17. Sebuah Kisah dari Konon Katanya

1057 Kata
Uskup Olsho tak beruntung, setelah ia berhasil keluar dari rumah yang ternyata kastil itu, ia malah bertemu dengan seseorang yang selama ini hanya ia dengar dari katanya. Orang yang membuatnya bangga belajar ilmu sihir. Selangkah keluar kastil Destron yang awalnya melihat dari jendela kamarnya setelah berbicara dengan Laika langsung turun melihat uskup Olsho. Destron memperkenalkan dirinya saat itu yang membuat uskup Olsho begitu terkejut karena ia tak tahu bahwa orang berada di depannya adalah seseorang yang ia kagumi selama ini. Destron kemudian mengajak uskup Olsho duduk di sebuah bangku tak jauh dari taman kastil itu dan mereka pun berbagi cerita. Uskup Olsho mengatakan apa tujuannya pergi ke Lumiren dan atas utusan siapa, Destron menjawab dengan baik semua yang uskup Olsho katakan. “Lama sekali aku tak bertemu dengan Isaac,” ujar Destron pada uskup Olsho (panggil saja tanpa uskup). “Anda memanggilnya tanpa gelar, terlihat begitu dekat dengan Uskup besar,” kata Olsho menanggapi ucapan Destron. “Bagaimana aku harus mengatakannya, jika kau memang begitu dengannya,” ucap Olsho. “Seharusnya aku menyebut Isacc dengan sebutan Uskup, tapi itu nampak seperti aku jauh di bawahnya.” Kemudian Destron bercerita pada Olsho dimulai jauh sekali, puluhan tahun bahkan sebelum Olsho lahir. Saat itu Destron lahir, tumbuh dan tua di Lumiren, belajar sihir dengan seorang laki-laki tua penggerutu bernama Ayios. Ayahnya yang meminta Destron untuk belajar sihir dengan Ayios meskipun awalnya ia menolaknya, tapi mau tak mau ia menerimanya. Destron belajar ilmu sihir di sana hingga membuat dirinya begitu hebat, saat itu ia berusia 14 tahun. Satu tahun kemudian, datang dua anak yang usianya dibawah Destro. Dua anak itu memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengannya, satunya Zaheer yang usil dan banyak tinggal sedangkan Isacc begitu pendiam serta tenang. Keduanya sering sekali terlibat masalah yang membuat kastil menjadi kacau, bahkan pernah sekali Ayios menghukum mereka, dari hukuman itu mereka malah mendapatkan kekuatan yang luar biasa, hal itu memang tak membuat Destron iri, tapi yang membuatnya cemburu adalah saat mereka bisa menikmati hidup tanpa harus dituntut menjadi apa yang orangtua mereka mau. Saat mereka berusia 20 tahun, keduanya kembali ketempat masing-masing. Zaheer kembali ke kota Kasota dan menjadi ketua dari sekte sedangkan Isacc memimpin gereja dan mendapatkan gelar uskup besar. Sedangkan Destron tetap berada di Lumiren hingga usianya kini sudah begitu senja. Destron kini di kenal sebagai seorang ketua dari perkumpulan Kelahiran Penyihir yang didirikan puluhan tahun lalu sebelum Ayios lahir kedunia. Seharusnya ia menjadi seorang bangsawan menggantikan sang ayah, tapi semuanya berubah karena ada suatu kudeta yang terjadi hingga membuat sang ayah mati dan ia tetap berada di kastil hingga menggantikan Ayios sebagai ketua. Semua orang kini mengenalnya, baik penyihir dari golong putih maupun hitam. Bahkan ia menjadi perantara beberapa reinkarnasi pahlawan dan juga roh penjaga alam semesta, namanya dikenal para penghuni langit dan iblis kelas bawah lebih baik tak mencari masalah dengannya. “Berarti Anda adalah kakak seperguruan dari uskup besar?” tanya Olsho memotong cerita Destron. “Usia kami terpaut sekitar dua tahun, jadi bisa dikatakan dia memang adik seperguruanku dengan Zaheer,” kata Destron, ia tak berniat melanjutkan ceritanya. Olsho menelaah ucapan Destron, padahal jika mendengar nama Zaheer seolah ia ingat tentang Sekte yang dianutnya sangat jauh berbeda dengan uskup besar. Zaheer adalah pemimpin dari sekte sebuah aliran yang menurut sebagian orang sesat, praktik-praktit yang menyimpang dari agama khususnya yang dianut uskup besar. Namun, nyatanya mereka Zaheer dan uskup besar adalah dua orang yang saling dekat dan bahkan hubungan mereka begitu baik. Apa mungkin telah reinkarnasi itu juga sebenarnya keduanya sudah saling berhubungan dan tahu, Olsho sebelumnya tak pernah memikirkan hal itu sama sekali karena ia memang tak tahu. Olsho hanya tahu bahwa hubungan sekte dan gereja ada suatu jarak yang cukup panjang, mungkin itu hanya bagi pengikutnya saja, bahkan sebenarnya ia juga tak begitu menyukai penganut sekte dari kota Kasota itu, meskipun mereka disebut pelindung kota Kasota, seperti penyihir yang melindungi Lumiren, juga gereja yang menjaga Tron. “Malam sudah begitu larut, lebih baik kau tidur, orang-orang di Lumiren akan menjaga reinkarnasi itu, kalian aman sekarang,” ujar Destron kemudian pada Olsho. Olsho mengangguk paham, kemudian ia pun bangkit dan berlalu pergi meninggalkan Destron. Dengan sihirnya Destron menghilang dari sana dan dengan cepat kembali keruangannya. Destron sudah meminta Laika mengurus anak yang katanya sebagai reinkarnasi pahlawan itu, meskipun sampai sekarang ia masih belum melihat bagaimana perwujudan anak itu. Destron berharap anak itu memiliki kemampuan yang cukup, ilmu yang luas dan tubuh yang begitu hebat, karena menerima sihir besar dari para roh adalah sesuatu hal yang cukup sulit. Begitu sampai di dalam ruangangnya, Destron duduk bermeditasi, mungkin sudah waktunya ia pergi kedunia Roh untuk pertemu para penjaga alam semesta. “Destron, kau menggangguku,” ujar roh penjaga alam semesta timur. Datang dalam bentuk naga hijau. Saat itu mereka bertemu di sebuah hutan hijau milik Mithila, hutan itu kosong karena Mithila tak ada di sana. “Anak reinkarnasi Vastoarta itu telah datang ke kotaku,” kata Destron. “Ya, aku yang memilihnya, sama ketika aku memilih Vastoarta dulu ketika Raja sialan itu datang menghancurkan dunia kalian,” ucap Roh penjaga alam semesta tidur. “Isacc mengatakan padaku bahwa Mithila yang memilihnya langsung, kenapa malah dirimu?” tanya Destron bingung. Isacc mengatakan pada Destron ketika mereka berada di dunia jiwa bahwa Mithila yang langsung memilih Agras untuk menjadi reinkarnasi selanjutnya. “Ah mana mungkin Mithila bisa melakukan itu, Raja Iblis mengurungnya di sana dan Mithila tak bisa melakukan apapun. Aku sengaja menjadi dirinya, karena biasanya laki-laki suka bertemu dengan perempuan,” kata Roh penjaga alam semesta. Meskipun ucapan itu bagi Destron terkesan aneh. “Kau tak perlu banyak melakukan apapun, anak itu memiliki kekuatan yang luar biasa, ada entitas lain yang membantunya untuk melakukan apapun, yang perlu kau lakukan hanya membantunya untuk mengeluarkan kemampuannya. Destron mengangguk paham, kemudian pembicaraan keduanya selesai dan mereka pun berpisah. Destron kembali kedunia asli, membuat tubuhnya lemah kemudian terjatuh tak sadarkan diri. Bagi seorang manusia mencapai dunia roh adalah sesuatu yang cukup menyulitkan, meskipun Destron terbiasa melakukan itu tapi sihirnya tersedot begitu hebat dan sangat kuat. Sementara itu Olsho kini sudah berjalan masuk kedalam kamarnya, ia sedikit lega karena Destron langsung mengatakan padanya bahwa Agras saat ini baik-baik saja. Perempuan bernama Laika yang bertemu dengannya tadi sudah memastikan bahwa Agras terjaga dengan aman, begitu juga dengan kedua uskup muda yang bersamanya. Jika begitu maka ia bisa meninggalkan Agras dengan tenang di Lumiren untuk berlatih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN