8 - Sepupu

1315 Kata
"Theodoric Alknight! Kau mungkin tak menyadarinya, tapi nama serta reputasimu, sudah lebih dahulu sampai di West Region bahkan sebelum kau pernah sekalipun menginjakkan kaki disana!" ucap Putri Asoka, masih dengan sorot mata serta senyum penuh kelicikan. "Kini, berkesempatan untuk bertemu langsung, bisa kukatakan, kau memang adalah orang yang sangat menarik…" "Wahai Sepupu..!" Ekspresi wajah Theo, sedikit berubah mendengar Putri Asoka memanggilnya dengan sebutan sepupu. "Tutup mulutmu…!" dengus Theo. "Ohhh… Apa yang salah? Pada kenyataannya, kita memang masih terkait darah! Ibumu, Bibi Alena, adalah adik dari ayahku!" balas Putri Asoka. "Diam…!! Jangan sebut nama ibuku!" Kalimat, Theo, berkembang semakin dingin tepat ketika Putri Asoka membahas tentang Sang Ibu. Pancaran hawa membunuh, juga mulai bocor dari dalam tubuh Theo. "Hahhaha… Bagaimanapun kau menolak, tetap, bisa dikatakan kau adalah salah satu Tuan Muda Endless Heavens Sect!" Tanpa rasa takut sedikitpun, Putri Asoka terus mengejar topik. "Sebegitu inginnya kah kau untuk segera bertemu dewa kematian?" Tatapan dingin Theo, berkembang semakin menjadi. *Wuuunggg…!! Enam Pisau Lempar Mammon, terbang untuk mengitari tubuh Theo bersama kalimat terakhir yang ia ucapkan. "Hahahaha….! Jika kau berniat untuk membunuhku sejak awal, maka situasi obrolan seperti sekarang, tak akan terjadi!" Putri Asoka, kembali membalas kata-kata Theo tanpa riak rasa takut sedikitpun. Justru mengambil satu langkah kedepan sembari pada kening, samar muncul sebuah tatto segel. "Salah!" balas Theo singkat. *Wunggg…!!! Perputaran dari Enam Pisau Lempar Mammon, berkembang semakin cepat. "Situasi obrolan ini bisa terjadi, itu bukan karena aku tak ingin membunuhmu!" "Justru karena aku bisa kapan saja melakukannya!" tutup Theo. *Woooshhhh…!!! Menggunakan pikiran, Boss Besar Bandit Serigala melempar salah satu Pisau Mammon untuk terbang cepat menggores leher Putri Asoka. *Slaaaassshhh….!!! Darah segar, menetes pada luka goresan. Sementara Pisau Mammon yang sempat terlempar, melesat cepat kembali untuk bergabung dengan lima pisau lain. Sekali lagi bergerak mengitari tubuh Theo yang dalam wujud Iblis Dosa Keserakahan. "Hahahhaa…! Sungguh menyeramkan!" Membalas aksi mengancam Theo, Putri Asoka nyatanya bertahan tetap pada sikap semula. Sikap yang segera memberi kesan mendalam bagi Theo. Cukup terkesan dengan ketenangan mental Sang Iron Maiden. Mengusap tetesan darah pada leher menggunakan jari telunjuk, Putri Asoka melanjutkan dengan mulai menjilat darah. Tersenyum lebar, Sang Putri memasang tatapan penuh minat, lekat nan tajam untuk Theo. Bersama itu, tatto segel pada kening, berkembang semakin tampak jelas. Tak lagi samar. Semakin jelasnya tatto segel Malaikat kontrak pada kening, dibarengi dengan Putri Asoka membuat gerak ringan pada salah satu jari kelingking, dimana tersemat sebuah Spacial Ring. *Woooshhhh…!!! Sebuah benda, terlempar keluar dari dalam Spacial Ring, melayang untuk sementara waktu, sebelum cepat terbang pada genggaman tangan kanan Putri Asoka. "Halo, Roc…!" Sang Iron Maiden, segera bergumam. Seperti sedang menyapa sebuah pedang indah bercorak kehijauan yang kini berada dalam genggaman tangannya. "Hmmmm… Slashing Sword!" gumam Theo. Menyadari jenis dari pedang yang dikeluarkan oleh Putri Asoka. Dimana tak lain adalah satu dari Ancient Thing jenis keenam. Mighty Sword. "Jadi, yang satu itu berakhir di tanganmu! Roc, Ras Nefilim penguasa Mana Angin!" lanjut Theo. Dengan konfirmasi kepemilikan Slashing Sword oleh Putri Asoka, kini menyisakan tinggal 1 Mighty Sword belum diketahui keberadaannya. Jenis dengan atribut Mana Cahaya, Light Sword. Sementara empat lain, seperti telah diketahui, dua berada ditangan Sinbad, Tremor Sword dengan Gryphon atribut Tanah, dan Blazing Sword dengan Vermillion atribut Api. Untuk Atribut Air, Kung-Peng, yakni Aqua Sword, dalam kepemilikan Iris Khan, Nona Muda Eleanor Tribe. Sedangkan Dark Sword, Mighty Sword paling ganas dengan Harpy sebagai ras Nefilim bersemayam di dalamnya, berada ditangan Oda Nobunaga dari Klan Oda. 'Sekarang menjadi sedikit jelas kenapa Master menempatkan nama gadis ini, dalam list sosok -Jadikan kawan, atau bunuh secepatnya-' gumam Theo dalam hati. Sampai sekarang, tiga sosok dalam list Tiankong, sudah muncul untuk ditemui Theo. Pertama, urutan paling atas dalam list, Sinbad. Dilanjutkan dengan dua sosok lain, Oda Nobunaga, serta berdiri dihadapannya, Putri Asoka. 'Tinggal menentukan, apakah ia layak untuk tetap dibiarkan hidup, atau cukup menjadi ancaman sehingga harus diselesaikan dengan cepat!' lanjut Theo. Putri Asoka, sama sekali tak menyadari, dalam sikap penuh kepercayaan diri yang sedang ia tampilkan, pihak lawan, sosok Theo Sang Boss Besar Bandit Serigala yang berdiri tepat dihadapannya, saat ini sedang memberi beberapa tes untuk menimbang kelayakan menyangkut nyawa. Masih bertahan menatap Nona Muda Endless Heavens Sect, Theo yang menunggu tindakan selanjutnya pasca Putri Asoka mengeluarkan Slashing Sword, sedikit mengerutkan kening saat melihat gadis tersebut membuat satu langkah maju kedepan. "Sepupu, aku tak ragu kau memiliki niat untuk membunuhku!" gumam Putri Asoka. "Niat yang jelas tak akan berjalan mudah karena aku tentu melakukan perlawanan balik! Perlawanan balik dariku, bisa kupastikan tak akan sederhana!" lanjut Putri Asoka. Bertahan dengan senyum lebar terlihat licik. "Hanya saja, sebelum kita saling terlibat dalam pertarung intens yang mempertaruhkan nyawa, apa kau tak memiliki minat untuk mendengar kabar dari Ibumu?" "Bibi Alena?" *Woooshhhh…!!! Kembali menyebut nama ibunya, Theo yang sudah memperingatkan, tak lagi mentolelir. Segera mengirim Enam Pisau Lempar Mammon untuk melesat kedepan. Terjangan Enam Pisau Lempar Mammon, disambut Putri Asoka dengan mencabutt bilah Slashing Sword dari gagangnya yang indah. *Trang…!! *Trang…!!! *Trang….!! Sang Putri, memperagakan permainan pedang indah untuk menangkis terjangan tanpa jeda Enam Pisau Lempar Mammon yang bergerak acak dari berbagai arah. "Hahhaha…! Sepupu, kau sungguh kejam! Padahal aku hanya sekedar coba bersikap ramah!" Dalam gerak ayunan indah menangkis enam Pisau Lempar, Putri Asoka kembali membuka percakapan. "Bagaimanapun juga, kita berbagi nasib tragis yang sama!" "Jika kau adalah calon terbaik untuk tumbal wadah, aku adalah kandidat terbaik yang sejak lahir disiapkan sebagai tumbal jiwa!" *Traaanggg…!!! Kalimat terakhir yang disampaikan oleh Putri Asoka berkenaan dengan pembahasan tumbal, sedikit menarik minat Theo. Sekejap kembali menarik enam Pisau Lempar Mammon. "Berhenti membuang waktu dengan kalimat-kalimat kosong!" ucap Theo. Mengisyaratkan agar Putri Asoka, langsung pada pembahasan utama. "Hahhahahah…! Ini adalah pertemuan pertama kita! Sudah sewajarnya aku ingin mengenal lebih dekat sosok Sepupuku!" balas Putri Asoka. "Itu kau yang bersikap terlalu kejam!" lanjutnya. "Sudah kubilang, berhenti melempar kalimat kosong!" "Hanya dengan pengamatan singkat, aku cukup tahu karakter sepertimu!" gumam Theo. "Karakter ambisius yang bertindak, hanya untuk kepentingan pribadi!" lanjut Theo. "Berhadapan dengan karakter sepertimu, sebenarnya adalah salah satu dari beberapa hal sederhana yang cukup kusukai! Tinggal membahas berkenaan dengan kepentingan masing-masing!" "Kesepakatan sederhana!" "Hanya saja, kau juga jenis yang terlalu banyak melempar semak belukar! Satu kombinasi aneh!" "Jadi, kesempatan terakhir! Kini sepenuhnya berada di tanganmu tentang bagaimana kita akan menyelesaikan ini!" tutup Theo. Mengucap kalimat paling awal yang tadi sempat ia gunakan pertama kali untuk membuka obrolan. *Wuuunggg…!!! Bersama Theo menutup kalimat, lutapan enam Atribut Mana, mulai kembali meluap dari dalam tubuhnya. Wujud Iblis Mammon, berkembang menjadi semakin mengerikan saat deru cepat perputaran Enam Pisau Lempar yang mengelilingi tubuh, mulai melebar dalam cakupan wilayah lebih luas. "Hahahhahahha….!" Aksi Theo yang jelas menunjukkan ia siap membunuh kapan saja tepat saat Putri Asoka kembali melempar kalimat tak penting, disambut oleh Sang Putri dengan mulai tertawa lantang. *Tapp…!!! Sebelum kemudian, Sang Iron Maiden menutup tawa dengan melakukan gerak cepat, berbalut Mana Cahaya intens, lenyap dari posisi nya. "Hmmm…. Jadi, itu keputusanmu!" gumam Theo. Menambah intensitas letupan enam atribut Mana pada wujud Mammon, saat melihat Putri Asoka kini mengambil posisi disebelah Tetua Endless Heavens Sect yang entah sejak kapan, sudah kembali siuman. "Nona Muda, kita bisa melakukan beberapa kombinasi serangan yang memungkinkan kau untuk bisa lolos dari sini!" ucap Tetua Endless Heavens Sect. Berdiri dalam situasi nafas tesengal. Jelas masih dalam kondisi sepenuhnya buruk. Sang Tetua, sudah akan menyampaikan beberapa ide. Hanya saja, baru satu detik ia membuka mulut, sebelum bahkan suara keluar dari dalam mulutnya… *Jleppp…!!! Tak terduga, Putri Asoka menarik bilah Slashing Sword, menusuk Tetuanya sendiri dari arah belakang. Bilah Slashing Sword, tembus dari punggung hingga dadaa. *** Note : Cukup sibuk hari ini. Mohon maaf 1 bab dulu ya. Btw sebagai dukungan, jangan lupa tap love!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN