Kilas Masa Lalu #1

1048 Kata

POV Asya Ardika tidak terusik perihal Farhan, dia hanya tidak dapat mentoleransi statusku dalam keluarga. Dia bahkan berpikir secepat itu. Sejak semalam sudah muncul artikel perihal identitasku. “Kita sudah pernah bicarakan ini jauh hari dan jawaban Papa tetap sama, Asya adalah buah cinta Papa dan Bunda. Asya harta berharga dalam hidup Papa, Nak.” Kalimat yang Papa ucapkan semalam sempat menjadi penyejuk malamku. Beliau langsung menghubungiku setelah artikel itu rilis. Sejak kecil aku sudah diperkenalkan dengan kepergian Bunda dan menyadari dan menerima bahwa kini aku dan Papa akan terus bersama Mama dan Kak Feeya. Namun, semuanya tidak semanis bayanganku. Tepat saat aku berusia sepuluh tahun. Di tengah perseteruan kami, Kak Feeya memberitahu kebenaran identitasku hingga aku tahu kalau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN