Hari itu Claire dan keluarganya bermain ke rumah orangtua Jean. Disana banyak saudara Claire berdatangan satu sama lain.
Diantaranya adalah Yuma, saudara jauh dari Jean. Seorang wanita yang memiliki tubuh besar dan juga berkulit cokelat manis dan memiliki dua orang anak serta suami berkumis lebat.
Saat pertemuan itu tiba Yuma mendekati Claire.
"Claire sekarang makin cantik aja rahasianya apa?"
"Ah gak pake apa-apa,"jawabnya polos
Kemudian Yuma mengeluarkan ponselnya.
"Claire nomer handphonemu berapa?"
"Nomor kaka aja nanti aku save, karena aku gak hapal nomorku sendiri,"
"Baiklah,"
Yuma menyebutkan nomor teleponnya. Kemudian Claire menyimpannya. Setelah bertemu satu sama lain dengan saudaranya. Maka mereka pun bubar dan kembali ke rumahnya.
Ketika Claire pulang ke rumahnya. Yuma intens mengadakan komunikasi dengannya.
"Hi, Claire gimana kabar?"
"Baik,"
Sesudahnya Claire curhat mengenai banyak hal kepada Yuma.
"Besok aku mau ke kota,"
"Nanti aku antar pulang,"
"Boleh,"
Selanjutnya Claire pergi ke kota dan menyelesaikan urusannya dari sebuah gedung. Kemudian dia mengirim pesan kepada Yuma.
"Udah dimana? Aku udah dipinggir jalan nih,"
"Lagi ambil motor dulu,"
"Ok, ditunggu,"
Claire menunggu berjam-jam kedatangan Yuma. Akhirnya muncul juga Yuma hanya dengan mengenakan kaos kumal dan celana pendek serta memakai helm dikepalanya.
"Udah selesaikah?"tanyanya
"Daritadi lama banget sih,"
"Saya tuh tadi banyak urusan. Urus ini itu baru ambil nih kendaraan motor,"
"Oh, mana helmnya,"
"Ada nih bentar,"katanya sambil mengambil helm dan memberikan kepadanya.
Claire memakai penutup kepala dan langsung duduk dibelakang tubuh Yuma. Yuma membonceng Claire. Sepanjang jalan Yuma mengoceh dan mengajak ngobrol Claire. Claire banyak diam dan hanya berbicara satu hal.
"Gak kedengeran nih, berisik soalnya"
Maka Yuma pun diam sehingga dirinya tak berkoar-koar lagi kepada Claire.
Sampailah Claire ditempat minimarket dan akan menaiki bus untuk ke kota kecilnya.
"Makasih ya,"
Claire melepaskan helm yang dikepalanya dan menyerahkan kepada pemilik aslinya
"Hati-hati ya,"kata Yuma yang menerima kembali helmnya.
Yuma melihat kepergian Claire. Dia masih tetap stay disana. Sedangkan Claire berjalan menuju barisan bus yang berkumpul disepanjang jalan sisi warung. Claire menaiki bus hitam yang berada dipaling depan kumpulan tersebut. Bus itu berisi banyak orang dengan ragam profesi. Ada yang menjadi guru, karyawan dan lainnya.
Claire memilih untuk duduk dibagian tengah. Dia duduk disana karena menghindari dirinya muntah ditengah jalan karena badan yang tidak enak.
Satu persatu penumpang masuk dan memenuhi si hitam yang kotak dan panjang. Bus pun berjalan. Perjalanan yang ditempuh Claire berasa sangat lama. Claire merasa cukup pegal karena ia tidak bersandar dibangku yang ada. Setelah satu setengah jam melewati jalan yang berkelat-kelit serta padang rumput yang kering dan jurang yang curam. Claire sampai juga dikediamannya. Ia turun didekat terminal.
"Ini uangnya,"kata Claire yang menyerahkan lembarang uang kepada sang sopir angkot
Dari sana Claire harus mencari angkutan lain yang menuju ke arah rumahnya.
Setelah Claire mendapatkan angkot yang ke arah rumahnya. Ia pun masuk dan duduk didalamnya. Ketika itu Claire mengecek ponselnya. Maka Jean mengiriminya pesan.
"Claire ada dimana?"
"Udah diangkot,"
"Jadi gak usah dijemput?"
"Udah dijalan bentar lagi nyampe,"
Tak lama mobil angkutan daerah yang berwarna putih ungu sudah sampai didepan rumah Claire. Claire memberhentikannya.
"Kiri,"
Lalu Claire turun dari mobil tersebut dan ia masuk ke rumahnya. Dirumahnya Mark menyambut dirinya.
"Claire udah pulang,"
"Ya. Tadi aku diantar sama Kak Yuma,"
"Baik kan dia?"kata Jean dengan bangga
"Begitu deh,"
"Mending lha jadinya kamu hemat ongkos kan,"
Sesudahnya Claire pergi ke meja makan dan ia mulai memakan makanan yang ada.
Setelah itu barulah Claire mandi dan menenangkan diri ketika malam hari.
Claire pun tertidur lelap. Hingga sudah pagi hari tiba. Semakin hari Yuma seperti cctv yang memantau dirinya. Yuma suka menelepon dan menanyai kabarnya. Yuma juga mengajaknya untuk jalan-jalan dan nongkorong.
"Claire, nongkrong yuk?"
"Mager ah,"
"Nanti aku bayarin,"
"Lagi malas nih,"
"Ok,"
Yuma bersikap baik kepada Claire karena Yuma tahu bahwa Claire adalah jenis anak pembawa keberuntungan. Maka ia berusaha menjaga dirinya dan bersikap baik kepadanya. Bila Yuma berada dihadapan Claire perilakunya seperti kucing manis yang menginginkan ikan segar yang baru didapatkan dari pancingan kolam.
Keesokan harinya Yuma mengiriminya pesan lagi dan meneleponnya.
"Claire, gimana keadaan rumah?"
"Ya gitulah. Ayahku suka ngomel terus mama cerita mulu dan inginnya didengerin,"
"Aku telepon ya,"
Yuma pun menelepon Claire.
"Ya?"
"Claire nanti kalau kamu ke kota lagi kita jalan ke mall yuk,"
"Yaudah boleh,"
"Bener ya aku tunggu,"
"Sip,"
Dalam diri Claire tak terbesit rasa curiga sedikitpun kalau Yuma bersikap aneh dan ingin mengajaknya jalan. Biasanya hubungan persaudaraan mereka tidak pernah sedekat ini. Bagi Claire menjaga kekeluargaan itu terpenting. Padahal Yuma memiliki rencana sendiri atas hidup Claire. Dari isu yang terdengar, banyak orang dari keluarga Jean bilang bahwa Yuma bukanlah wanita baik-baik. Dia adalah mantan seorang wanita yang bekerja didunia malam. Setiap hari pekerjaannya adalah tidur dengan berbagai lelaki. Itu yang Claire dengar dari setiap anggota keluarganya. Namun Claire tak mau menghakimi dan juga mengaggap dirinya benar. Karena ia sendiri juga pernah jatuh ke dunia malam. Namun hidupnya sudah menjadi benar sekarang karena ia bertobat. Claire lelah menjadi orang yang hidup didunia gemerlap seperti itu. Claire juga tidak terlalu percaya akan apa yang dikatakan oleh saudara-saudaranya. Karena Claire sendiri belum melihat benar apa yang terjadi dengan Yuma. Bisa saja Yuma seperti itu karena lain dan satu hal alasan. Claire berpikir seperti itu.
Tibalah pertemuan dengan Yuma. Hari itu mereka pergi ke sebuah mall dan menuju sebuah restoran mahal berbau makaroni dan juga pizza.
"Claire, gak salah nih milih tempat kaya gini?"cetus Yuma
"Gaklah, aku mau pizza. Pesen aja mau apa,"
Claire memilih porsi pizza kecil dengan berbagi makanan. Selanjutnya Yuma memilih minuman yang ada didalam map menu.
"Baik harap tunggu ya, nanti kami antarkan,"jawab pelayan tersebut
Claire mengangguk. Yuma datang ke restoran beserta dengan anaknya yang pertama. Anak perempuannya yang pertama itu terlihat lucu dan manis.
"Claire jadi gimana keadaan dirumah?"tanyanya sok perhatian
"Gitulah. Mama suka cerita dan pinginnya didengerin aja. Papa juga gak jauh beda dan suka bersungut-sungut,"
"Heran saya sama orangtua kamu. Mereka tuh tipe orang yang harus dikerasin dulu baru bergerak gitu. Kalau gak gitu ya gak akan jalan,"
"Iya sih bener. Waktu itu aku ancam mereka. Kalau mereka gak beliin sepatu nanti aku mau bunuh diri. Bener yang Kak Yuma bilang mereka harus dikretek dulu,"
"Aku bilang juga apa kan,"kata Yuma sok baik
"Makanan udah dateng nih,"
Mereka pun makan satu sama lain hanya Yuma tidak makan apapun. Yuma memberikannya kepada anaknya. Anaknya yang disuruh untuk makan yang ada disana. Claire agak sedikit heran dengan sikap Yuma. Seperti ada yang ditutupi dalam dirinya. Tapi Claire tidak bisa membaca itu apa. Sesudahnya Claire yang membayar semua bill yang dipesannya. Sejujurny Claire sudah lelah ingin pulang. Namun Yuma menahannya.
"Claire kita pindah tempat yuk di luar,"
"Ok,"
Ternyata Yuma memesankan pizza untuk Claire. Yuma seakan bisa membaca pikiran dan keinginan Claire.
"Ini bu pesanannya,"
"Makasih,"
Yuma menerimanya dan memberikan kepada Claire.
"Buat kamu dirumah,"
"Kok tahu sih aku mau pizza,"
"Tahu dong,"
Sesi selanjutnya malahan Yuma bercerita dan curhat mengenai keadaan suaminya.
"Laki gua masa gak mau nafkahin gue coba. Anak gua sakit dia gak bawa ke dokter. Gue sampe dateng ke tempat kerjanya biar dia mau tanggung jawab,"ocehnya sambil mengomel