DUA PULUH EMPAT

1255 Kata

Benny masih duduk di sisi tempat tidur. Tangannya menggenggam tangan Dewi di mana cincin Aquamarine itu tersemat anggun. Matanya memandangi wajah Dewi yang terlelap, dahi perempuan sedikit berkerut. Diusapnya kerutan itu lembut hingga pudar dan meninggalkan keteduhan di wajah Dewi itu. Ingatan akan sore yang bersejarah ini membuat Benny merasa pilu. Relasi mereka dulu begitu hangat dan saling mendamba. Dewi menjadi perempuan yang begitu berharga di hidup Benny, dan Benny menjadi laki-laki yang merasa teramat beruntung mendapat pendamping seperti Dewi. Tetapi semua makna itu seakan memudar dan mulai sirna. Sudah lama Benny tak mengamati istrinya. Dan berada di sisi perempuan yang terlelap itu, Benny melihat Dewi masih sama. Dewi masih menarik. Malahan Dewi makin menawan seiring dengan per

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN