Dan Saat Hujan jatuh ke bumi
Dia mulai mengepakkan sayapnya
****
Setelah shift kerjaku habis, aku segera pulang ke Flatku untuk beristirahat. Rasanya tubuh ini lelah sekali. Langit tampak mendung, itu berarti sebentar lagi akan hujan. Aku sangat menyukai hujan, tapi disisi lain aku juga membenci Hujan. Karena di saat hujan, orang tuaku meninggalkanku.
Saat melangkahkan kakiku, aku merasa ada seseorang yang membuntutiku. Tapi saat aku melihat ke sekeliling, di gang ini hanya ada aku. Tidak ada orang berlalu lalang, terlalu sunyi disbanding dengan malam biasanya.
"Ah, Key Jangan parno deh." Ucapku pada diriku sendiri, mencoba berpikir positif.
Kulanjtukakan langkah kakiku, tapi rasa was-was amsih mnyelubungi hatiku. Sebenarnya ada apa dengan diriku, apa ini karena akhir-akhir ini aku sering melihat film detectif hingga membuatku berpikiran seperti ini. Lagipula siapa yang mau menculik diriku, tidak ada untungnya sama sekali.
"Apa itu?" Aku seperti melihat sekelebat bayangan hitam yang melesat.
Jangan-jangan itu hantu. Sering ku dengar cerita bahwa di gang ini ada penampakan. Tapi kan hantu itu tidak ada.
Lagipula aku lebih takut dengan manusia daripada hantu, setidaknya ya kalau memang hantu itu ada. Mereka tidak bisa menyakiti manusia. Sementara manusia, mereka bisa dengan bebas menyakiti makhluk lain.
Aduh, memikirkan hal itu semakin membuatku takut saja. Perlu kalian tahu, aku tidak bisa bela diri. Paling banter hanga bisa berteriak saja. Itupun aku tak yakin suaraku bisa terdengar keras.
Jedarr, Jeduarr.
Sial suara petir semakin menjadi-jadi, kenapa jarak ke flatku semakin jauh saja. Jangan-jangan flatku dipindah orang, okey efek kecapekan, pikiranku menjadi ngawur.
Tapi tunggu, makin lama kenapa aku makin yakin ada seseorang yang mengikutiku.
Apa itu?
Aku melihat sekelebat bayangan di belakang, sepertinya aku harus cepat-meninggalkan tempat ini. Dan lari adalah pilihan utama.
****
Aku sampai flat dengan keadaan basah kuyup, ya sepertinya kecepatan lariku tidak sebanding dengan jatuhnya air hujan.
Brrr
Hawa dingin langsung menusuk kulitku, dengan cepat kubuka semua bajuku dan menaruhnya di pakaian kotor. Lalu segera membersihkan diri dengan air hangat. Entahlah malam ini aku merasa was-was. Padahal jendela dan pintu sudah kukunci rapat, jadi tidak mungkin ada orang luar yang masuk ke dalam. Tapi perasaan takut ini semakin menjadi-jadi.
Sekarang aku sudah berganti pakaian dan bersiap untuk tidur.
Brak brak.
Suara jendela bergetar karena angin. Malam ini sepertinya akan ada badai, tak biasanya seperti ini.
Suara petir dan hujan bersahutan, lampu tidur yang biasanya kumatikan kini kunyalakan saking takutnya. Sungguh malam ini mengingatkanku pada kejadian sepuluh tahun yang lalu, dimana kedua orang tuaku membawakupergi dari rumah tanpa tahu sebab, tapi naas mobil yang mereka kendai kecelakaan. Hingga membuatku menjadi sebatang kara.
Tiba-tiba rasa mengantuk langsung menyergapku, aku mencoba untuk sadar tapi godaan ini terlalu kuat. Sebelum benar-benar tertidur aku melihat siluet pria berada di depanku, namun mata ini terlalu berat untuk membuka.
****
Laki-laki itu akhirnya menampakkan diri setelah bersembuyi sekian lama, Ah tidak lebih tepatnya setelah mengikuti gadis itu berjalan sampai ke flatnya.
Sial dia merasa aneh, awalnya ia penasaran dengan bau memabukkan dari gadis yang sedang berbaring nyenyak ini. Hingga mengikutinya sejauh ini. Sayangnya keputusannya malah membuatnya sengsara, bagaimana tidak. Aroma ini membuatnya untuk terus menciumnya. Apalagi saat air hujan mengenai tubuhnya, aromanya semakin kuat. Sungguh, dia tidak pernah merasa seperti ini.
Siapa gadis ini?
Pertanyaan itu selalu berputar di benaknya.
Apakah dia mate-nya, tidak kaumnya tidak ditakdirkan untuk memiliki mate. Tetua akan memilihkan pasangan, jika dirasa perlu. Karena kaumnya tidak mempunyai perasaan primitive itu.
Tapi kenapa dia merasakan hal berbeda dengan gadis ini, rasa ingin memilikinya, rasa ingin merengkuhnya, menciumnya, dan mencumbuinya. Bahkan menandainya.
Pria itu masih bergeming dengan pikirannya, sampai dia aroma itu menyadarkan lamunannya.
"Kenapa semakin lama semakin kuat, apakah karena air hujan?" Tanyanya pada diri sendiri.
Saat Hujan jatuh ke bumi, dia mulai mengepakkan sayapnya.
Tiba-tiba kata-kata di kitab kuno yang dia baca, terlintas si benaknya. Apakah aroma hujan membuat kaumnya untuk turun ke bumi? Lelah dengan pemikirannya, pria itu segera mendekati ranjang, dan menciumi leher gadis itu. Persetan dengan tetua yang melarangnya untuk berhubungan dengan dengan manusia
"Baumu sangat memabukkan." Geramnya.
Ia mencium leher gadis itu, menghisap lalu menghirupnya dalam-dalam. Semakin dia mendekatinya, semakin kecanduan dengan bau ini. Dan jangan lupakan bibir ranum itu yang seolah memanggilnya.
Manis
Pikirnya saat merasakan bibir itu, anehnya sang empunya tidak bangun. Jelas karena pria itu sudah memberi barier agar gadis itu tidak terbangun. Tentunya dia tidak ingin susah-susah menikmatinya. Perlahan dia menanggalkan pakaian gadis itu dan pakaiannya. Kulitnya seputih pualam. Dengan hati-hati dia memposisikan tubuhnya di atas gadis itu.
"Nghhh."
Desah gadis itu saat miliknya berhasil menerobos masuk.
Sial, miliknya dijepit dengan ketat, hangat dan nyaman. Seperti memang tubuh ini diciptakan untuknya. Tak ingin berlama-lama, dia menggerakkan tubuhnya. Meskipun gadis ini tidak merespon, itu tidak mengurangi kenikmatannya.
Geraman muncul dari bibirnya saat menggerakkan tubuhnya.
"Oh s**t, sangat nikmat."
Dia lupa dengan semua hal, fokusnya hanya untuk mendaki kepuasan.
Dan saat klimaks datang kepadanya, sebuah sayap keluar dari punggungnya. Ia juga menggigit leher perempuan itu sebagai tanda bahwa wanita itu miliknya. Dan dia mengeluarkannya di dalam.
"Hah,Hahh, Hahh."
Nafasnya memburu, dia menggulingkan tubuhnya disamping wanita ini.
Semoga saja para tetua tidak mengetahui kelakuannya. Beruntung dia sempat membentengi flat ini dengan barier, hingga kaumnya tidak akan mengendus perbuatannya.
Setelah cukup berbaring, dia segera memakai pakaiannya. Tak lupa dia memakaikan pakaian wanita itu dalam sekejap mata. Setelah itu menghapus jejaknya di kamar ini. Lalu dalam satu sentikan jari dia menghilang.
Tanpa pria itu sadari, bekas gigitannya perlahan berubah menjadi lambang sayap dengan tulisan kuno
***
Tbc
-14 Juni 2019-