32. KEMESRAAN DI HUTAN

1375 Kata
Akhirnya Romy dan Julia berhasil jalan-jalan ke hutan, kesempatan itu harus mereka ambil karena jarang ada. Namun jika sampai ketahuan keluarga Julia, tentu saja akan menimbulkan masalah besar. *** Saatnya mereka melangkah untuk memasuki hutan lebih dalam, Julia agak takut, tapi karena ada Romy yang sudah ahli dalam menelusuri hutan, Julia menjadi tenang, Romy pasti akan melindungi kekasihnya tersebut dengan sebaik mungkin. Mereka menaruh topi, kacamata, dan masker yang mereka pakai di motor, karena ini di hutan, jadi aman dari pandangan orang lain. Kini ketampanan dan kecantikan mereka terlihat jelas. Tampak Romy mengulurkan tangan agar mereka bergandengan tangan dalam memasuki hutan, dengan tersenyum Julia langsung menerima uluran tangan tersebut. "Ayo, apa kamu udah siap?" tanya Romy, Julia hanya menjawab dengan mengangguk sambil tersenyum. Selanjutnya mereka melangkah ke hutan dengan hati bahagia. Tumbuhan hijau terlihat indah dan segar, bunga-bunga hutan mulai terlihat, serangga hutan seperti belalang, kumbang, dan kupu-kupu juga terlihat berterbangan, suara burung berkicau terdengar merdu. "Indahnya! Jadi seperti ini isi hutan," kagum Julia sambil melihat sekeliling hutan. "Indah sekali kan!" tambah Romy. "Iya, indahnya membuat hatiku semakin bahagia, apalagi bersama pangeran tampan." Julia sedikit menggoda Romy hingga membuatnya terpana. "Benar, semakin indah bila bersama bidadari cantik," balas Romy gantian menggoda. Kedua pipi mereka menjadi merah karena hal itu, sungguh menggemaskan. Tidak lama kemudian, Romy teringat akan status Julia sebagai anak orang kaya. "Julia, aku tau kamu adalah orang kaya. Jadi, apa kamu serius memilih aku?" tanya Romy. Mereka berhenti sebentar. Tampak Julia cukup terkejut mendengar itu, kemudian memandang wajah Romy dengan serius. "Romy, apa kamu masih ragu dengan cintaku? Lihatlah mataku? Bisakah kamu melihat keraguan dalam cintaku?" ucap Julia. Romy melebarkan kedua bola mata, dia melihat begitu indah mata Julia bagai pelangi, dia juga melihat bahwa Julia sangat serius mencintainya. Romy tersenyum melihat itu, kemudian berkata, "Baiklah, aku percaya bahwa cintamu sangat tulus, tapi ...," kata Romy terhenti karena Julia berkata. "Aku gak peduli perbedaan hidup kita! Aku udah cinta mati sama kamu, Romy! Cintaku hanya untukmu seorang, gak ada yang lain." "Aku mengerti, makasih Julia. Aku semakin yakin bahwa kamu sungguh-sungguh mencintai aku. Tapi ... kamu harus tau resiko dan penghalang cinta kita yang suatu saat mungkin terjadi." "Udah aku katakan, aku cinta mati sama kamu! Aku gak peduli penghalang apa yang bisa terjadi, asalkan aku bisa terus bersama kamu, aku sangat bahagia. Apa pun yang terjadi, aku gak mau kehilangan kamu, Romy! Hanya kamu satu-satunya pria yang bisa membuat hatiku bahagia," ucap Julia dengan tulus, bahkan sampai kedua matanya berkaca-kaca. Romy terharu mendengar ucapan Julia, dia benar-benar gadis yang sangat mencintainya, Romy tidak boleh mengecewakan Julia, kedua mata Romy juga berkaca-kaca. "Makasih Julia, aku juga sangat mencintai kamu. Aku juga gak mau kehilangan kamu!" Mendengar itu, Julia langsung memeluk Romy, bahkan Julia sampai meneteskan air mata. Cinta mereka sangat kuat, mereka tidak akan peduli penghalang apa yang akan menghalangi cinta mereka, cinta mereka akan terus abadi hingga akhir. Sungguh romantis, itulah yang dinamakan cinta sejati antara 2 insan. "Mari kita jalani bersama perjalanan cinta kita, mari kita hadapi bersama penghalang cinta yang ada!" ucap Romy, kini dia sudah yakin 100 persen akan cintanya pada Julia. Menurut Romy, Julia adalah gadis yang sangat sempurna menjadi pendamping hidup. Terlihat air mata Julia semakin mengalir, dia benar-benar tidak mau kehilangan Romy, apalagi Romy adalah cinta pertamanya. Beberapa detik kemudian, mereka melepas pelukan. Romy tersenyum dan segera mengusap air mata Julia yang masih tersisa di wajah. Air mata tersebut tanda ketulusan hati Julia. "Mungkin kamu sudah tahu, bahwa orang tuamu pasti gak setuju dengan kehadiranku," ucap Romy. "Iya, aku tau itu. Tapi, aku gak peduli. Aku akan menjelaskan semuanya, semoga mereka mau mengerti." "Aku harap begitu." Mereka saling mengerti, berharap mendapat persetujuan dari keluarga akan hubungan cinta mereka. Setelah saling mengerti, Romy mengajak untuk melanjutkan perjalanan di hutan agar hati bahagia, tentu Julia setuju. Untuk sementara, mereka melupakan penghalang cinta yang bisa terjadi. Sekian detik melanjutkan perjalanan, Romy melihat ada 2 kupu-kupu yang terbang bersama, seolah-olah sedang berpacaran, padahal berbeda warna. "Lihat! Kedua kupu-kupu itu sungguh menarik!" "Wah, indah sekali. Jangan-jangan mereka sedang ...," ucap Julia dilanjutkan Romy. "Berpacaran seperti kita!" Romy dan Julia terkekeh senang bersama, entah kebetulan atau apa, tampaknya 2 kupu-kupu itu gambaran cinta Romy dan Julia yang berbeda keadaan. Kupu-kupu satunya warna hitam bercorak putih, satunya berwarna seperti pelangi, namun 3 warna, yaitu merah, kuning, dan putih. Sebenarnya itu adalah kupu yang sering mereka lihat sebelumnya, saat di hutan, taman, jalanan, bahkan halaman rumah Julia. "Tunggu, sepertinya aku pernah melihat salah 1 kupu-kupu itu, yang mirip pelangi. Mungkinkah memang kupu-kupu itu? Ah, mungkin hanya perasaanku saja," batin Romy. "Kenapa kupu-kupu hitam dengan corak putih itu mirip kupu-kupu yang sering aku lihat! Mungkinkah memang kupu-kupu itu, menarik sekali. Tapi, kupu-kupu seperti itu pasti banyak," batin Julia. Sesaat kemudian, Romy mencari file foto tentang kupu-kupu pelangi itu, dan akhirnya menemukan, dia memang pernah memotretnya. "Ini dia! Julia, sepertinya kupu-kupu ini sama. Lihatlah!" ucap Romy. "Wah, benar sekali," ucap Julia setelah melihat file foto di kamera. "Romy, aku juga sering melihat kupu-kupu satunya itu," lanjutnya memberi tahu. "Benarkah?" "Iya." Keduanya berpikir bahwa kedua kupu-kupu itu memang serangga cantik yang sering mereka lihat, kini mereka bersama seperti kebersamaan Romy dan Julia, sungguh menakjubkan. Kedua kupu-kupu itu hinggap di bunga berwarna ungu, Romy mencari kesempatan untuk memotret kedua kupu-kupu terebut, pasti sangat istimewa, Julia pun berpikiran begitu. Akhirnya, Romy berhasil memotret 2 kupu-kupu mesra itu dengan sempurna. "Ini sangat keren! Akan aku abadikan foto ini," ucap Romy. "Coba lihat!" pinta Julia. "Wow, ini sangat sempurna!" lanjutnya setelah melihat hasil foto. Mereka memperhatikan foto itu bersama, wajah mereka tampak dekat. Sesaat kemudian, Romy melihat wajah manis Julia dengan terpana. "Apa yang kamu lihat?" tanya Julia mengetahui itu. "Apa? A-aku melihat foto ini!" jawab Romy mengelak. "Masa?" "Serius!" "Aku gak percaya!" "Beneran, nih foto 2 kupu-kupu yang sangat sempurna!" Julia hanya menghela napas karena mengetahui Romy tidak mengaku. Setalah itu, Romy mengajak lanjut perjalanan, karena 2 kupu-kupu itu terbang menjauh, namun masih bersama-sama. Saat itu juga, Romy dan Julia foto bersama dengan background hutan, karena tidak ada orang lain, mereka hanya bisa memotret dengan tangan sendiri. Romy juga memotret Julia sendirian di dekat bunga, menyuruhnya memegang bunga agar terlihat semakin cantik, dengan malu-malu, Julia melakukan itu, hingga akhirnya Romy mendapat foto Julia yang terlihat semakin cantik itu. "Cantik sekali bidadari ini, betapa beruntungnya pria yang mendapatkan dia," ucap Romy mengagumi dan merayu Julia. "Dasar tukang gombal! Nyebelin!" ucap Julia. "Aku serius!" "Biarin! Sini, gantian kamu yang di foto!" pinta Julia. "Gak mau!" balas Romy. "Apa? Curang!" kesal Julia. "Pokoknya aku gak mau difoto!" Romy kabur kerena dia malu difoto, meski yang memotret adalah kekasihnya sendiri. Melihat itu, Julia mengejar Romy. "Romy! Berhenti! Jangan curang donk!" "Aku gak suka difoto, maaf saja!" "Dasar curang!" Romy terus menjauh sambil terkekeh senang, Julia terus mengejar, namun akhirnya putus asa dan menerima bahwa Romy benar-benar tidak mau difoto. "Ya udahlah, mau gimana lagi," gumamnya. Romy melihat Julia agak lelah, sehingga Romy berhenti berlari, kemudian mendekati kekasihnya tersebut. "Apa kamu lelah?" tanya Romy. "Iya," jawab Julia agak cemberut, sebenarnya dia ingin dimanja. "Kalau gitu kita cari tempat istirahat!" "Aku udah gak kuat berjalan. Aduh!" ucap Julia, dia pura-pura jatuh dan lemas. "Julia!" kaget Romy. Mengetahui Julia hampir jatuh, Romy segera menangkap badan Julia. Kini mereka terlihat mesra dan saling pandang sekian detik, bahkan tanpa berkedip. Sesaat kemudian, Romy tersadar. "Baiklah, sebaiknya aku gendong kamu!" Hati Julia sangat bahagia, karena rencananya berhasil. Romy segera menggendong Julia di depan bagai permaisuri, sungguh manja tapi itu lebih baik, karena Julia memang agak lelah. Julia tersenyum lebar dan itu diketahui oleh Romy. "Ngapain senyum puas begitu, jangan-jangan kamu hanya pura-pura jatuh tadi?" ucap Romy. "Hah, kata siapa?" "Kata perasaanku!" "Jangan dipikirkan! Aku memang lelah tau!" Romy menghela napas, dan akhirnya menerima situasi tersebut. "Mau gimana lagi," ucap Romy. Julia semakin bahagia, tapi berusaha menyembunyikan kebahagiaan tersebut. Romy mencari tempat istirahat yang nyaman dan tidak jauh dari situ, yaitu di sekitar pohon mangga dan dekat air terjun, ada juga pohon delima di dekatnya, sungguh tempat yang istimewa. Romy menurunkan Julia tepat di atas batu besar. Di situ tempatnya sangat sejuk dan rindang, hampir tidak ada panas matahari yang menyinari, karena tertutupi pepohonan. Julia terkagum dengan indahnya tempat itu, dia merasa bahwa itu adalah tempat terindah yang pernah dia kunjungi.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN