Tami akhirnya kembali bekerja, ia harusnya tetap beristirahat karena wajahnya saja masih ada bekas lebam walaupun sudah samar, Tami duduk di kursi kerjanya dan tak lama kemudian Petro datang menghampirinya. “Tami, kamu kenapa masuk kerja? Bukannya kamu harus beristirahat?” tanya Petro. “Heem? Aku sudah tidak apa-apa,” jawab Tami tersenyum. “Bagaimana kabar Tiara dan Elea?” “Mereka baik-baik saja. Kamu tidak mau menemui Tiara dulu?” “Dia pasti marah sekali kepadaku, ‘kan?” “Aku tidak bisa bilang tidak.” Petro menjawab. “Pak Petro dan Tami ini kok akrab sekali ya kelihatannya?” tanya Dwi yang duduk dihadapan Tami. “Kami teman dulunya,” jawab Petro. “Jadi, Tami masuk ke sini karena koneksi?” “Bukan. Dia tidak masuk di sini karena koneksi,” geleng Petro. “Pak Petro saja bilang tadi t