Siang itu Claire berjalan ke arah kamar mandi yang berada dipojok. Disana terdapat banyak kerumunan semut hitam yang sedang berderet diatas lantai dekat kamar kecil tersebut.
"Wah, banyak banget ini semut hitamnya,"kagetnya.
Claire tetap berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan ia sudah berada didalamnya.
Sesudahnya Claire berjalan keluar dari sana dan ia kembali berjalan ke ruangan lain.
Malam itu udara terasa dingin dan angin mendesir begitu keras. Tiba-tiba Claire merasa jenuh ketika ia sedang menulis bab dinovelnya. Maka ia mendekati ayahnya.
"Pa, keluar yo,"
"Udah malam,"omel Jean
"Aku benar-benar jenuh, ma,"
"Ya sudah terserah kamu,"
"Mau ngapain sih?"tanya Mark
"Belanja kuas nih buat masker muka?"
"Oh, bentar lagi ya,"
Mark pergi ke toilet belakang dekat dengan dapurnya dan ia mengambil kunci mobilnya dan mulai menyalakan mesinnya.
"Sekarang aja?"
"Aku ambil jaket dulu,"kata Claire
"Claire sama papa aja ya yang berangkat,"
"Jadi mama sama Hans dirumah?"
"Iya, kamu kan tahu sendiri kalau udah malem gini Hans,"ucapnya
"Baik, mama,"
Claire menyusul ayahnya yang sudah ada didalam mobil. Mark pun menyetir mobilnya dan menuju ke sebuah toko yang sudah menjadi tujuan anaknya.
"Pi, nanti kita ke atm dulu ya,"
"Ok,"
Kendaraan roda dua pun berhenti di depan bank tertentu. Claire turun dan menuju pintu kaca yang didalamnya ada mesin atm. Kemudian ia memasukkan kartu atm ke dalam sebuah mesin yang berada dikanan pintu kaca tersebut. Jemari Claire memencet beberapa angka digit untuk kata sandi kartu miliknya. Nampaklah saldo yang ada direkeningnya. Claire memasukkan angka lima puluh ribu rupiah dan menyetujui untuk penarikan sejumlah uang tersebut. Lalu ia menaruh selembar uang berwarna biru dan dimasukkan ke dalam dompet hitamnya. Sesudahnya ia keluar dan menyebrang jalan. Ia memasuki sebuah toko. Toko yang berada cukup strategis ditengah jalan raya itu menjual berbagai aksesoris dan macam permainan untuk anak kecil.
Claire melihat sekeliling yang ada diraknya dan ia mencari kuas yang diingininya. Namun Claire mendatangi salah seorang pelayan toko tersebut.
"Kalau kuas untuk masker ada dimana ya?"
"Mari ikut dengan saya,"
"Baik,"
Claire mengikuti karyawan tersebut dan ia berhenti disebuah satu lemari aksesoris. Wanita yang berseragam biru itu mengambil sebuah kemasan plastik yang berisi kuas mangkok dan juga sendok kecil.
"Yang seperti ini bukan?"tunjuknya
"Iya,"kata Claire sambil mengambil bungkusan plastik berisi kuas mangkok berwarna orange dan juga kuning.
"Warnanya tinggal ini aja?"tambahnya
"Iya cuma dua itu,"
"Saya pilih yang warna orange aja,"katanya sambil mengambil kemasan tersebut disalah satu tangannya.
Claire pun membawanya ke bagian kasir dan membayar belanjaan tersebut.
"Jadi lima belas ribu,"ucapnya memberi tahu kepada pembeli yang berdiri didepan meja itu.
Claire memberikan uang dua puluh ribuan kepadanya dan kasir menerima uang pemberian dan mengembalikan sisa sebanyak lima ribu rupiah. Barang yang sudah ada didalam plastik tersebut diberikan kepada Claire.
Usai berbelanja Claire keluar dari toko itu dan masuk ke dalam mobilnya.
"Langsung balik?"tanya ayah Claire
"Jalan-jalan lagi,"
"Emang mau kemana?"
"Mana aja,"
"Sekarang sudah malam. Kita sebaiknya kembali ke rumah,"
"Iya,"angguknya karena terpaksa dengan nasihat ayahnya.
Setelah sampai dirumah Claire mendengarkan musik yang berisi doa. Disitulah Claire mulai sadar dan dia bersendawa beberapa kali.
"Hmmm aneh ya. Kan aku lagi banyak kerjaan kenapa aku tiba-tiba bosan gitu ya. Sepertinya ada yang gak beres nih. But syukurlah aku udah bisa keluar nih sendawanya. Sekarang jadi agak enakan dan jauh lebih baik,"cetus Claire sendirian
Claire melanjutkan untuk menulis bab dinovel selanjutnya. Ponsel miliknya masih terbilang baru. Umurnya baru satu tahun dan masih bagus luar dan dalam. Saat Claire mau masuk ke website yang ditujunya.
"Lho kok error, aneh nih! Padahal aku baru aja isi kuota. Harusnya kan lancar tapi kenapa ngehang begini?"
Claire mengklik beberapa kali website yang dimaksud. Namun halaman tersebut selalu gagal dan bermasalah. Saat itu Jean datang dan lewat didepannya.
"Kenapa?"tanyanya penasaran
"Hapeku mendadak error. Padahal aku baru isi kuota masa buka website gak bisa. Tapi kalau aku buka web yang lain bisa. Kalau begini pekerjaanku bisa terbengkalai,"
"Kenapa gak ke gerai providernya aja sih sama tempat servis hape. Siapatahu ada masalah dengan ponsel dan sinyalnya,"
"Mama kapan pergi ke kota?"
"Besok siang,"
"Aku ikut ya,"
"Sep,"
Hari yang dinanti sudah datang. Jean, Mark dan Hans selalu memiliki kegiatan untuk mengunjungi kakeknya. Setiap anggota keluarganya sudah memakai masker dan membawa tasnya masing-masing.
"Lu mau ikut?"nyinyir Hans kepada Claire
"Iya, masa gua dirumah aja,"
"Barangkali lu betah dirumah terus kan biasanya,"
"Gua sumpek juga lama-kelamaan sih,"
"Oh,"
"Iya,"
Claire mengikuti langkah kaki Hans dan masuk ke dalam mobil. Hans duduk dibagian belakang sementara Claire duduk dibagian tengah dan Jean duduk didepan samping tempat Mark mengendarai kendaraan roda empat.
Akhirnya mereka sudah sampai dikota tujuan.
"Claire mau diturunin dimana?"
"Aku dikonter provider yang deket mall besar itu mah,"
"Pi, katanya Claire drop di samping mall aja,"
"Mau apa?"tanyanya lebih lanjut
"Hapeku bermasalah, pah. Akhir-akhir ini masa gak bisa buka website gitu malah error. Padahal aku baru isi kuota. Kalau begini aku gak bisa kerja dong,"
"Papa akan drop kamu disana ya,"
"Makasih, pa,"
Mobil pribadi milik Mark sudah berada dijalan raya yang cukup lebar. Lalu ia pun turun dan saat mau memasuki gerai tersebut.
"Maaf, mbak mau kemana?"tanya petugas seragam yang menjaga tempat itu
"Saya mau komplen,"
"Tunggu disini ya. Saya mau ambilkan nomer antrian dan dicek dulu suhu tubuhnya,"
"Siap,"
Lelaki yang bertubuh tinggi dan berkulit hitam masuk ke dalam gerai dan mengambil nomor yang berada didalam sebuah tempat khusus dan keluar dari sana. Kini ia sudah berada diteras dan memakai masker bening yang menutupi wajahnya dan masker yang menutupi mulutnya. Jadi dia menggunakan dua masker sekaligus secara bersamaan.
Petugas berseragam keamanan menggunakan alat cek suhu dan menembakkan ke atas dahi Claire.
"Tiga puluh lima koma lima derajat celcius. Ini nomor antriannya,"
"Makasih,"
Setelah itu Claire menunggu beberapa orang yang sedang mengantri. Gerai itu tampak sepi. Maka dapatlah giliran dirinya untuk maju ke konter bagian pelayanan konsumen.
"Selamat siang. Welcome at our counter. Ada yang bisa kami bantu?"tanyanya ramah
"Siang. Ada. Jadi hape saya jaringannya bermasalah. Boleh tolong dicek?"
"Masalah dimananya?"
"Jadi kalau buka website itu gak bisa tapi buka jenis web yang lain lancar,"ucapnya kesal
"Baik, saya lihat dulu ya jaringan internet dan ponsel kaka,"jawabnya
Hp milik Claire berpindah tangan dan berada didalam genggaman petugas wanita pelayan pelanggan itu. Dia sedang memeriksa dan mengotak-atik isi pengaturan dan lainnya.
"Gimana udah bisa?"
"Saya sudah cek bagian aturan. Semuanya baik-baik saja dan lancar,"
"Masa?"ucapnya tak percaya
"Kalau mau lihat sendiri, silahkan,"tuturnya sambil memberikan kembali alat komubikasi milik Claire,"
Benda berukuran slim dipegang oleh tangan kanannya. Claire sangat penasaran sebenarnya apa yang terjadi. Maka ia membuka kembali website yang tidak bisa beroperasi waktu dirumahnya. Konyol sekali rasanya. Saat ia berada di gerai, website itu bisa terbuka dengan lancar.
"Sudah bisa terbuka kan?"
"Iya, makasih,"kata Claire dengan nada heran
Karena Claire penasaran dan ingin mengecek apa yang terjadi. Dia mendatangi gerai dimana pusat untuk komplen mengenai
jenis merek hapenya. Sebab disana untuk komplen merek yang sudah menjadi miliknya.
Claire langsung masuk ke pintu kaca dan menerobos saja hingga meja customer service.
"Maaf, silahkan duduk,"suruh petugas lain
Claire duduk dan dihampiri lagi.
"Ada perlu apa?"tanyanya ramah
"Mau servis,"
"Sebentar say ambilkan nomor antrian,"
"Thx,"
Petugas yang wajahnya tertutup masker segera memberikan ia nomor. Claire menunggu dengan sabar. Sesudah pengumuman bersuara. Maka Claire maju ke meja cs yang berderet dan berdekatan.
"Saya mau minta tolong. Ini diperiksa ya. Soalnya jaringan hape saya dan internet suka mati dan hapenya suka jalan sendiri,"
"Pernah kena air atau cairan lain saat pakai hp itu?"
"Sekali sih,"
"Itu bisa pengaruhi layar juga,"
"Oh,"
"Baik, silahkan tunggu. Kami akan mengecek gawai milik kakak,"
Claire duduk dikursi ruang tunggu untuk beberapa saat. Kemudian bagian servis melambaikan tangannya.
"Maaf, bu. Sayangnya kami tak menemukan ada masalah diponselnya. Semuanya baik-baik saja,"
Claire hanya melongo dan kaget mendengarnya. Dia pun segera keluar dari tempat itu dan merenung.
"Jadi yang selama ini bikin internet macet itu bukan provider dan ponselnya?"herannya dengan nada naik.
Claire baru sadar ternyata selama ini...