bc

My Perfect Bride

book_age18+
1.4K
IKUTI
9.0K
BACA
love-triangle
second chance
drama
sweet
humorous
first love
like
intro-logo
Uraian

Silahkan tap love dan follow dulu sebelum membaca ya. makasih ^_^

Cerita ini mengandung unsur 21+, jadi diharapkan kebijakannya sebelum lanjut membaca >_<

Jay jatuh cinta pada Jocelyn dan langsung memutuskan jika gadis itu yang akan menjadi pengantinnya kelak. Ia tak ingin orang lain, selain gadisnya itu.

Waktu bergulir, kedewasaan menyadarkannya jika cinta masa kecil tak seindah yang pernah ia bayangkan. Tak ada kisah cinta yang mulus. Kenyataan pahit, bahwa wanita itu tak pernah menganggapnya lebih dari seorang kakak lelaki, mematahkan hatinya yang rapuh. Jay memutuskan pergi, mencoba menata hati, dan berusaha menerima cinta yang tak berbalas.

Waktu terus berputar, ia pikir, semuanya telah baik-baik saja. Namun keadaan tak semudah itu. Pertemuannya kembali dengan wanita itu membuat amarahnya memuncak. Cinta yang ia pikir telah mati, masih bersemayam di sana. Sayangnya, wanita itu tak lagi sendiri, begitu juga dengan Jocelyn.

Betapa aneh cara orang berhubungan, bukan? Tak perlu perasaan, asalkan bisa menemukan pelarian.

Mampukah Jay terlepas dari bayangan masa lalu dan menemukan pengantinnya yang sempurna?

cover by @apgraphic_

chap-preview
Pratinjau gratis
Awal Sebuah Kisah
“Will you marry me?” Anak lelaki berusia dua belas tahun itu tersenyum manis menatap gadis kecil dihadapannya. “What is the meaning of marriage?” Gadis kecil itu mengerutkan kening dan menatap anak lelaki di hadapannya dengan penuh tanya. “Hmm...” Anak lelaki itu tampak berpikir keras, “ Kamu dan aku hidup bersama selamanya seperti kedua orangtua kita.” Anak lelaki itu tersenyum lebar, merasa cukup puas dengan jawaban yang diberikannya kepada gadis kecil itu. “Bukankah sekarang kita selalu bersama?” “Hmmm ... Ya benar, tapi jika menikah, kita akan bersama untuk selamanya tanpa ada apa pun atau seorangpun yang dapat memisahkan kita.” Anak lelaki itu menggenggam tangan gadis kecil di hadapannya dengan erat. Gadis kecil itu tersenyum lebar. “Kalau begitu aku mau menikah dengan Kak Jay. Aku mau menjadi pengantinmu, Kak.” Jay terkekeh pelan. “Ya, kamu akan menjadi pengantinku bila kita sudah besar nanti.” Jay mengecup pipi gadis kecil itu dengan penuh kasih. Gadis kecil di hadapannya adalah sosok pengantin yang sangat sempurna baginya. Ia tidak tahu bagaimana masa depannya nanti, tetapi satu hal yang ia yakini, gadis kecil di hadapannya itulah yang akan menjadi pengantin sempurnanya. Malaikat kecil itu telah membuatnya jatuh hati pada saat pertemuan pertama mereka dan sejak saat itu Jay pula Jay menetapkan hatinya untuk menjadikan malaikat kecil itu sebagai pengantinnya. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan malaikat cintanya. *** 6 tahun kemudian ... “Mama Angel, Jo udah siap?” Jay tersenyum manis ke arah seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu untuknya. “Lagi sarapan tuh, Sayang. Masuk dulu yuk!” Angel menarik tangan Jay untuk masuk ke dalam rumahnya, “Rencana kuliah di mana Jay?” “Belum tahu, Ma,”ujar Jay sembari tersenyum tipis. Angel mengerutkan kening. “Kok tumben seorang Jay belum ada rencana mau kuliah di mana?” Jay tergelak pelan. “Emang seorang Jay di mata Mama Angel itu gimana?” “Hmm …” Angel mengetuk-ngetukkan jemari di dagunya, “Seorang pemuda yang dewasa, penuh perencanaan, selalu menggunakan logikanya saat berpikir, dan yang paling penting Jay itu adalah lelaki yang sangat mencintai Jocelyn.” Angel tersenyum manis. Jay tertawa kecil.”Sebenarnya udah ada rencana, tapi masih galau Ma. Jay nggak sanggup untuk jauh-jauh dari Jo,” ujar Jay sembari tersenyum lebar. “Kalau jodoh nggak bakalan lari ke mana kok, Sayang.” Angel menepuk bahu Jay dan tersenyum manis. Ya, nggak akan lari kemana jika Jo sudah mencintaiku juga, Ma. Masalahnya selama ini cintaku bertepuk sebelah tangan, gumam Jay dalam hati, ia tersenyum tipis ke arah Angel. “Kak Jay…” Jocelyn berlari ke arah Jay begitu melihat lelaki itu berjalan ke arahnya. “Kakak, aku kangen,” Jocelyn tersenyum lebar dan memeluk tubuh Jay dengan erat. “Ehem ….”suara deheman seseorang di balik punggung Jocelyn membuat gadis itu melepaskan pelukkannya pada tubuh Jay, “Kayak nggak ketemu setahun aja. Setahu papa, Jay jemput kamu setiap hari.” Jhon terkekeh geli melihat gadis remajanya yang mengerucutkan bibir saat mendengarkan perkataannya. “Ihh … papa rese'! pergi yuk, Kak. Aku udah mau telat nih.” Jocelyn mengecup pipi kedua orang tuanya dan menggandeng lengan Jay untuk segera menjauh dari papanya yang mulai menyebalkan. Lelaki berusia senja itu selalu berubah menjadi orang tua paling menyebalkan sedunia saat melihat sikap manjanya saat bersama dengan Jay. “Mama Angel … Papa Jhon...  Kami berangkat dulu ya.” Jay berkata dengan sopan kepada kedua orangtua calon pengantinnya. “Hati-hati ya, Sayang,” ujar Angel sembari melambaikan tangannya kepada kedua orang yang disayanginya. Waktu berlalu dengan begitu cepat, tanpa terasa semua yang ada di sekitar mereka mulai berubah, tetapi perasaan Jay tidak pernah berubah sedikitpun. Ia masih memiliki perasaan yang sama seperti saat pertama kali ia melihat malaikat kecilnya. Jay membukakan pintu mobilnya untuk Jocelyn, gadis itu langsung menduduki tempat duduk penumpang setelah mengucapkan terima kasih kepadanya. Jay memutari bagian depan mobilnya dan duduk pada kursi pengemudi. Ia melirik gadis di sampingnya dan menggeleng-geleng pelan. “Kamu selalu nggak mau pakai seatbelt,” ujar Jay sembari memasangkan seatbelt untuk Jocelyn. Jocelyn mengerucutkan bibir. “Pakai seatbelt itu nggak enak, Kak.” Jay menggelengkan untuk yang kesekian kalinya. “Itu buat keselamatan kamu, Sayang.” Jay membelai rambut Jocelyn dengan lembut. “Kakak apaan sih manggilnya, jangan manggil sayang-sayangan, Kak!” Jocelyn mengerucutkan bibir untuk kesekian kalinya, Jay terkekeh pelan dan mencubit gemas pipi Jocelyn. Jay segera menyalakan mobil dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang dirasanya cukup aman. Ini adalah kegiatan rutinnya selama beberapa tahun, tetapi baru tahun ini ia diperbolehkan mengantar jemput gadisnya itu menggunakan mobil. Sesekali ia melirik ke arah gadis cantiknya.  Gadisnya itu baru saja menginjak kelas tujuh SMP, Jay harus menunggu gadisnya lebih dewasa untuk menjadikan gadis itu pengantinnya. “Kakak kuliah di mana?” Jocelyn mencairkan keheningan di antara mereka. Jay menarik nafas panjang dan menghelanya. “Maunya sih di Jakarta, tapi kakak belum tahu, Jo. Kakak nggak mau jauh-jauh dari kamu.” Jay tersenyum manis dan mengedipkan matanya kepada Jocelyn. Jocelyn terkekeh pelan. “Kakak masih mau jadiin aku pengantin Kakak?” Jay menganggukn mantap tanpa menatap Jocelyn. “Kakak nggak pernah memikirkan atau membayangkan wanita lain yang akan menjadi pengantin kakak. Kita tunangan yuk, Jo!” Jay tersenyum manis ke arah Jocelyn dan mengalihkan kembali pandangannya ke arah jalanan di hadapannya. “Aku nggak mau nikah sama lelaki yang udah aku anggap sebagai kakakku sendiri, Kak,” ujar Jocelyn. Jay mengeraskan rahang dan menggenggam erat kemudi yang tengah dipegangnya. Semenjak Jocelyn tahu arti pernikahan dan pasangan hidup, gadis itu selalu menolak lamarannya dengan mentah-mentah. Selama ini Jay selalu berusaha menjaga gadisnya, ia selalu menjauhkan semua lelaki yang ingin mendekati gadisnya, dan berusaha sebisa mungkin menghabiskan waktu bersama gadis itu. Ia tidak mempedulikan gadis lain yang jauh lebih dewasa dari Jocelyn, ia hanya menginginkan Jocelyn, tidak gadis lain. Sebutlah dirinya possesive, tetapi ia tak peduli. Ia tidak ingin ada lelaki lain yang mendapatkan hati gadisnya. Keheningan kembali menghiasi perjalanan mereka. Jay merasakan sesak di dadanya saat mendengar gadisnya itu hanya menganggapnya sebagai seorang kakak. Walaupun ini bukan pertama kalinya ia mendengar gadisnya mengatakan perkataan yang setajam pisau itu, tetapi ia masih saja merasakan sakit yang luar biasa saat ia mendengar perkataan itu keluar dari mulut gadisnya. “Sudah sampai,” ujar Jay sembari tersenyum manis. Jocelyn menatap ke dalam manik mata lelaki di hadapannya, ia menghela nafas panjang sebelum mengatakan. “Makasih kak.” Jocelyn membuka pintu di sampingnya dan meninggalkan Jay yang masih terpaku menatap punggung gadisnya yang lama-kelamaan menghilang dari pandangannya. Mengapa cinta bisa sesakit ini? Mengapa aku harus jatuh hati padamu yang nggak pernah menganggapku lebih dari sekedar kakak lelaki? Jay tersenyum miris.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

The Unwanted Bride

read
112.3K
bc

The Ensnared by Love

read
105.5K
bc

Imperfect Partner [INDONESIA]

read
338.7K
bc

Nikah Dengan Kakak Ipar

read
219.4K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
88.8K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
51.8K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook