10. Perubahan Aisyah Aisyah menatap kisi-kisi jendela kamar. Pukul sembilan malam. Semilir angin merasuk. Menerpa gorden yang belum tertutup sempurna. Dia baru selesai mengikuti manaqib rutin yang diadakan di mushola asrama putri. Embus udara malam yang masuk melalui celah jendela terasa menyejukkan. Tapi kurang melegakan bagi Aisyah. Beberapa sosok yang dinanti tak kunjung bertemu. Kedua, yang paling utama ingin dia temui. Dan, Ammar. Iya, Aisyah tidak tahu kenapa dia juga menantikan pertemuan kembali dengan lelaki itu. Aisyah meraih buku kecil bersampul biru yang disediakan di kasur miliknya. Buku bantuan ustaz Ammar saat pertama dia menginjakkan kaki di pesantren ini. Buku diary bersampul biru itu sengaja diberikan Ammar untuk Aisyah, agar gadis itu bertanggung jawab tentang perubah