Antares POV. Aku sudah selesai memasak makanan ala kadarnya yang ku ketahui, aku melangkah menuju kamar dan melihat Tsabina tengah berbaring memunggungi pintu kamar. Aku mendesah napas halus karena Tsabina belum sepenuhnya menerima ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Aku merasa bersalah karena baru mengetahui ibunya Tsabina sakit keras dan membutuhkan biaya untuk operasi. Andaikan aku tahu lebih cepat, Tsabina tak akan merasakan semua ini. Aku mengetuk pintu kamar, lalu menghampiri Tsabina dan berdiri dihadapannya. “Ayo kita makan malam,” ajakku. Tsabina mengangguk dan berkata, “Kamu yang memasak?” Aku mengangguk dan tersenyum. “Kenapa tidak membangunkanku?” tanyanya. “Bagaimana bisa aku membangunkanmu disaat sedang tidur nyenyak?” Tsabina bangun dari pembaringannya, aku