13. BERCANDA RIA

1126 Kata
Bersabar dalam pencarian, akhirnya Romy dan Julia bertemu lagi di kota yang sama, keduanya tentu saja sangat bahagia. *** Romy masih penasaran mengapa Julia mengajak ke toko mainan. "Toko mainan, kamu mau beli apa?" tanya Romy. "Nanti saja belinya, kita ngobrol dulu, hehe," jawab Julia. Romy mengerti akan hal itu, dia juga ingin tahu lebih mengenai Julia, sehingga mau menuruti apa yang diinginkan Julia. Mereka berada di tengah toko, di sana ada beberapa pembeli yang sedang mencari mainan atau hadiah, lalu Julia mengajak Romy ke pinggir ruangan toko tersebut agar jauh dari orang lain, apalagi sangat aman dari 2 penjaganya, meski saat ini mungkin mereka mulai mencari Julia. Romy dan Julia pun saling menatap dan tersenyum, hal itu membuat wajah Julia agak memerah, kemudian mulai bicara agar perasaan malunya segera hilang. "Romy, aku senang bisa bertemu dengan kamu lagi. Apakah kamu sering ke kota ini?" tanya Julia. "Aku juga senang bisa bertemu dengan kamu lagi. Ya sering, tapi tidak setiap hari," jawab Romy. Julia senang mendengar itu, dia akan sering ke kota ini juga kalau begitu. Sesaat kemudian, Julia sangat penasaran dengan semua wajah Romy, karena saat ini dia memakai kacamata dan topi, maka dari itu Julia minta ijin untuk melakukan sesuatu. "Apa kamu selalu pakai kacamata dan topi setiap hari?" "Ya, aku senang memakai ini. Biar terlihat keren, hehe!" jawab Romy dengan terkekeh, dia sedikit sombong hingga membuat Julia menyenggol lengan atasnya. Sebenarnya hanya untuk menutupi identitasnya, meski Romy memang terlihat menawan. "Apaan sih, keren dari mana coba? Itu malah menutupi wajahmu tau." Romy hanya tersenyum mendengar itu. "Hmm, bolehkan aku melihat wajah aslimu?" "Ini udah asli. Memang kamu pikir aku pakai topeng?" "Bukan itu maksudku, tapi melihat wajahmu tanpa penutup apa pun," ucap Julia dengan malu, dia sedikit menunduk dan tidak memandang wajah Romy sementara. "Oh, jadi itu maksudmu." Romy menghela napas, kemudian setuju. "Baiklah!" lanjutnya. Romy segera mencopot kacamata di wajahnya, Julia sangat bahagia mengetahui itu, kemudahan fokus melihat wajah Romy. Dengan tersenyum manis, Romy telah membuka kacamata dan memandang Julia. Kedua mata kuliah melebar saat melihat wajah tampan Romy dari dekat, jantungnya mulai berdebar kencang, namun masih ada yang kurang. "Bolehkan aku mencopot topimu?" pinta Julia dengan malu-malu. Romy sedikit terkejut, sebenarnya sedikit ragu karena tidak ingin identitasnya dilihat banyak orang. Romy melihat ke sekitar, menurutnya tidak masalah membuka topi di sini, karena ini di dalam ruangan toko, jadi tidak banyak orang akan tahu, terlebih mereka ada di pinggir ruang. Mungkin memang ada CCTV, tetapi tidak menjadi masalah baginya. Akhirnya Romy setuju setelah melihat di sekitar hanya ada sedikit orang, apalagi mereka pada sibuk mencari dan memilih barang untuk belanja. "Baiklah, di sini aku rasa aman," batin Romy. Julia masih fokus menunggu jawaban, kemudian Romy berkata, "Oke, boleh. Tapi jangan dibawa pulang ya!" "Astaga, untuk apa aku membawa pulang topimu? Ada-ada saja," bala Julia sambil menepuk lengan kanan Romy karena sedikit kesal. Romy malah terkekeh, dia sengaja bercanda. "Oke, kalau begitu. Aku buka sekarang!" lanjut Julia. Romy mengangguk dan tersenyum, kemudian Julia segera mencopot topi milik Romy dengan perlahan, jantungnya semakin berdebar tak karuan. Setelah mencopot topi, Julia terkejut sekaligus terpesona dengan wajah sempurna Romy, begitu manis dan tampan. "Ya ampun, apakah dia pangeran tampan dari surga? Ternyata ada pria setampan ini di dunia," batin Julia dengan bengong, bahkan tidak berkedip sekian detik. Hatinya berbunga-bunga melihat ketampanan Romy dengan dekat. "Julia?" "Julia?" Romy berusaha memanggilnya, namun Julia masih bengong. "Julia!" ucap Romy, akhirnya dia menyentuh pundak Julia agar tersadar. "Ya!" "Apa kamu baik-baik saja?" "Iya, aku baik-baik saja kok," jawab Julia dengan wajah memerah, dia memalingkan wajah karena tidak kuat memandang wajah manis Romy dari dekat, takutnya bisa pingsan. "Syukurlah kalau baik-baik saja," ucap Romy. Romy meminta topinya karena masih dipegang Julia, namun Julia ingin mengerjai Romy dengan tidak memberikan topi itu. "Julia kembalikan topiku!" "Gak, untuk apa sih? Apa kamu tau? Lebih menarik kalau kamu tanpa topi." "Hah, jadi kamu tertarik sama aku?" "Aduh, bukan begitu maksudku," jawab Julia mendadak kaget, mungkin dia memang sangat tertarik dengan Romy, tapi tidak ingin perasaan itu diketahui Romy, ini terlalu dini. "Tapi orang lain pasti berpikiran sama dengan aku," lanjut Julia mengelak. "Apa benar begitu? Mungkin cuma kamu saja yang berpikiran begitu." "Apaan sih, gak mungkinlah!" "Huft, terserah kamu sajalah! Tapi tolong kembalikan topiku. Aku merasa gak nyaman jika tanpa topi." Julia penasaran dengan ucapan Romy, tapi dia hanya berpikir bahwa mungkin Romy hanya malu. Julia juga berpikir lebih baik Romy pakai topi, hal itu agar tidak ada gadis yang tergila-gila pada Romy, kecuali dirinya. Julia tersenyum, lalu mengembalikan topi milik Romy tersebut. "Baiklah, jika itu yang kamu inginkan." Romy segera mengambil topinya dengan cepat, bahkan segera memakainya. Sesaat kemudian, dia melihat Julia senyum-senyum aneh. "Ngapain kamu senyum-senyum begitu?" "Senyum? Siapa yang senyum? Gak ada." Julia terkejut lalu mencoba mengelak. "Bohong, kamu gak bisa bohong padaku!" "Apaan sih, terserah kamu kalau gak percaya!" "Bukannya gak percaya, tapi kamu jelas tersenyum tadi." "Udah lupakan!" balas Julia, dia segera mencari pengalihan. "Ayo temani aku mencari barang!" Akhirnya Romy melupakan hal tadi, karena Julia meminta ditemani, dia setuju menemani Julia. Mendengar itu, Julia senang, kemudian mereka bergegas mencari sesuatu. Saat sekian langkah, Julia ingin membeli boneka untuk menemaninya tidur. Apalagi selama ini hanya ada guling, bantal, dan selimut yang menemaninya tidur. Julia mendekati berbagai boneka yang ada di toko itu, ada banyak pilihan hingga membuat Julia bingung harus pilih yang mana, dia minta saran pada Romy. "Boneka? Sejujurnya aku gak cocok dengan boneka. Tapi jika kamu bertanya, aku akan coba bantu!" balas Romy. "Ya jelas donk. Masa cowok suka boneka. Ehh, tapi mungkin lucu kalau kamu suka boneka!" Romy melebarkan kedua bola mata, dia sedikit menggerutu. "Apa maksud kamu?" "Hahaha, aku cuma bercanda, Romy. Jangan dibuat serius!" "Hiih, kamu ini. Suka bikin orang kesal ya!" tanya Romy sambil menggosok rambut Julia, mendapat itu Julia terkekeh lagi. "Udah, sekarang pilih boneka yang mana. Apa pun pilihanmu, aku akan menerimanya," ucap Julia dengan tersipu malu, dia mulai menarik perhatian Romy. Romy pun terkejut mendengar itu, tapi tersenyum, dia merasa senang, karena menurutnya itu adalah tanda baik baik semuanya. "Oke, ijinkan aku berpikir!" balas Romy. Sekian detik berpikir, Romy berkata, "Gimana kalau boneka ini, boneka monyet. Mungkin sangat cocok dengan kamu, hihihi." "Romy!!! Jahat, jadi kamu menyamakan aku dengan boneka itu?" "Hahaha, maaf. Aku cuma bercanda!" "Serius juga gak apa-apa. Berarti kamu yang jadi boneka itu! Hahaha," balas Julia dengan tertawa. "Julia!!! Kamu ...!" Kini gantian Romy yang agak kesal, kemudian dia menghela napas. "Oke, cukup! Mari kita serius!" Julia masih sedikit terkekeh, dia melihat Romy memilih boneka yang bagus untuk Julia. "Ini saja!" Akhirnya Romy memilih boneka lumba-lumba warna biru. Menurut Romy, boneka itu sangat cocok menemani tidur Julia, karena lumpa-lumba termasuk binatang yang lucu dan pintar. Julia setuju dengan itu, dia sangat senang mendapat saran dari Romy tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN