Bab 14 Supranatural Daddy

1130 Kata
Claire merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Maka ia pun menghampiri mamanya dan mulai mengadu kepadanya. "Ma, kayanya aku gak enak badan nih," "Mau mama kerokkin," "Boleh deh," "Pake ini aja ya?"tawarnya memberikan minyak khusus badan pegal. "Boleh. Kalau enggak dicampur minyak zaitun juga boleh," "Siap," "Habisnya aneh juga sih. Masa aku sakitnya mendadak gini. Yang lebih aneh itu sakitnya dari pas bangun tidur," "Memang cuacanya lagi enggak mendukung nak," "Kita kerokan dimana ma?" "Dikamar saja ya," Mereka pun pindah ke kamar. Claire membuka pakaiannya bagian atas dan menutupi bagian depannya. Kemudian Jean mulai memberikan minyak dan mengambil logam uang untuk digoreskan ke bagian punggungnya yang halus tanpa cela. Perlahan tapi pasti, bagian belakang tubuh Claire sudah nampak garis merah yang cukup tebal. Deretan garis berjejer dari atas punggung hingga ke bagian pinggang. Jean juga mengerok bagian lehernya. "Gimana enakan?"tanya mamanya "Iya," Jean mengolesi sekujur tubuh putrinya dengan minyak zaitun dan mulai memijatnya dari bagian leher hingga ke punggung. Kemudian Claire mengeluarkan sendawa beberapa kali. Claire merasa mendingan sesudahnya Claire langsung memakai bajunya secara lengkap. Hari pertama sesudah masuk angin selesai. Claire mengira dirinya sudah sembuh. Namun dihari berikutnya. Dia mengalami sakit yang sama seperti beberapa hari lalu. Claire merasa sakit penyakit seakan tiada henti berdatangan ke dalam hidupnya. "Ma, nanti kerokkin aku lagi ya," "Iya," Ini adalah kali kedua Mama Jean melakukan pengerikan ke tubuh putrinya. Hingga Ibunya memberikan banyak minyak zaitun ke tubuhnya dan memijatnya. Sesudahnya Claire masuk ke kamar mandinya dan menumpangkan tangan ke atas kepala dan mengucapkan doa agar penyakit yang dideranya keluar dari dalam tubuhnya. "Keluar kamu segala penyakit yang berasal dari roh jahat. Tempatmu bukan karena disini,"tandas Claire pada dirinya sendiri Kemudian Claire merasa mual dan memuntahkan apa yang ada didalam tenggorokannya. "Hoekkk,"muntahnya Dilantai kamar mandi berceceran muntah yang dikeluarkan dari mulut Claire. Claire merasa baikan setelah ia memuntahkan yang selama ini membuat tubuhnya tidak enak. Kasus pertama selesai. Namun yang kedua adalah bagian perut Claire masih terasa berat dan terlihat besar. Claire juga merasakan perutnya sangat besar dan menyesakkan. Entah ada apa didalam perutnya itu. Jean yang pertama menyadari keberadaan perut Claire yang membesar. "Coba kamu minta ampun barangkali kamu ada salah atau dosa apa," "Iya, ma," Jean menangis karenanya. Dia sangat sedih karena melihat putri pertamanya memiliki perut yang sangat besar. Claire terbaring lemah diatas kasurnya. Mark pun datang menghampirinya. "Kenapa kamu nak?" "Sakit," "Pah, lihat itu perut anakmu besar sekali," "Iya sih," "Gimana kalau papa pijat saja kaki Claire?"usul Jean Claire mengangguk dan menyetujui perkataan Ibunya. Mark mengambil kursi dan duduk disitu. Perlahan tangan Mark mengambil kaki kiri Claire untuk dipijat. Pertama Mark memijat setiap jemari kaki Claire dan mengolesinya juga dengan olive oil. Claire merasa risih dan kesakitan karenanya. Sesekali ia berteriak keras. "Aw, sakit!"teriaknya kencang Mark terus saja memijat bagian kakinya dan satu kaki sudah selesai dipijat maka ia beralih ke kaki yang lain yang mau dipijatnya. Mark juga memijat kaki bagian betis Claire yang terasa bengkak dan sakit. Saat Claire dipijat oleh Mark. Dibelakang tubuh Mark ada dua sosok yang sedang berdiri dan menjaganya. Dua sosok penjaga itu tak menakutkan bagi Claire. Mereka diam dan mengamati apa yang dilakukan oleh Mark kepada putrinya. Mark memijat putrinya cukup lama sekitar satu jam kurang. Setelah itu barulah Mark menyudahi acara pijatannya. "Udah ya sembuh,"tutur Mark Ayahnya bangkit dari tempat duduknya dan mencuci tangannya yang bekas untuk pijatan. Sesudahnya Jean baru mengeroknya lagi. Claire merasa tubuhnya lebih baik dari sebelumnya. Dia pun bangkit dari tempat tidurnya dan mencari obat masuk angin. "Ma, untuk masuk angin ada dimana ya?" "Ada didekat lemari kulkas," "Oh," Claire berjalan menuju ke lemari kulkas dan ia mengambil sachet cairan anti masuk angin dan membuka serta meneguknya pelan hingga habis cairannya. Kemudian ia membilasnya dengan meminum segelas air putih hingga terasa ke tenggorokannya. Kini ia merasa lebih segar dari sebelumnya dan tubuhnya pun lebih hangat dan dalam keadaan suhu normal. "Gimana enakan?" "Iya, ma. Tapi aku mau tidur sore ya,"pamitnya "Ya udah tidur aja," Claire pun masuk ke kamarnya dan ia menarik selimutnya. Dia juga tak lupa memasang lagu untuk pengantar tidur. Sehingga ia mudah lebih untuk melepaskan kantuknya dan terlelap dalam alam mimpi. Setelah esok paginya. Claire merasa tubuhnya lebih enak. Mark menghampirinya lagi. "Udah sehat?" "Ya, makasih pa," Claire baru teringat sesuatu yang belum disampaikan kepada ayah dan ibunya ketika hal yang kemarin. "Ma, kemarin waktu daddy pijet aku. Dibelakang badannya ada dua orang pake jubah putih gitu. Mereka gak menakutkan tapi merhatiin apa yang papa lakukan ke aku,"ungkapnya panjang "Mungkin itu malaikat penjaganya," "Masa sih?" "Kan kalau ayah doa itu minta manggil malaikat," "Oh, kata siapa," "Hans," Sesudah hari itu perut Claire mulai mengecil dan sesekali Claire mengeluarkan angin dari pantatnya. Hembusan angin kotor yang terbuang sia-sia itu terus berbunyi dari sore hingga malam hari dan pagi hari. "Suara apa itu?" "Kentutku mah,"sahut Claire "Mama kira suara apaan," Keesokan harinya Claire merasa tubuhnya membaik dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. "Gimana udah enakan?"kata Jean "Mendingan mah, cuma masih suka sendawa aja sama perutnya sedikit sakit," "Ya kan bener mama bilang. Habis dipijetin sama papa jadi sembuh," "Iya sih, berarti ayah udah punya kekuatan super," "Kekuatan?" "Ya kekuatan super untuk menyembuhkan orang sakit," "Waktu itu juga Hans dipijet sama Mark seperti kamu Claire," "Benarkah?" "Ya," Tak lama Hans turun serta keluar dari tempat persembunyiannya. Dia membuka kulkas dan memutar badannya. Claire memanggilnya. "Hans," Langkah Hans terhenti dan berbalik ke arahnya. "Kenapa ma?" "Kemarin papa ada pijet kakakmu," "Terus gimana?" "Claire enakan sih sama sendawa terus dia," "Dulu juga aku kalau dipijat gitu suka sendawa," "Terus kata Claire pas papa lagi pijet dia ada dua orang yang dibelakangnya," "Siapa mereka ma?" "Sepertinya malaikat," "Oh," Sesudah percakapan singkat maka mereka pun bubar dan melakukan aktivitas lainnya masing-masing. Claire tenggelam dalam kesibukannya menulis cerita yang cukup banyak. Sementara Jean cukup lelah karena ia membuat banyak makanan untuk menu makan siang dan sorenya nanti. Jean merasa badannya pegal terutama bagian bawah kakinya. "Pah, nanti tolong pijetin mama ya," "Ya," Malam pun datang. Sepasang suami istri ini sudah ada diatas ranjang. Mark memijat kaki istrinya dari bagian betis hingga ke paha. Jean sesekali berteriak kencang karena kesakitan dan Mark terus saja memijatnya. Setelahnya barulah Mark pergi tidur. Mark cukup kelelahan juga bila habis memijat tubuh istrinya. Bukan hanya bagian kaki juga tapi bagian lengan dan pinggangnya juga. Badan Jean cukup besar dan lebar sehingga membuat Mark kelelahan dalam memijat dan energinya terkuras habis. Keesokan harinya Claire melihat Jean sedang mempersiapkan bahan makanannya didapur. Maka ia pun mengajak ibunya berbicara. "Ma, kemarin kok gak ada lagi ya malaikat yang dibelakang papa?"tanyanya "Malaikatnya udah dicopot sih," "Kok bisa?" "Kan kemarin diganti nama malaikat yang dipanggil," "Suruh siapa yang ganti," "Hans yang bilang gitu sama mam," "Oh, yaudah,"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN