Penguntit

1194 Kata

POV Ardika “Syukurlah berjalan lancar, semoga sidang lanjutan jauh lebih lancar,” ujar Mama begitu kami keluar dari ruangan sidang. Kulihat Asya tengah bersama Om Tomi dan kuasa hukumnya. Asya selalu mengenakan masker menutupi wajahnya membuat aku tidak puas, ingin sekali memandangi seluruh wajahnya. “Mas Ardika,” suara riang Ziya menyapa. Sejak pulang dari Yogyakarta, Mama selalu dengan sengaja mempertemukanku dengan Ziya. “Sudah waktunya makan siang. Kita makan yuk, Mas, Tante,” ajak Ziya. Sebelum melangkah pergi, aku menoleh melihat ke arah Asya yang langsung membuang pandangannya. Apa yang aku harapkan darinya? Asya hanyalah masa lalu, dan setelah bercerai dia bukan lagi siapa-siapa. *** Siang ini, aku makan siang bersama Mama dan Ziya. Mama sudah tahu kalau Al pemilik separuh sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN