8. Putus Asa

835 Kata
Keysa menyerah setelah merasa lelah berteriak tanpa mendapat jawaban. Perlahan tubuhnya merosot jatuh dalam keadaan membelakangi dan menempelkan tubuh belakangnya ke pintu. Keysa terduduk lantas memeluk dan menekuk kepalanya ke lutut. Terus-menerus terdiam dalam posisi demikian tanpa berniat bangkit atau mengubahnya. Tidak ada lagi air mata yang keluar pertanda bahwa Keysa sangat tidak menyukai atau tersiksa terhadap keadaanya yang sekarang. Bahkan tidak terdengar erangan kesesakan yang serak sebagai bukti bahwa Keysa telah terlalu banyak mengeluarkan suaranya. Diam dan diam dalam artian yang sesungguhnya, hampir tak bergerak jika bukan karena gerakan juga suara nafasnya. Kemudian suara langkah kaki begitu pelan seolah empunya yang sedang melangkah sengaja melakukannya untuk mengendap-endap. Keadaan yang sunyi membuatnya terdengar oleh Keysa dan suaranya seperti sedang mendekat ke arah Keysa. "Keysa," panggil Syaniah dengan pelan setengah berbisik namun masih kedengaran oleh Keysa. Syaniah mengusap kepala Keysa pelan agar Keysa mengangkat kepalanya dan menatapnya. Beberapa detik kemudian hal itupun terjadi. "Syaniah ...," jawab Keysa mengerut heran. "Kenapa bisa disini bukannya pengawalan yang Arkan lakukan disekitar kamar ini cukup ketat." "Ketat sampai tak tanggung menaruh banyak anak buahnya di depan pintu ini, tapi sayangnya sepertinya dia lupa menaruh pengawal luar jendela kamar ini jadi aku bisa masuk." Keysa berdiri berjalan ke arah jendela memastikan ucapan Syaniah dan benar di sana di bawah balkon jendela kamar yang berada di lantai dua tersebut tidak terdapat satu pengawal pun. "Jangan cuma dilihat saja, Keysa. Ayo turunlah, kita kabur sebelum ada yang memergoki." Syaniah menunjukkan sebuah tangga yang dia gunakan untuk mendaki dan naik kelantai dua kamar tersebut. Keysa mengangguk melakukan ucapan Syaniah tanpa banyak bertanya lagi, Keysa segera menuruni tangga tersebut lebih dulu dengan aman hingga sampai dibawah. Kemudian giliran Syaniah yang menyusulnya, mulai menginjakkan kakinya ke tangga. "Berhenti!!" Teriak Arkan menggema berusaha menahan Syanaih yang dia pikir Keysa sehingga berlari cepat kearah Syaniah. Hal itu menyebabkan Syaniah kaget bukan main. Lantas membuatnya takut sehingga dia dengan cepat serta terburu-buru menuruni tangga demi menghindari kejaran Arkan. Namun, langkahnya yang kedua saat menuruni tangga dalam keadaan tak berhati-hati menyebabkan Syaniah salah injak dan tangganya goyah. Brakkk! Syaniah terjatuh terhempas begitu kuat tepat dihadapan Keysa yang menunggunya dibawah. Kepalanya yang mendarat di matras keras membuat darah mengucur deras. "Syaniah!!" histeris Keysa kalut langsung saja menghampiri Syaniah. "La--lari, Key ... pergilahh se-bee-lum Arkan keee-kemari, aaarrrgghh ..." ucap Syaniah terbata sebelum ia kehilangan kesadarannya. Keysa menggelengkan kepalanya, "tidaaaak ... bangun Syaniah!! Bangunlah jangan meninggalkanku, aku tak memiliki siapapun lagi." Bersamaan dengan hal itu Arkan datang dengan nafas yang tak teratur dan tersendat-sendat dikuti oleh para anak buahnya dibelakangnya. Ketika menyaksikan Keysa baik-baik saja dan menyadari yang terjatuh tadi adalah Syaniah, terlihat raut wajah Arkan begitu lega, sebelum kemudian Arkan kembali mengatur raut wajahnya jadi datar tanpa ekspresi. Lelaki itu bahkan diam saja dengan acuhnya mengabaikan keadaan Syaniah dan saat anak buahnya berusaha membantu, Arkan mencegatnya. Menyadari hal itu mau tak mau Keysa yang tak punya pilihan mulai memohon, "tolong Syaniah, hikss ... dia bisa kehilangan darahnya lebih banyak jika dibiarkan begitu saja. Arkan kumohon, tolonglah bawa Syaniah ke rumah sakit segera ..." Arkan mengunggingkan seulah senyum devil-nya. Inilah alasan kenapa Arkan diam dan tak segera menolong Syaniah yang sedang sekarat merenggang nyawa. Arkan ingin Keysa merendah memohon kepadanya. "Akhirnya bibirmu yang berani itu selain cuma pandai mendebat dan melawan, kini memelas juga." Arkan sinisnya mengejek Keysa. Andai kejadiannya tak seperti ini, mungkin Keysa akan membalas ucapan Arkan dengan tajamnya. Namun, jika begitu Arkan pasti takkan mau menolongnya dan menyebabkan Syaniah sahabatnya bisa kehabisan darah dan paling parah bisa kehilangan nyawa. "Arkan kumohon! Cepat tolonglah Syaniah ...," mohon Keysa penuh harap tak tahu harus apa lagi. "Di dunia ini tak ada yang benar-benar gratis, air dibeli, bahkan udara bersih sekarang pun mulai diperjual belikan. Jadi kamu akan memberiku apa, jika aku menolong wanita bar-bar itu?" Arkan dengan angkuhnya tanpa perasaan menilap tangannya. Keysa menghapus air matanya kasar menoleh menatap Arkan bergantian dengan Syaniah yang berada dalam pangkuannya. "Aaa-aku mee--" "Jika penawaranmu adalah dirimu, jangan lupa kamu sudah jadi milikku sejak aku menukarmu senilai lima persen saham perusahaanku. Tepatnya aku sudah membelimu Keysa ...." Keysa meneteskan air matanya kembali tak berani melawan akibat terhina dengan ucapan Arkan yang menganggapnya sudah seperti barang. "Aku mohon ... aaa-akuu akan me-melakuuukan apapu--" "Lambat sekali, ckck!" potong Arkan cepat sebelum Keysa menyelesaikan kalimatnya. "Begini saja. Aku akan menolong wanita bar-bar ini asal kamu mau menuruti semua keinginanku dan melakukan apapun perintahku tanpa protes, setuju?" sambungnya bertanya diakhir kalimatnya yang diangguki Keysa tanpa berpikir lagi. Arkan menatap anak buahnnya agar segera menolong dan membereskan Syaniah. Anak buahnya pun dengan sigap melakukan perintah tuannya mengangkat dan membawa Syaniah. Keysa berdiri hendak mengikuti anak buah Arkan yang akan membawa Syaniah, tapi Arkan menahan pergelangan tangannya. "Wanita bar-bar ini biar aku saja yang mengurusinya. Kamu kembalilah kekamarmu, mandi juga beristirahatlah dan ingat jangan pernah mencoba kabur atau wanita bar-bar sahabatmu akan kehilangan nyawanya!" "Ta-tap--" Arkan menghentikan protesan Keysa dengan menatapnya tajam tak ingin perintahnya dibantah. Menyebabkan Keysa yang takut Syaniah kenapa-napa jika tak segera ditolong hanya mengangguk dengan tak rela. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN