Tami menundukkan kepala ketika Evano saat ini sedang menatapnya, Evano seperti akan menerkamnya, namun tak disangka Evano langsung memeluk Tami dan mengelus punggungnya. Tami membulatkan mata karena sikap Evano sangat berbeda, tak seperti biasanya. Tami tidak membalas pelukan Evano. “Maafkan aku, Sayang,” ucap Evano. “Kamu pasti sangat menderita. Coba aku lihat,” kata Evano melepas pelukannya lalu melihat lebam di wajah Tami. Bahkan keluarga ini saja tidak menanyakan darimana ia mendapatkan luka itu. Tami menundukkan kepala dan melihat wajah Evano yang terlihat tidak tulus. Tami mendesah napas halus dan menggelengkan kepala, berusaha menikmati sentuhan Evano yang menakutkan, ketika Evano mau mendekatinya tadi, Tami langsung takut. “Sayang, maafkan aku ya, aku khilaf melakukan ini kepa