Silvana mengangkat sebelah alisnya, menyadari betul bahwa kini si dosen tampan sedang mencoba untuk menggodanya balik. Maka kemudian gadis itu mendekatkan wajahnya, nyaris bibirnya menyentuh bibir Pak Leon. “Akan aku ingat.” Ucapnya dengan nada bicara yang sensual. Sebelum terjadi hal lain, cepat-cepat Silvana menarik diri. Lalu terkikik geli ketika melihat adanya kekecewaan besar dalam ekspresi pria itu. “Sekarang,” mata Silvana kemudian turun ke bibir pria itu dan beralih kembali pada kedua netra coklat menggodanya. “Please, buatkan aku sarapan.” Kemudian Silvana terkekeh geli melihat raut muka kecewa yang pria itu buat, lantaran ucapan Silvana yang barangkali tidak sesuai dengan ekspektasinya. Meski kecewa, namun pria itu segera beringsut dari tempatnya. “Oke, Princess,” serunya set