah Sonya tidak bisa hadir karena sedang dalam masa pengobatan, berjalan sangat khidmat meski Haris terlihat mengulang hingga dua kali karena salah menyebutkan nama Sonya, hingga pada akhirnya pria itu berhasil dengan keringat yang menghiasi tubuh kekarnya. "Ketahuan playboynya anak kamu mam, sampai salah nyebut nama calon istrinya.." bisik sang ayah merasa lucu. Disambut oleh anggukan di iringi senyum sang istri. Setelah selesai melaksanakan akad nikah, mereka tampak melakukan ritual sungkeman kepada pihak orang tua pria dan sebaliknya. Karena ayahnya tak hadir, maka ibunya di dampingi sang kakak. Maafin Sonya ma, Sonya melakukan hal besar tanpa berdiskusi pada mama, semua terjadi begitu saja, bahkan Sonya masih tak percaya ini akan terjadi Tatapan matanya menatap sang ibu dengan bulir air mata penuh permohonan. Sang ibu yang mengetahui karakter putrinya, hanya mengangguk dan membelai rambut putrinya. " Semoga ini menjadi pernikahanmu yang pertama dan terakhir Nak, dan kabahagiaan akan menghampiri kalian berdua..." bisik sang ibu kepada Sonya. Hingga membuat Sonya tak kuasa membendung air mata yang telah memenuhi pelupuk matanya. Setelah selesai melakukan ritual sungkeman dan beberapa acara adat yang di anjurkan sang nenek, akhirnya mereka bisa duduk di pelaminan dengan damai. Sonya menelan ludahnya getir. Dia tak melihat satupun sahabatnya ada di antara ramainya tamu undangan. Miris. Pernikahanku tapi tak ada satupun sahabatku yang hadir, pernikahan macam apa ini. Sabar.... Pernikahan mewah dan meriah yang di hadiri para eksecutive muda, beberapa deretan selebritis dan tokoh politik negeri ini, meramaikan suasana ballroom hotel mewah itu. Belum lagi para wartawan dan cameraman lainnya yang tak henti menyorot kearahnya membuat Sonya harus mendalami peran sebagai seorang pengantin yang bahagia, seolah ini menjadi pernikahan yang amat di nantikan. Belum lagi ketika tamu undangan menyalaminya dan mengucapkan selamat padanya, hatinya sesekali merinding dan berdesir indah. Andai ini pernikahanku yang sesungguhnya, dimana sisiku pria yang mencintaiku, mungkin akan terasa sempurna bagiku, tapi sudahlah, jalani saja dulu dan ikuti alurnya. Anggap kamu sedang berlakon di acara kampus, hah? Kampus! Wah sudah lama sekali itu, tiba-tiba aku merindukan kampus. Lamunan Sonya berhenti ketika Haris memintanya berdiri dan mengikuti arahan juru kamera yang mengabadikan pernikahan mereka. Mereka di minta berpose untuk dokumentasi pernikahan. Sonya tampak menurut terlebih ketika juru kamera memintanya menatap wajah Haris sembari tersenyum dan Haris di minta untuk memeluk sang istri dengan mesra. Situasi canggung terjadi beberapa saat, hingga akhirnya mereka menguasai diri. Semua ekspresi di abadikan oleh juru kamera. Lalu mereka melakukan sesi foto bersama keluarga besar pihak Haris dan keluarga besar pihak Sonya. Di lanjutkan dengan sahabat-sahabat Haris mulai dari sekolah dasar hingga koleganya, hal itu sungguh melelahkan. Tapi begitulah selayaknya pernikahan lainnya. Semua tamu undangan bergembira dan terus memuji kecantikan Sonya. Beberapa sahabat dekat Haris bertanya " Wanita yang lo nikahi jauh lebih cantik di banding mantan wanita-wanita yang lo jadiin pacar, jago emang lo dalam milih pasangan Har! Selamat ya bro!" Ucap Sean yang hadir bersama Arsih. Salah satu celotehan sahabat Haris yang membuat Haris terkekeh mendengarnya sembari melirik Sonya yang hanya tersenyum menyapa mereka. “Tapi bukan Tanya? Kemana Tanya lo buat?” lanjutnya lagi, membuat Haris membelalakkan matanya, menatap sahabatnya dengan kesal. “Diem, Lo! Tunggu aja tar penjelasannya. Berisik amat!” bisik Haris sembari menggertakkan gigi di telinga sahabatnya yang langsung tertawa terbahak-bahak, lalu berjalan melintasi mereka. Pujian banyak terlontar, termasuk dari kolega Haris yang memuji kecantikan Sonya " Selamat pak Haris. Semoga langgeng dengan istri cantiknya, selera pak Haris luar biasa..." Pujian demi pujian yang di lontarkan untuknya dalam memilih pasangan setidaknya membuat Haris sedikit terobati. Meski jauh di hatinya tidak terima dengan perlakuan sang kekasih yang tega meninggalkan begitu saja tanpa sepatah katapun untuknya. Cinta yang terlanjur tumbuh membara di hatinya, hingga memadamkan seluruh hasratnya untuk bermain-main lagi dengan wanita lain membuatnya tak bisa terima begitu saja atas kepergian sang kekasih. Hingga dia memutuskan akan menyelidiki dan mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya dengan sang kekasih, hingga tega meninggalkannya begitu saja di hari pernikahan yang telah mereka sepakati bersama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN