Keputusan Perasaan

1628 Kata

“Ca, tangan saya pegel ini. mau diterima gak?” Raisa masih menatap Juan dan cincin itu secara bergantian. Tidak percaya sama sekali kalau pria ini tengah melamarnya. “Bapak gak main main kan?” “Nggaklah buat apa saya main main, saya mau kita langsung nikah, daripada pacaran gak jelas buat apa. Saya udah tua juga, udah waktunya punya pasangan. Ya, mau ya?” Haruskah Raisa mengangguk? Dia belum yakin untuk menikah, tapi dia mempertimbangkan jika bersama dengan Juan maka semuanya akan mudah. Tentang kenyamanan juga, Raisa sudah mendapatkannya dari pria itu. “Raisa, tangan saya pegel ini.” Raisa menarik napasnya dalam. “Yaudah kalau kamu belum tau jawabannya, simpen aja cincin ini ya. kalau kamu udah mateng tentang keputusan kamu, baru kamu kasih tau. Misalnya kamu udah mateng juga mau n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN