Gayatri resah memperhatikan orang-orang yang masuk ke Restoran itu. Dia dan Aimee berkali-kali melihat ke arah pintu masuk resto. Keduanya sama-sama gelisah, tetapi kegelisahan mereka jelas berbeda. Gayatri enggan bertemu dengan Alvira sementara Aimee deg degan harus bersemuka dengan sang Ayah. Aimee menggosok kedua telapak tangannya yang berkeringat karena cemas. Peka akan hal itu, Gayatri segera menggenggam tangan Aimee. “Kamu kedinginan?” tanya Gayatri. Aimee menganggup gugup. Bukan kedinginan melainkan dia gugup, tetapi dia enggan berkata jujur karena malu. “Mau mama pesankan minuman hangat? Coklat panas?” Tak perlu yang hangat, Ma. Perhatianmu yang hangat ini pun membuatku nyaman, ucap Aimee dalam hatinya. Aimee menggeleng, Gayatri refleks mengelus puncak kepala anak itu menyebar